Digugat Orangtua Sendiri, Perempuan 22 Tahun Diperintahkan Pengadilan untuk Urus Adiknya

Sebuah pengadilan memerintahkan seorang anak untuk menafkahi adiiknya karena orangtuanya merasa tak sanggup.

oleh Komarudin diperbarui 13 Sep 2020, 03:03 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2020, 03:03 WIB
Ilustrasi Wanita
Ilustrasi wanita (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi kakak perempuan merupakan pekerjaan yang sulit, setidaknya hal itu dirasakan gadis yang diidentifikasi sebagai Le Le. Ia diperintahkan oleh pengadilan untuk merawat adik laki-lakinya.

Media sosial China menjadi ramai ketika muncul cerita bahwa pasangan suami istri menggugat anak mereka ke pengadilan. Mereka meminta pengadilan untuk menjatuhkan hak perawatan anak keduanya itu kepada anak perempuannya yang pertama karena ia tak mampu untuk merawatnya, dilansir dari The Guardian Nigeria, Jumat, 11 September 2020.

Dilaporkan bahwa pasangan itu selama beberapa tahun ini bertahan hidup dari tunjangan bulanan anak keduanya sendiri. Mereka menyadari bahwa mereka tidak mampu membayar tagihan anak keduanya itu.

Ketika itu, mereka lantas meminta putri mereka yang berusia 22 tahun untuk membesarkan balita itu atas nama mereka. Le Le menolak gugatan dari orangtuanya.

Dia telah berhasil menghidupi dirinya sendiri selama kuliah. Ia juga bermimpi untuk membangun karier untuk dirinya sendiri saat dia mendapat berita tentang "pekerjaan" barunya dari orang tuanya.

Menariknya, Le Le kalah dalam kasus ini karena pengadilan memerintahkannya untuk mengambil alih tanggung jawab anak tersebut. Menurut Pasal 29 dari "Undang-Undang Perkawinan Republik Rakyat China", orang dewasa yang orangtuanya telah meninggal atau tidak dapat merawat anak di bawah umur memiliki kewajiban untuk menjaga saudara mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tanggung Jawab

Ilustrasi Wanita
Ilustrasi wanita (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Cerita tersebut telah menghasilkan kontroversi dengan lebih dari 74 juta orang bereaksi terhadapnya di platform Weibo China. Mereka menilai keputusan tidak adil bagi perempuan tersebut.

Seharusnya, orangtua bertanggung jawab terhadap anak keduanya. Mereka harus berusaha untuk merawat sang anak yang masih balita.

Menurut situs berita China TwoEggz, sejak China menghapus kebijakan dua anak mereka, banyak pasangan memiliki banyak anak. Akhirnya, mereka  tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan kemampuan mereka untuk merawat anak-anaknya.

Eksploitasi Seksual Anak
Infografis eksploitasi seksual anak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya