Liputan6.com, Jakarta - Tak banyak yang berubah dari kedai Jamu Bukti Mentjos. Tatanannya masih bisa saya kenali dari kunjungan perdana bertahun silam. Karena tengah direnovasi, operasional salah satu kedai jamu legendaris di Jakarta ini hanya memanfaatkan satu ruang terbuka di sebelah kanan pintu masuk.
Bedanya, sebagaimana tempat makan lain, terdapat penerapan protokol kesehatan mengingat masih di masa pandemi. Wastafel, lengkap dengan sabun cuci tangan bisa ditemui, pun hand sanitizer di dekat tempat mengantre.
Di bagian kasir, terdapat pula pemisah transparan antara penjual dan para pembeli. Meja-meja kayu panjang disekat menggunakan pemisah transparan dan kursi-kursi dipasak, memastikan tak ada geser-menggeser supaya jarak aman tetap terjaga.
Advertisement
Baca Juga
"Tadinya satu meja bisa diisi empat orang, sekarang dua saja," kata sang pemilik, Horiatus Romuli saat ditemui di kedai berlokasi di kawasan Paseban, Jakarta Pusat tersebut, 23 Juli 2020.
Selebihnya, semua tampak sama. Racikan jamu seduhan pun masih jadi primadona di sini. "Ada dua jenis pelanggan. Ke sini buat berobat atau memelihara kesehatan," tutur Horiatus, generasi ketiga bisnis yang sudah ada sejak tahun 40-an tersebut.
Kurang lebih 70 tahun sudah beroperasi, ia masih bersikeras mempertahankan keaslian jamu sampai sekarang. Tanpa kompromi, yang disajikan harus murni jamu. Bahan-bahan yang dimanfaatkan pun mesti terbukti khasiatnya berdasarkan penelitian maupun anjuran Kementerian Kesehatan.
Juga, menjaga kualitas bahan-bahan yang digunakan. Jangan sampai tak segar, apalagi masuk kategori kedaluwarsa. "Kami bikin segar. Tidak buat setahun, misalnya. Satu sampai dua minggu sekali buat baru," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jamu untuk Jaga Imunitas Tubuh
Menurut Horiatus, setiap jamu punya rasa khas masing-masing. "Setiap pembuat jamu punya buku resep, istilahnya buku pintar. Ada ramuan inti yang kami jaga sampai hari ini. Orang boleh saja tahu bahan, tapi tidak ramuan," ucapnya.
Kendati demikian, ia tetap membuat penyesuaian supaya jamu bisa dinikmati lebih banyak orang. Salah satunya dengan menyiasati rasa pahit. Ada tiga pilihan penyajian jamu di sini, yakni seduh pahit, sedang, atau manis.
"Tapi, tanpa mengurangi khasiat jamu. Caranya bisa kasih jeruk nipis atau madu. Balita boleh kasih garam sedikit. Pahitnya drop 70 persen tanpa mengurangi khasiat jamu," ungkapnya.
Berbicara produk yang tengah laris, Horiatus menyebut curcumin drink. Minuman ini berbahan utama temulawak, jahe merah, dan kunyit. Konsumsinya dipercaya bisa menjaga imunitas tubuh.
Poin ini tentu krusial di masa pandemi. Kendati demikian, tak ada lonjakan pelanggan secara signifikan. Pasal, menurut Horiatus, setiap jamu punya pelanggan masing-masing. "Konsumsi jamu itu cocok-cocokan. Jadi, antar penjual jamu tak akan bisa berebut pelanggan," tuturnya.
Jenis jamu yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari mengatasi batuk pilek, sakit pinggang, hingga jenis familiar, seperti kunyit asam dan beras kencur. "Bisa juga konsultasi dulu untuk diracikkan jamu semisal keluhannya lebih dari satu. Contoh, meriang, susah menelan disertai batuk," terang Horiatus.
Ada pula ragam bubur, yakni bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, kolak, biji salak, bubur kacang merah, bubur jali, ronde, sagu rangi, bubur sumsum, dan bubur ayam.
Jamu kering saset di sini dibanderol Rp10 ribu, sementara versi seduhnya seharga Rp24 ribu. Warung jamu buka Senin--Sabtu pukul 9.00--21.00 dan tutup setiap hari libur dan Minggu.
Selain datang langsung, produk Jamu Bukti Mentjos juga bisa dipesan melalui aplikasi ojek online. "Bisa juga chat, nanti kami kirim," kata Horiatus.
Di samping kawasan Paseban, warung jamu ini juga punya cabang di bilangan Cibubur, Jakarta Timur dengan nama Warung Bukti Alami. "Karena nongkrong tak harus di coffee shop, tapi bisa juga di warung jamu," imbuhnya. Liputan lengkapnya bisa langsung ditonton di laman video di bawah ini.
Â
Kami menerima kontribusi konten untuk rubrik Kuliner Malam Jumat, yaitu tempat kuliner yang cukup dikenal, punya ciri khas, dan masih buka pada malam hari. Konten harus berupa tulisan, foto dan video berdurasi sekitar 3 menit.
Tulisan berupa cerita mendalam tentang tempat kuliner malam yang diangkat sekitar 1.000 sampai 1.500 kata, foto minimal lima buah, dan video. Format konten video bisa dilihat dari video Kuliner Malam Jumat yang sudah ditayangkan.
Hasil liputan dikirim ke email: dinny.mutiah@kly.id. Tersedia hadiah menarik bagi yang karya terpilih. Untuk pertanyaan lebih detil tentang konten liputan Kuliner Malam Jumat, bisa ditanyakan melalui alamat e-mail yang sama.
Advertisement