Sasar Milenial, Swarovski Perkenalkan Koleksi Fall/Winter 2019

Swarovski menghadirkan koleksi Fall/Winter 2019 dengan teknik pemotongan imperial cut dan bentuk-bentuk terbaru yang bisa diaplikasikan ke beragam media.

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Feb 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 21:00 WIB
Usung Tema Be Yourself, Swarovski Perkenalkan Koleksi Fall/Winter 2019
Swarovski menghadirkan koleksi Fall/Winter 2019 penuh warna yang mengusung tema Be Yourself. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen kristal ternama dunia, Swarovski memperkenalkan koleksi Fall/Winter 2019. Untuk kali ini, mereka kembali hadir dengan mengusung sebuah tema yang memiliki makna yang mendalam, khususnya untuk kaum milenial.

"Tema kita Be Yourself, jadi intinya new milenial generation pada dasarnya semua mau menjadi diri sendiri. I'm not you, you're not me, I just wanna be myself," kata Eva Kartika, Business Development Manager Swarovski Professional, Indonesia di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Lewat membawa pesan tersebut, Swarovski pun menghadirkan beberapa item. Koleksi terbaru tak hanya tampak dari sentuhan warna yang mengikuti tren, tetapi juga bentuk-bentuk menarik.

"Makanya, ada beberapa item seperti sew on itu buat jahit. Kita create ukurannya yang jauh lebih besar karena mau lebih expose diri sendiri. Makanya, ada beberapa koleksi yang ukurannya lebih besar dari ukuran normal item kita. Salah satu shape terbaru imperial cut," tambahnya.

Pemilihan warna sendiri merujuk pada tren yang tengah berkembang saat ini. Swarovski mengeksplorasi warna-warna baru yang tidak hanya menjadi sorotan di Indonesia, tetapi juga secara global.

"Based on trend, misalnya tahun lalu lebih ke royal warna royal blue kalau kali ini warnanya shine lacquer delight. Kalau imperial stone lebih mengikuti warna berlian dan lebih untuk jewelry kita lihat market jewelry seperti apa arahnya kemana, dari market trend-nya seperti apa," lanjutnya.

Di Indonesia, teknik pengaplikasian Swarovski yang paling populer adalah hot fix. Eva pun menjelaskan perihal alasan di balik teknik hot fix menjadi favorit dan begitu diminati di Tanah Air.

"Teknik hot fix paling favorit karena penggunaannya sangat mudah sekali dan indah. Aku lihat customer yang datang blink-blink satu karena limitless possibility, mau dibentuk seperti apapun bisa, bentuk bunga, butterfly, leaf, jadi logo atau nama tulisan," ungkap Eva. 

Berkualitas Tinggi

Swarovski
Koleksi Fall/Winter 2019 Swarovski. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Swarovski juga memberikan jaminan terkait kualitas dari setiap produk dan koleksi yang mereka perkenalkan. Bukan tanpa alasan, tetapi karena quality test yang dilakukan ratusan kali untuk menguji daya tahannya.

"Teknik pemanasan tidak mengubah warna karena kita ada quality test. Swarovski terkenal dengan kualitasnya, sweat resistant, parfum resistance dan washproof. Berkali-kali dipakai nggak akan hilang shine-nya, itu keunggulan Swarovski," tambahnya.

"Standarnya hot fix kita ada guide line nya. Tes ratus kali masih bisa. 150-200 kali (tes) still stick," lanjut Eva.

Di sisi lain, Eva juga menjelaskan Swarovski masih ingin lebih jauh memperkenalkan Swarovski Pearl di Indonesia. Hal ini dipicu oleh banyaknya mutiara imitasi yang ringan dan mudah mengelupas.

"Swarovski pearl harganya mungkin memang relatif tinggi, maksudnya dengan harga sekian sudah bisa mirip dengan mutiara asli. Kualitas karena kita nggak gampang ngelopek, dalamnya kristal dan luarnya kita copying sama persis seperti mutiara. Dari sisi berat sama sama mutiara asli, lebih prestige kalau orang pakai fashion jewelry selalu ikut tren, warna dan bentuk baru selalu ikutin," tutur Eva.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya