Keceriaan dan Semangat Anak-anak Down Syndrome Saat Perayaan Natal dan Tahun Baru

Memiliki kekurangan bukan menjadi alasan untuk berhenti berprestasi.

oleh Asnida Riani diperbarui 14 Des 2019, 22:06 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 22:06 WIB
Penampilan anak-anak down syndrome.
Penampilan anak-anak down syndrome.(Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti keterbelakangan mental atau down syndrome . Meskipun memiliki kekurangan bukan berarti mereka harus menyerah dengan keadaan, G-Star salah satunya.

Sekumpulan anak down syndrone tersebut menari dengan ceria dalam rangkaian pertunjukan “It’s Christmas Time” yang diselenggarakan Mal Ciputra, Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.

Dengan berpakaian yang serba putih, mereka menampilkan kehebatannya dalam pertunjukan puisi yang diiringi oleh piano dan tarian sert alunan llagu-lagu yang ceria. Kebahagaian dan kepolosan tampak dari wajah mereka yang antusias menunjukkan kemampuannya.

Mereka terdiri dari 13 orang yang memiliki keterbelakangan mental, yaitu kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual.

Kehadiran anak-anak down syndrome dalam acara tahunan itu menjadi hal yang berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya yang diselenggarakan Mal Ciputra. Konsep perayaan tahunan kali ini lebih mengedepankan berbagi kasih dengan sesama.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Nama Panggung

Pembacaan puisi oleh Petra Angela
Pembacaan puisi oleh Petra Angela. (Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Penampilan mereka hari itu diawali dengan pembacaan puisi dari sebuah buku karya salah satu anggotanya, yaitu Petra Angelia. Menurut Petra, puisi yang bertemakan mimpi tersebut berjudul Suara Hati. Bagi Petra, menjadi pembaca puisi ialah salah satu cita-citanya.

Pembacaan puisi yang menyentuh hati itu diiringi dengan alunan piano. Menurut Karina Syahna, penampilan pembacaan puisi diiringi dengan piano ialah pengalaman pertama kalinya di Mal Ciputra ini.

Setelah Petra Angela, dilanjutkan dengan  teman-teman yang lain. Mereka naik ke atas panggung dan menari bersama. Lagu berirama semangat mengiringi gerakan lincah mereka.

Menurut Karina, penampilan menakjubkan dari G-Star merupakan buah hasil latihan sebanyak empat kali yang berlangsung selama empat hingga lima jam. Ia melatih teman-temannya yang lain untuk belajar menari dengan telaten.

Kehadiran mereka membawa aura semangat dan keceriaan. Apalagi, saat mereka menyebutkan nama panggung masing-masing. Ada yang bernama Raffi Ahmad, Aliando Syarief, hingga Syahrini.

Bagi Karina yang merupakan None Jakarta 2017,  anak-anak down syndrome juga memiliki kemampuan. Hal itu ditunjukkan dengan tampilnya G-Star di Singapura dan mendapatkan banyak apresiasi. Anak-anak berkebutuhan khusus pun bisa berprestasi dengan baik.

 “Harapan untuk ke depan, semoga kami bisa bersama-sama untuk menginspirasi dan terus berbagi,”ujar Karina. (Tri Ayu Lutfiani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya