Setelah Makan Sambil Jalan, Kini Muncul Larangan Menelepon Sambil Jalan di Jepang

Kalau ingin menggunakan ponsel, warga di sebuah kota di Jepang ini bisa menggunakannnya, seperti di taman atau di jalan-jalan.

oleh Komarudin diperbarui 27 Jun 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 14:30 WIB
Ilustrasi pakai telepon sambil jalan
Ilustrasi pakai telepon sambil jalan (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Yamato di Jepang mencuri perhatian karena menjadi kota pertama yang melarang orang menggunakan telepon pintar sambil berjalan di tempat-tempat umum. Kebijakan tersebut akan berlaku pada 1 Juli 2020.

Larangan tersebut menyusul selesainya rancangan peraturan di majelis kota di Prefektur Kanagawa. Namun, peraturan tersebut tak membawa konsekuensi hukum bagi mereka yang mengabaikannya, seperti dilansir dari Kyodo, Jumat, 26 Juni 2020.

Mereka berharap orang akan lebih memahami bahwa smartphone harus digunakan dalam kondisi saat orang ketika tidak berjalan. Menurut peraturan tersebut, pejalan kaki harus berhenti di mana mereka tidak menghalangi lalulintas.

Jika mereka ingin menggunakan smartphone, mereka bisa menggunakannnya, seperti di taman atau di jalan-jalan. Namun, bukan menggunakan sambil berjalan.

Pada Januari 2020, kota ini melakukan penelitian di dua lokasi dan mengamati total sekitar 6.000 pejalan kaki. Mereka menemukan bahwa sekitar 12 persen pejalan kaki menggunakan ponsel cerdas mereka sambil berjalan.

Setelah survei, rancangan larangan menelepon sambil jalan itu diserahkan ke majelis kota pada 1 Juni 2020. Pada Kamis, 25 Juni 2020 peraturan tersebut selesai dibahas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Larangan Makan Sambil Jalan

Ilustrasi larangan main telepon di jalanan (iStock)
Ilustrasi larangan main telepon di jalanan (iStock)

Sebelumnya, kota Kamakura menerapkan peraturan yang melarang orang makan sambil jalan sejak April 2019. Penerapan peraturan itu karena dilakukan karena satu masalah utama kota itu adalaj sampah kemasan dan sisa makanan, yang dapat mendatangkan hewan dan mengganggu kebersihan sehingga harus dibersihkan oleh penduduk setempat.

Peraturan tersebut dipasang di tempat umum demi membangun kesadaran akan masalah ini ketimbang menghukum para pelancong. Tak ada denda bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.

Kerisauan tentang makan sambil berjalan tak hanya terkait dengan potensi tumpahan dan membuat pakaian menjadi berantakan. Banyak orang Jepang percaya bahwa makan sambil jalan dianggap tak menghargai makanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya