Mengenal Tas Koja, Kantong Khas Warga Baduy dari Hasil Hutan Adat

Meski terlihat ringkis, tas koja buatan perajin Baduy nyatanya sangat kuat. Anda berminat?

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2018, 04:01 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 04:01 WIB
Tas Koja Baduy
Tas koja khas suku Baduy. (dok. Instagram @mendadak_muncak/https://www.instagram.com/p/BqfA5QyhxIW/Dinny Mutiah)

Lebak - Pernah lihat warga Baduy membawa kantong berjaring-jaring yang diisi banyak barang? Itulah tas koja.

Dilansir Antara, kantong ramah lingkungan itu terbuat dari kulit pohon tereup yang terdapat di kawasan hutan adat masyarakat Baduy. Proses pembuatannya, kulit pohon disayat tipis-tipis dan dipilin menyerupai tali.

Selanjutnya, tali tersebut dijalin hingga membuat tas. Bentuknya yang unik memiliki nilai seni. Sementara, fungsinya beragam rupa, bahkan bisa menjadi tas sekolah.

Meski terlihat ringkih, tas koja nyatanya sangat kuat dan tahan lama karena menggunakan bahan alami. Tak heran bila banyak orang luar Baduy yang meminatinya, termasuk para pengunjung pameran Pekan Ekonomi Kreatif di Pasir Ona Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Kebanyakan pengunjung membeli tas koja hingga memesan dengan jumlah banyak. Harganya hanya Rp 30 ribu/tas.

"Kebanyakan pemesan tas koja untuk dijual kembali," kata Amir, seorang perajin Badui saat ditemui di stan "Pekan Ekonomi Kreatif" di Lebak, Rabu (5/12/2018).

Ia mengatakan, pengunjung pameran hampir setiap hari memadati stan kerajinan masyarakat Badui karena memiliki keunikan dan daya tarik. Perajin Baduy secara langsung memproduksi kain tenun dan tas koja.

Para pengunjung bisa melihat langsung cara memproduksi kerajinan tas koja dan kain tenun dengan menggunakan peralatan tradisional. "Kami sangat terbantu mengikuti pameran ini karena omzet pendapatan meningkat," katanya.

 


Paling Favorit

Yandhi Deslatama/Liputan6.com
AHY mendatangi kampung Baduy.

Tak hanya tas kota, para perajin Baduy juga menjual aneka produk kerajinan lainnya, seperti kain tenun, batik, suvenir, selendang, dan baju kampret.

Pengunjung pameran itu bukan warga Kabupaten Lebak saja, tetapi juga dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor dan DKI Jakarta.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan pengunjung, terutama tas koja," kata Amir.

Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pameran "Pekan Ekonomi Kreatif" untuk mempromosikan pemasaran produk aneka usaha kerajinan masyarakat. Ia menyebut pelaku UMKM di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang, termasuk kerajinan masyarakat Badui.

Kegiatan pameran ini, kata dia, untuk mendorong pelaku UMKM bisa bersaing sehingga perlu peningkatan kualitas. "Kami mengapresiasi produk UMKM Lebak cukup bagus dan tidak kalah dengan produk pabrik," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya