Liputan6.com, Jakarta - Di tengah rasa waswas yang melanda dunia akibat serangan virus Corona baru (COVID-19), terselip kabar bahagia dari Bhutan. Kerajaan kecil di Asia Selatan itu kedatangan anggota kerajaan baru setelah Ratu Jetsun Pema melahirkan anak kedua pada Kamis, 19 Maret 2020.
Sang ratu melahirkan bayi lelaki di Istana Lingkana di Thimphu. Nama pangeran kecil itu belum diumumkan dan sepertinya baru akan disampaikan beberapa minggu kemudian. Hal itu berkaca pada pengalaman sebelumnya, yakni saat mengumumkan nama Jigme Namgyel Wangchuck sebagai nama anak pertama baru disampaikan lebih dari dua bulan setelah kelahirannya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman TownandCountrymag, Senin (23/3/2020), pengumuman kelahiran bayi kerajaan disampaikan lewat akun Instagram Ratu Bhutan.
"Sang ratu dan bayi kerajaan dalam kondisi baik, dan Yang Mulia The Gyalsey sangat senang melihat adik kecilnya," tulis akun tersebut.
Keluarga kerajaan itu juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim medis yang membantu kelahiran sang pangeran. Ia juga menyampaikan terima kasih atas doa dan harapan yang diberikan kepada anak keduanya.
Tak ada selebrasi dalam kelahiran bayi kerajaan itu. Ratu dan Raja Bhutan menyadari kegentingan yang dialami di seluruh dunia, termasuk di negerinya, akibat COVID-19 yang terus menyebar. Meski begitu, negeri yang berjuluk Negara Naga tersebut baru mengonfirmasi satu kasus positif COVID-19.
"Meski ini menjadi momen membahagiakan bagi keluarga kerajaan, negara, dan orang-orang Bhutan, Yang Mulia berharap seluruh warga Bhutan untuk bersikap bijak, bertanggung jawab dan saling mendukung dalam kondisi pandemi virus COVID-19," demikian pernyataan Ratu Bhutan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Keluarga Sederhana
Ratu Bhutan Jetsun Pema menikah dengan Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck pada 13 Oktober 2011. Kedua insan itu berbeda usia 10 tahun. Sang Raja rela menunggu 14 tahun sebelum ia menikahi Ratu Jetsun.
Jetsun Pema merupakan warga biasa, tetapi memiliki segudang prestasi. Ia menguasai Bahasa Dzongkha, bahasa resmi Bhutan, dan fasih berbahasa Inggris dan Hindi.
Meski berstatus anggota kerajaan, keduanya hidup dengan sederhana. Sang Raja tak segan turun ke dapur dan membantu warga menyiapkan makanan.
Walau termasuk negara berpendapatan rendah, Bhutan dikenal sebagai negara kerajaan bahagia. Hidup sederhana tidak menghentikan mereka merasa bahagia.
Advertisement