Penguatan Standar Kesehatan pada Transportasi Udara Selama Pandemi

Kementerian Perhubungan terus melakukan perbaikan dalam pembuatan kebijakan selama masa pandemi ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2020, 01:10 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 00:08 WIB
Penguatan Standar Kesehatan pada Transportasi Udara Selama Pandemi
Penguatan Standar Kesehatan pada Transportasi Udara Selama Pandemi. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total selama dua minggu terhitung sejak per 14 September 2020. Tentunya kebijakan ini berdampak bagi sejumlah industri termasuk industri transportasi khususnya transportasi udara, karena di transportasi udara cukup memegang peran dalam arus mobilisasi penumpang antar wilayah sehingga moda ini dituntut untuk terus beradaptasi agar tetap dapat menggerakan roda perekonomian.

Untuk tetap memastikan penerbangan berlangsung aman, Badan Litbang Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara bekerjasama dengan Universitas Indonesia melakukan kajian standar kesehatan di pesawat udara dan prasarana transportasi udara dalam masa pandemi Covid-19 sebagai langkah respon cepat.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti dalam acara Webinar Series #2 (16/9) mengatakan kondisi pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Kementerian Perhubungan sebagai regulator bidang transportasi untuk menetapkan kebijakan sesuai perkembangan situasi.

Lebih lanjut dijelaskan Hayati Kebijakan mengenai transportasi udara telah diadaptasi sesuai dengan protokol kesehatan. "Kajian standar kesehatan yang dirancang menyesuaikan dengan protokol kesehatan sesuai aturan yang ditetapkan oleh Satgas Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan, dan merujuk pada ketetapan internasional," jelasnya.

Menurut Hayati, rekomendasi awal terhadap standar kesehatan penumpang di bandar udara dan di pesawat yaitu adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat dan diawasi dengan baik oleh petugas yang berwenang, rekayasa pengaturan kursi untuk physical distancing, pembatasan kapasitas penumpang, bagasi kabin, hingga pengaturan pembagian makanan, dan pengaturan proses naik dan turun pesawat.

Hayati menyebut Kementerian Perhubungan terus melakukan perbaikan dalam pembuatan kebijakan selama masa pandemi ini dimana hal ini perlu kerjasama antar stakeholders transportasi termasuk akademisi.

"Kerjasama antar stakeholders yang dimaksud adalah upaya berbagai pihak misalnya dalam hal ini kolaborasi pemerintah dan akademisi untuk melakukan kajian dan rekomendasi kebijakan. Kemudian kerjasama antara pemerintah, pihak swasta, maskapai, bandara, hingga penumpang yang secara kompak berfokus pada perbaikan dan keamanan bersama," tutur Hayati.

Penguatan Standar Kesehatan pada Transportasi Udara Selama Pandemi
Penguatan Standar Kesehatan pada Transportasi Udara Selama Pandemi. foto: istimewa

Pengurangan Risiko Penularan Covid-19 di Transportasi Udara

Protokol kesehatan telah diterapkan sejak awal memasuki bandara hingga keluar. Hal ini berlaku bagi penumpang maupun awak kabin. Salah satunya pengurangan interaksi antara penumpang dan petugas bandara. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan teknologi Internet of Thing (IoT) oleh pihak bandar udara.

Teknologi ini juga meningkatkan waktu layanan (pengurangan waktu tunggu), termasuk saat pemeriksaan kesehatan pada keberangkatan maupun kedatangan. Penggunaan APD juga wajib digunakan bagi seluruh awak kabin dan penumpang, sehingga dapat menurunkan resiko penularan menjadi sangat rendah yaitu hingga 1:7700.

Hayati menekankan, selain dari pihak penyedia transportasi udara, dibutuhkan kerjasama masyarakat dan penumpang untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan.

“Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan pada sektor transportasi udara telah berdasarkan kajian penelitian mendalam. Namun dibutuhkan kerjasama antar lembaga dan masyarakat untuk disiplin mematuhi aturan protokol kesehatan supaya pelaksanaannya berjalan maksimal,” lanjut Hayati.

Skenario pemulihan industri penerbangan melalui relaksasi industri penerbangan telah di mulai pada tahun ini dengan komitmen terhadap protokol kesehatan dan persiapan Post-Covid.

Selain fokus pada keamanan dan keselamatan masyarakat pada transportasi udara, pemerintah akan terus berupaya mendukung maskapai sehingga mampu bertahan dan berkontribusi membantu pemulihan ekonomi.

Dengan begitu masyarakat diharapkan dapat kembali percaya terhadap transportasi udara sebagai moda yang paling aman, sehat, dan nyaman untuk melakukan perjalanan selama masa pandemi ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya