Liputan6.com, Jakarta - Berbicara tentang kopi, setiap orang sangat mungkin memunculkan angan berbeda antara satu dengan yang lain. Mungkin ada yang mengingatnya sebagai teman di sore hari saat berbincang dengan ayah di teras rumah.
Namun, sisanya boleh jadi menggambarkan kopi sebagai passion, budaya, bahkan mungkin gaya hidup. Walau baru booming beberapa tahun belakang, kopi nyatanya memiliki sejarah panjang di dalam negeri.
Advertisement
Baca Juga
Ya, Indonesia bisa dikatakan cukup terkenal sebagai produsen beragam kopi, baik robusta maupun arabika, dari sejumlah wilayah di tanah air. Sebegitu banyak pilihan, kopi mana saja sih yang sebenarnya jadi unggulan?Â
"Buat saya setiap kopi akan punya kecantikan dan keburukan masing masing. Namanya juga hasil alam. Kalau melihat dari sisi enak atau tidak, unggulan adalah apa yang sesuai dengan selera kita," kata salah satu pecinta kopi yang sudah malang-melintang di dunia kopi Adi Taroepratjeka lewat pesan singkat pada Liputan6.com, Jumat, 23 November 2018.
Adi menjabarkan beberapa nama yang dikenal sebagai kopi unggulan dari beberapa wilayah di Indonesia. Mulai dari Aceh, sampai Flores, berikut daftar kopi unggahan asli Indonesia menurut Adi.
Â
Gayo, Aceh
Siapa tak tahu kopi satu ini? Sudah sangat familiar tak hanya di dalam, namun juga luar negeri, kopi arabika asal Aceh tersebut dikenal lewat rasanya yang tidak konsisten. Sesekali pahitnya lebih dominan, namun di lain waktu malah rasa asam yang tertinggal.
Perbedaan ini timbul, lantaran biji kopinya ditanam di ketinggian berbeda. Saking populer, penyajian Gayo acap kali dikombinasikan dengan beberapa bahan lain, termasuk wine. Mungkin Anda mau coba untuk mendapatkan sensasi minum kopi berbeda.
Mandailing, Sumatera Utara
Secara umum, karakter rasa kopi Mandailing cenderung medium acidity dengan aroma buah dan rasa sedikit manis. Gemanya memang tak senyaring Gayo, pun beberapa kopi lain asal Sumatera Utara seperti Sidikalang dan Lintong.
Namun, sejarah kopi ini nyatanya bisa ditarik dari zaman penjajahan Belanda. Jenisnya pun macam-macam, tergantung micro climate dan pengolahan petani pasca-panen. Perlahan, kepopuleran kopi Mandailing menanjak, terlebih jenis ini pernah disajikan di pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Putri, tahun lalu.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kopi Andalan Indonesia
Palintang, Jawa Barat
Palintang merupakan pendatang baru, lantaran dibudidayakan pada 1999. Kopi ini termasuk kopi Arabika dengan karakter rasa asam, pahit, dan sedikit aroma vanilla. Walau masih 'muda', kopi ini nyatanya sudah dilirik pasar Eropa. Rasanya pun sangat mungkin bersaing dengan beberapa kopi asal Jawa Barat, yakni Puntang, Malabar, dan Pangalengan.
Kopi Lanang, Jawa Timur
Kopi dengan kadar kafein tinggi ini sekarang dikembangkan PT Perkebunan Nusantara XII Perkebunan Malangsari, Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan rasanya yang kuat, kopi jenis robusta ini tak hanya dikenal sebagai penghalau kantuk, tapi juga disebut bisa menambah vitalitas lelaki.
Benteng Alla Utara, Sulawesi Selatan
Siapa bilang Sulawesi Selatan hanya punya kopi Toraja? Jauh di wilayah Enrekang, terdapat kopi Benteng Alla Utara yang mulai naik daun. Ketika masih berupa bubuk, kopi ini memiliki aroma pedas, manis, dan kokoa. Sementara kalau sudah diseduh, aroma manis seperti gula merah malah dominan tercium.
Manggarai, Flores
Dengan sedikit aroma kokoa, kopi Manggarai sangat cocok bagi Anda yang suka rasa kopi light. After taste-nya, baik robusta dan arabika, tak meninggalkan kesan berat di mulut. Kopi Manggarai sempat dinobatkan sebagai kopi terbaik di Indonesia pada 2015 oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia serta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember.
Advertisement