Siasat Atasi Kecemasan Ibu agar Periode Emas Bayi Maksimal

Kecemasan ibu yang berlarut-larut akan mengganggu pertumbuhan penting dalam periode emas si bayi.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Jan 2019, 22:15 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 22:15 WIB
Acara Talkshow
Pembahasan mengenai pentingnya menjaga kulit bayi di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jakarta Pusat. (dok. Liputan6.com/Esther Novita Inochi)

Liputan6.com, Jakarta - Periode emas bayi terjadi pada 1000 hari pertama kelahirannya. Masa keemasan tersebut dimulai sejak 270 hari di kandungan sang ibu sampai 370 hari atau tepat 2 tahun pertama setelah ia dilahirkan. Masa ini dinamakan periode emas sebab terjadi perkembangan otak yang sangat pesat terhadap bayi.

Begitulah yang diungkapkan oleh dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, dokter spesialis anak pada saat peluncuran wajah baru produk perawatan kulit bayi Pigeon. Bersama psikolog Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi yang akrab disapa Bunda Romy, mereka memaparkan tentang periode emas bayi dalam acara yang digelar di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/1/2019).

"Pertumbuhan bayi di 1000 hari pertama kehidupan mereka mulai dari janin tidak lepas dari kondisi psikologis ibunya," jawab psikolog yang akrab disapa dengan Bunda Romy tersebut. Kondisi yang dimaksud ini termasuk kondisi selama mengandung hingga melahirkan buah hatinya.

Bunda Romy mengatakan bahwa fase 1000 hari pertama sang bayi pastinya akan membawa banyak perubahan. Perubahan-perubahan inilah yang menghasilkan kecemasan bagi ibunya. "Kecemasan itu hal yang wajar terjadi di kalangan ibu," lanjutnya.

Walaupun kecemasan sering melanda para ibu, perasaan itu harus segera diatasi. Kecemasan yang terlalu larut bisa berakibat buruk.

"Kalau tidak diatasi, akan berpengaruh terhadap perkembangan stimulasi (ransangan, -red) si anak," papar Bunda Romy.

Mengenal Stimulasi

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Stimulasi merupakan kegiatan untuk meransang kemampuan dasar bayi, karena itu stimulasi sangat penting untuk diberikan kepada anak. Dengan stimulasi, anak bisa mengembangkan kemampuan kognitif, fisik dan sosial emosinya melalui sang ibu.

"Makanya penting untuk ibu agar tidak terlalu cemas, sehingga tidak terjadi kegiatan stimulasi yang berlebihan atau malah sebaliknya," kata Bunda Romy.

Para ibu bisa mengurangi kecemasan tersebut dengan memperbanyak pengetahuan dan memilah informasi yang diterima. Tak hanya itu, para ibu juga disarankan agar tidak melakukan stimulasi berdasarkan tren, karena bisa menyesatkan dan belum tentu tepat.

Stimulasi pun bisa dimulai dari masa kehamilan atau 270 hari pertama sang anak dikandung. "Berikan lewat suara atau sentuhan lembut melalui perut Ibu," sarannya. Dan bila sang anak lahir hingga berusia 2 tahun nanti, mereka bisa diberi stimulasi melalui aktivitas sehari-hari mereka.

Nutrisi di Samping Stimulasi

makanan padat
ilustrasi bayi/copyright Pixabay

Tak hanya stimulasi, pemberian nutrisi yang tepat pun penting saat periode emas si anak. "Nutrisi, imunisasi, dan perawatan yang tepat sangat dibutuhkan untuk kesehatan anak," ungkap Bernie.

Dr. Bernie mengatakan bahwa stimulasi yang tepat tidak hanya cukup bila tidak diimbangi dengan nutrisi yang seimbang. "Keduanya sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan otak dan perkembangan mereka," jelasnya.

Di samping itu semua, Bernie juga mengingatkan untuk tetap memperhatikan dan merawat kulit bayi. Sebab, kulit bayi itu sensitif dan lebih tipis sehingga lebih rentan terkena penyakit, seperti alergi, iritasi dan ruam.

"Karena itu, para Ibu harus bisa menjaga kesehatan dan kebersihan kulit bayi mereka selama masa keemasannya," pungkas dr. Bernie. Cara pemberian stimulasi pun, lanjutnya, bisa berpengaruh terhadap kesehatan kulit bayi, karena kulit bayi sangat sensitif terhadap cahaya dan suhu di sekitarnya. (Esther Novita Inochi)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya