Gerakan Donasi Masker Kain, Melawan Egoisme Pribadi di Masa Pandemi

Memakai masker sebenarnya simpel, namun masih banyak yang tak pakai dengan berbagai alasan pribadi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Jun 2020, 18:02 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 18:02 WIB
Gerakan Donasi Masker Kain, Melawan Egoisme Pribadi di Masa Pandemi
Donasi masker kain Blibli.com. (dok. Blibli.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah daerah mulai memberlakukan fase new normal. Meski ada pelonggaran mobilitas, bukan berarti semua orang bisa mengabaikan protokol kesehatan begitu saja. Masker menjadi benda yang wajib dikenakan oleh siapa pun saat beraktivitas di luar rumah.

Meski produksi masker kain meningkat, tak sedikit warga Indonesia yang masih kesulitan memperolehnya. Berangkat dari hal itu, sejumlah komunitas dan perusahaan menggalang donasi untuk membantu penyediaan masker kain. Salah satunya dilakoni Blibli yang bekerja sama dengan Gerakan Masker untuk Indonesia mendonasikan lebih dari 4.000 masker melalui program Bliblioneers Berdonasi.  

Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 12 Juni 2020, Blibli menyalurkan donasi tersebut melalui yayasan Langkah Kasih untuk dikirimkan ke Indonesia bagian timur khususnya bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap masker kain. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya penggunaan masker kain dalam menekan penyebaran virus COVID-19.

Bunadi Lasyim, Senior Vice President of General Services sekaligus Ketua Tim Tanggap Corona untuk Blibli menyampaikan, "Diharapkan melalui langkah kecil yang kami lakukan ini, dapat menginspirasi banyak orang untuk sama-sama berpikir positif, saling membantu dan tetap menjaga diri kita masing-masing dengan mematuhi protokol kesehatan dan memperlengkapi diri dengan alat perlindungan yang memadai." 

Kevin Osmond perwakilan dari Gerakan Masker untuk Indonesia menekankan perlunya kolaborasi yang berkelanjutan agar dapat menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi dampak penyebaran COVID-19 perlu adanya kolaborasi yang berkelanjutan. "Kita tidak dapat bekerja sendiri sehingga perlu adanya kerja sama dan komitmen seluruh pihak," katanya.

Selain Blibli, gerakan donasi masker kain juga digalang oleh sebuah agensi, Fortuna, Deputi CEO Fortuna, melalui gerakan MasCare. Gerakan tersebut dilakukan bersama berbagai lapisan masyarakat, termasuk figur publik dan sejumlah brand, dengan tujuan untuk menebarkan semangat positif dalam bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Deputy CEO Fortuna, Ratna Puspitasari, menerangkan MasCare diambil dari kata masker dan care. Wujudnya adalah masker kain yang didesain khusus oleh Fortuna dengan gambar orang bergandengan tangan dan menyuarakan “We are in this together.” Menurut dia, gambar tersebut untuk mengingatkan bahwa Indonesia perlu bersatu dan saling menguatkan dalam menghadapi masa sukar dalam pandemi.

"Gerakan MasCare #WeAreInThisTogether  merupakan cara kami mengingatkan bahwa Indonesia perlu bersatu dan saling menguatkan dalam menghadapi masa sukar ini," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Masker Jadi Media

Gerakan Donasi Masker Kain, Melawan Egoisme Pribadi di Masa Pandemi
Masker kain yang didonasikan lewat gerakan MasCare. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Ratna mengungkapkan ide Mascare dipublikasikan pada hari ulang tahun pertama Fortuna, sesaat sebelum PSBB dimulai. Saat itu, perdebatan tentang apakah masker perlu digunakan atau tidak oleh semua orang masih belum mencapai titik temu. Meski begitu, Fortuna melihat masker sebagai medium yang sangat potensial dan dapat berpengaruh besar jika diberi pesan yang menguatkan.

"Di saat mulut dan wajah tertutup masker kain, MasCare justru digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan positif yang menebarkan semangat kuat dalam kebersamaan #WeAreinThisTogether," katanya.

Sejumlah figur ternama ikut terlibat dalam gerakan tersebut. Salah satu di antaranya adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia mengapresiasi gerakan tersebut sembari mengingatkan soal penggunaan masker yang benar, rajin mencuci tangan, dan menerapkan jaga jarak aman.

"Sekarang ini, bukan saatnya egois hanya memikirkan keselamatan diri sendiri saja. Physical-distancing dan memakai masker bukan hanya untuk kebaikan kita tapi juga untuk kebaikan orang banyak," ujar Donna Agnesia menambahkan.

Meski begitu, masker kain yang disebar masih kurang ideal lantaran hanya terdiri satu lapis saja. Merujuk penjelasan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, masker kain yang ideal terdiri dari tiga lapis. 

Lapisan pertama adalah lapisan hidrofilik, seperti katun yang dilapisi lapisan yang bisa mendukung agar filtrasi lebih optimal. "Bisa dari katun atau polyester," kata dr. Reisa dalam konferensi pers, Selasa, 9 Juni 2020.

Lapisan berikutnya, kata Reisa, adalah lapisan hidropobik atau lapisan anti-air yang terbuat dari polyprofilen atau poliester.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya