Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses menggelar International Forum on Spice Route (ISFR) 2019, Yayasan Negeri Rempah akan mengadakan acara serupa. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini akan dilaksanakan secara virtual pada 21-24 September 2020.
"Pada tahun lalu kami fokus pada jalur kemaritiman, kali ini fokus pada diplomasi budaya. Kita fokus pada Jalur Rempah dari Samudera Hindia dan Afrika. Kita akan cari key points-nya ada di mana," ujar Pembina Yayasan Negeri Rempah dalam Media Brief ISFR secara virtual, Sabtu, 19 September 2020.
Advertisement
Baca Juga
Bram mencontohkan dalam diplomasi budaya itu, pihaknya akan mencari kesamaan Indonesia dengan Sri Lanka, Vietnam, Thailand, India, Afrika Selatan. Kesamaan itu yang sedang dibangun dan akan didialogkan dalam ISFR kali ini.
"Dalam acara itu nanti akan muncul berbagai gagasan. Kita akan bawa pertukaran UMKM, misalnya, UMKM sambal, UMKM rempah. Nah, nanti kami akan bawa hal itu dan didialogkan dengan dengan pembicara yang lain," tutur Bram.
Setelah ISFR, lanjut Bram, pihaknya akan mengadakan diskusi pertukaran ilmuwan dan penelitian bersama, termasuk karya-karya seni. Ia mencontohkan, akan ada resident, seperti seniman India dibawa ke Surabaya, seniman Madagaskar ditukar dengan seniman Banjarmasin.
"ISFR ini akan berlangsung hingga 2024, tapi temanya yang akan berbeda. ISFR tahun ini, kami akan banyak membicarakan tentang (Jalur Rempah) di Samudera Hindia," kata Bram.
Dia mengatakan, ISFR 2021 akan mengulas tentang Indo Pasifik, wilayah dari Pasifik Barat hingga ke Cina. "ISFR tahun berikutnya mungkin dari Eropa ke arah Pasifik yang menuju ke Amerika Latin. Itu pun dengan catatan kita bila kita menemukan titik baru (Jalur Rempah) yang ada di sana," ucap Bram.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Melacak Sejarah Jalur Rempah
Bram mengungkapkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang mengusulkan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia melalui UNESCO. Oleh karena itu, Bram mengatakan perlu dilakukan penelitian dan berbagai upaya lebih lanjut untuk menemukan titik-titik Jalur Rempah dari Indonesia ke berbagai dunia.
"Jalur Rempah merupakan jalur perdagangan maritim orang nusantara yang melintasi banyak area dan mendarat di pelabuhan di seluruh dunia dan ada interaksinya. Hal itu dimulai dari bagian barat Indonesia hingga ke Eropa," ujar Bram.
Perjalanan Jalur Rempah memiliki masa yang sangat panjang di luar perkiraan seperti yang selama ini diletakkan para sejarawan Barat yang hanya 400 tahunan. Indonesia ingin lebih dari itu, yaitu 1000 tahun, bahkan 5000 tahun.
"Yang jadi persoalan adalah bagaimana buktinya, kita tidak bisa asal ngomong. Oleh karena itu, sekarang banyak sekali penelitian yang dilaksanakan oleh Kemendikbud untuk menentukan titik-titik pendaratan orang nusantara di seluruh dunia itu ada di mana dan di mana titik-titiknya serta kapan persisnya," tandas Bram.
Advertisement