Indahnya Instalasi Puitis Kolaborasi kristal Swarovski yang Penuh Makna

Jangan lewatkan keindahan Instalasi The Story of Cahaya, hasil kolaborasi apik seni fotografi, kristal Swarovski, audio visiual, dan teknologi cahaya yang memukau di Senayan City.

oleh Karla Farhana diperbarui 13 Mei 2019, 08:38 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 08:38 WIB
[Fimela] The Story of Cahaya
The Story of Cahaya (Foto: dok Senayan City)

Jakarta Seni instalasi kian menjadi primadona, selain dapat dinikmati keindahannya seni instalasi juga apik untuk diabadikan. Di era serba digital tentu hal semacam ini menjadi salah satu hal yang bisa diunggah dan memperkaya tampilan aku media sosial penikmatny. The Story of Cahaya, sebuah instalasi puitis dan futuristik yang bekerja sama dengan Swarovski. 

Hadir di Senayan City Level 1, Jakarta Pusat hingga 25 Mei 2019, Collaborative art space ini dipersembahkan oleh Axioo Photography, Infico Indonesia, V2 Indonesia, Yogie Pratama, dan Royal Design. Instalasi Cahaya ini menampilkan karya-karya seni nan puitis dan futuristik yang juga merupakan perpaduan natara seni fotografi, loghting technology, kristal Swarovski, serta audio visual. 

"Cahaya itu sangat penting untuk kita, dan sangat dibutuhkan dalam semua kegiatan dan urusan dalam hidup. Oleh karena itu, cahaya merupakan elemen krusial yang ingin kami terapkan dalam kolaborasi ini," jelas founder Axioo Photography Fen Soong. 

Berbeda dari instalasi karya seni lainnya, menurut Fen juga, Cahaya akan membawa para pengunjung menikmati dan mengalami suatu perjalanan interaktif yang penuh inspirasi. Bahkan, beberapa karya mungkin akan menyentuh hati Sahabat Fimela begitu melihatnya. 

Pasalnya, kolaborasi yang melahirkan beberapa karya seni ini bukan hanya indah, namun mengandung makna yang cukup dalam. Seperti La Fleur instalasi bernuansa mewah oleh Alit Sentosa, pendiri Infico. 

Alam dan Elemen Sentosa

[Fimela] CAHAYA La Fleur
CAHAYA La Fleur, oleh Infico | Istimewa

Lewat instalasi kontemporer yang terbuat dari Swarovski Crystal Elements terbesar yang pernah dibuat di Indonesia, La Fleur menceritakan alam dan elemen semesta. Rangkaian kristal biru berbentuk bunga tersebut melambangkan gerbang langit. 

Selain itu, juga ada karya tembaga dan permainan sinar yang menghadirkan tulisan Cahaya.

Hutan Cahaya

 

[Fimela] Hutan Cahaya
Hutan Cahaya by Infico Indonesia | Istimewa

Selain La Fleur, Alit juga menuangkan imajinasi dan rasa cintanya terhadap angkasa luar dalam sebuah instalasi yang memukau, Hutan Cahaya. Seperti memasuki dunia Avatar, pengunjung akan tercengang dengan instalasi karya menggunakan teknologi fiber optic yang aman dan bahkan dapat diterapkan di rumah, gedung, maupun kolam renang. 

Dark and White Room

[Fimela] Fen Soong
Fen Soong saat berpose di White Room | Istimewa

Cahaya bukan hanya berguna dalam setiap aktivitas dan kebutuhan manusia. Tetapi juga penting dalam dunia fotografi. Pada instalasi White Room 'Listen with Your Eyes,' Axioo Photography mengajak pengunjung untuk menjadi pendengar, bukan hanya melalui telinga tetapi juga lewat mata. 

Fen menghadirkan elemen serba putih dan juga microphone putih sebagai salah satu cara untuk menjernihkan pikiran dan melihat dengan lebih baik. 

Sementara di Dark Room, pengunjung akan dibawa untuk terhanyut dalam keindahan wedding photos hitam putih hasil jepretan kamera analog. Momen berharga yang tertangkap kamera ini menjadi cahaya bagi para pengunjung. 

Silent Disco dan Imaginaire

[Fimela] Silent Disco dan Imaginaire
Silent Disco karya V2 Indonesia dan Imaginaire karya Yogie Pratama | Istimewa

Cahaya nampaknya juga memiliki andil besar dalam sebuah teknologi futuristk. V2 Indonesia mempersembahkan Silent Disco, sebuah pengalaman seru dan tak terlupakan di atas lantas dansa penuh lampu warna-warni. Di atas lantai dansa ini, kamu bisa mengenakan headphone yang tergantung dan menari bersama-sama pengunjung lainnya. 

Tepat di sebelah lantai dansa tersebut, juga hadir karya desainer baju pengantin terkemuka, Yogie Pratama, bertajuk Imaginaire. Terinspirasi dari gemerlapnya dunia di tahun 1980-an, Yogie menghadirkan elemen cahaya dalam karya busananya. 

Menurut Yogie, cahaya merupakan seorang perempuan yang mampu mencuri dan menjadi pusat perhatian. Busana yang mampu mentransformasikan si pemakai menjadi cahaya bagi sekitarnya ini ternyata pernah dikenakan Bunga Citra Lestari. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya