Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang biasa membawa tumbler pribadi saat beli kopi ke kedai? Kebiasaan itu ternyata tak bisa leluasa dilakukan lagi di masa pandemi. Peningkatan kesadaran akan higienitas membuat sejumlah kedai memberlakukan kebijakan untuk melayani pembelian hanya menggunakan tempat minum sekali pakai.
"Memang kalau langganan bawa tumbler sendiri, karyawan harus spare waktu ekstra untuk sterilisasi. Harus nyuci ulang dan sanitasi lagi tumbler-nya," ujar Ardhini Hapsari, PR Manager Kisaku, kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu, 15 Juli 2020.
Advertisement
Baca Juga
Penggunaan gelas sekali pakai jelas berkontribusi pada peningkatan jumlah sampah plastik di lapangan. Situasi pandemi semakin memperburuknya, data menyebut jumlah sampah rumah tangga meningkat sebesar 37 persen atau 62 persen dari total sampah nasional. Kondisi diperparah dengan banyaknya penggunaan produk sekali pakai, seperti APD, gelas, dan masker.
Merespons situasi tersebut, Kisaku baru-baru ini menerapkan protokol baru sembari menawarkan opsi tambahan bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri. "Kami berharap, sekecil apapun tindakan yang kami lakukan bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan. Untuk itu, kami mengizinkan pelanggan membawa tumbler selama boleh kami bantu untuk mensterilkan sebelum pemakaian," kata Catherine Halim, Co-founder dan Managing Partner Kisaku.
Selain mencuci ulang dengan sabun dan air mengalir, petugas juga akan mensterilkan tumbler pelanggan dengan bantuan pemanasan dan penguapan dari mesin kopi. Dengan ini, tumbler akan aman diisi ulang dan digunakan oleh sang pemilik.
"Tidak hanya membantu mengurangi sampah, karena dengan membawa tumbler sendiri pelanggan juga akan mendapat diskon tambahan sebesar 10 persen dari tiap pembelian minuman," sambung Catherine.
Sementara, Kisaku masih tetap memberlakukan penggunaan gelas sekali pakai bagi pelanggan yang tidak membawa tumbler. Kebijakan tersebut sudah berlaku sejak sebelum pandemi karena awalnya menggunakan konsep grab and go. Namun, penggunaan sedotan plastik ditiadakan.
"Lebih gampang buat orang kantoran," imbuh Ardhini.Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Adaptasi Kebiasaan Baru
Ardhini mengatakan pandemi juga mengubah kebiasaan orang nongkrong di kedai kopi menjadi beli kopi lewat layanan pesan antar. Kopi literan menjadi produk favorit para pelanggan.
"Sejak pemerintah menghapuskan penggunaan plastik, kita mulai jalankan penggunaan kantung kertas dan bahan nilon. Kopi satu liter kan berat, jadi kantong nilon lebih sesuai. Kalau pakai kantung kertas, nanti jebol," sahut dia.
Kebiasaan baru juga diterapkan di tiga gerai Kisaku yang dibuka. Peraturan itu meliputi pembatasan sosial dengan mengurangi 50 persen kapasitas tempat duduk, mewajibkan seluruh pelanggan memakai masker, menyediakan hand sanitizer, serta membersihkan ruangan menggunakan disinfektan secara teratur. Selain itu, seluruh barista dan pegawai KISAKU juga diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan tiap 30 menit, dan mengukur suhu tubuh dua kali per hari.
"Melalui penerapan protokol baru ini, kami berharap agar KISAKU tetap bisa menyajikan minuman kopi berkualitas dengan harga terjangkau bagi seluruh pelanggan, sembari membantu mencegah perluasan penyebaran COVID-19. Namun bagi pelanggan yang ingin menikmati kopi tanpa harus keluar rumah, kami juga menyediakan alternatif pembelian secara daring," tutup Catherine.
Â
Advertisement