HokBen Perkenalkan 2 Menu Kari yang Bisa Bikin Ketagihan

Hokben memastikan menu kari yang disajikan tidak mengandung santan.

oleh Komarudin diperbarui 29 Jul 2020, 12:02 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 12:02 WIB
Tokyo Curry
Hokben luncurkan dua varian Tokyo Curry, yaitu Tokyo Curry Ebi Furai dan Tokyo Curry Chicken Katsu (Dok.Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk lebih memanjakan para pelanggannya, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan cara meluncurkan inovasi baru. Seperti dilakukan Hokben melaui Tokyo Curry.

General Manager Marketing PT. Eka Bogainti (HokBen), Francisca Lucky menyebutkan, Tokyo Curry terdiri dari dua menu, yaitu Curry Ebi Furai dan Tokyo Curry Chicken Katsu. Tokyo Curry yang bisa jadi pilihan untuk santap siang maupun malam.

"Aromanya yang khas, sausnya yang kental dan rasanya kaya rempah dan tidak memakai santan," ujar Francisca kepada Liputan6.com di gerai Hokben FX Sudirman, Jakarta, Selasa, 28 Juli 2020. "Menu ini sudah tersedia di seluruh gerai HokBen area Jabodetabek sejak 20 Juli 2020," lanjutnya.

Kata Francisca, Tokyo Curry Ebi Furai merupakan paduan olahan udang dengan baluran tepung khas HokBen yang gurih dengan rasa saus kari yang bikin ketagihan. Sementara, TokyoCurry Chicken Katsu merupakan daging ayam tanpa tulang dengan baluran tepung yang gurih.

Untuk menikmati kelezatan dua varian dari Tokyo Curr Ebi Furai, Anda harus merogoh kocek Rp50 ribu untuk satu set, sudah termasuk nasi. Sementara, harga sepaket Tokyo Curry Chicken Katsu Rp42 ribu.

Francisca menambahkan, dengan menu-menu inovatif, akan memperkuat posisi Hokben sebagai restoran pilihan keluarga. Selain itu, agar pelanggan tidak merasa bosan karena kian banyak pilihan. "Dengan rasa karinya yang tidak terlalu strong dan enak, saya yakin ini akan digemari banyak orang," kata Francisca.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Protokol Kesehatan

Francisca Lucky
Francisca Lucky, General Manager Marketing PT. Eka Bogainti (HokBen) memperkenalkan dua varian Tokyo Curry (Dok. Liputan6.com/Komarudin)

Francisca Lucky menambahkan, selama masa pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) transisi, pihaknya selalu mengikuti anjuran dari pemerintah pusat dan daerah. Misalnya, saat ini untuk makan di tempat (dine in), pihaknya menerapkan aturan pengunjung 50 persen.

"Kami juga menerapkan protokol kesehatan, mulai dari karyawan dan pembersihan secara berkala untuk semua peralatan. Begitu juga dengan customer harus melewati pengukuran suhu tubuh, cuci tangan, pakai masker, dan itu berlaku untuk semua HokBen," kata Francisca.

Selama pandemi, lanjut Francisca, pelanggan lebih banyak yang memesan lewat mitra online dan Hokben Apps. Namun, pengalaman makan di tempat tak bisa tergantikan.

"Karena experience-nya sangat berbeda. Kami berharap dengan dibukanya restoran kami ini, dapat mengobati kerinduan makan di tempat itu bisa teratasi," ujar Francisca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya