Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya produksi kopi yang perlu diapresiasi dan dibanggakan. Banyak yang belum tahu bahwa produksi teh asli Indoesia juga dapat bersaing di kancah Internasional. Untuk itu, edukasi tentang kualitas teh premium lokal juga harus dilakukan demi merangkul target pasar yang lebih luas pula.
Bankitwangi, salah satu brand teh premium asli Indonesia, ternyata berhasil meraih berbagai penghargaan di luar negeri karena kualitas produk yang pantas bersaing di pasar teh internasional. Ronald Goenawan, Founder Bankitwangi, menceritakan bahwa brand yang dibangunnya diawali dari warisan perkebunan sejak berpuluh-puluh tahun lamanya.
“Awalnya dari perkebunan dulu, sejak 1920-an di zaman Belanda. (Merek) Bankitwangi sendiri berdiri sejak 2015 akhir. Tapi, sejak tahun 2007, kita sudah beralih ke produksi single origin tea dengan kualitas lebih baik,” katanya dalam sesi Instagram live Acteavist Indonesia bertajuk "Harum Teh Indonesia di Kancah Dunia", akhir September lalu.
Advertisement
Baca Juga
Ronald mengatakan, pada dasarnya, single origin tea adalah teh yang diproduksi dari satu perkebunan. Manfaatnya dari sistem penanaman ini akan berpengaruh baik bagi kualitas dan karateristik teh yang dihasilkan.
Ia mengatakan, produk yang dikelolanya itu memiliki keunikan cita rasa yang lebih manis dan beraroma khas. “Green tea, black tea, real black, dan white tea punya satu satu karakteristik yang jadi keunikan brand kami,” ujarnya.
Menurutnya, tidak mudah untuk mengembangkan perkebunan teh organik, mengingat produktivitasnya tidak setinggi kebun teh pada umumnya. Namun, ia berkomitmen mengembangkan teh organik karena tujuan utamanya bukan untuk mengekar kuantitas, tapi menghasilkan kualitas teh yang jauh lebih baik.
“Untuk teh organik biasanya memang sama sekali tak memakai bahan kimia, seperti pestisida dan lain sebagainya. Tehnya sendiri akan mencari makanan dari tanah, dan kebetulan perkebunan sudah ada sejak 1920. Banyak pohon-pohon sudah tua, akarnya cukup panjang, sehingga mereka mencari makanan dari sumber yang lebih bersih, sehingga rasa tehnya akan lebih manis,” imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menang di Berbagai Kompetisi Global
Ronald mengatakan bahwa setelah mengamati pasar global, ia memahami bahwa pasar luar cenderung melabel teh Indonesia bukan sebagai penghasil the kualitas terbaik. Ini terjadi karena pada dasarnya produsen teh di Indonesia tidak banyak yang organik dan masih menggunakan berbagai bahan kimia dalam proses penanaman teh, sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas teh.
Ia mengaku bahwa jika dikembangkan dengan baik, dan mengutamakan kualitas, maka teh Indonesia dapat diterima di pasar luar negeri. brand yang dibangunnya sendiri sudah mendapat berbagai penghargaan di kompetisi Internasional, seperti di Australia, Perancis, dan Jepang.
“Kita banyak ikut kompetisi single origin tea, dan tujuan awal ikut kompetisi karena ingin membuktikan apakah bisa kualitas teh kita masuk ke pasar luar. Tapi, ternyata kita bisa menang untuk kategori black tea, imperial black tea, dan white tea dari segi kualitasnya,” ujarnya.
Dengan memenangkan kompetisi, pandangan market luar terhadap kualitas teh Indonesia membaik, bahkan Ronald sudah berhasil berkolaborasi dengan brand ternama asal Eropa. Tetapi, menurutnya, proses itu membutuhkan waktu, karena masih banyak pasar luar yang menganggap teh Indonesia adalah teh murah dengan kualitas yang biasa saja.
Advertisement
Edukasi Pasar Lokal
Ronald mengakui, awalnya sulit mengedukasi masyarakat tentang alasan teh organik dihargai lebih mahal dari teh yang beredar di pasaran. "Di Indonesia, kita itu terbiasa dengan teh yang bukan kualitas premium, tapi selalu dibandingkan dengan yang premium. Tidak jarang juga orang menganggap bahwa teh itu hanya untuk diet, makanya akan selalu butuh edukasi," ucapnya.
Menurutnya, pasar specialty coffee sebenarnya dapat membantu mendorong specialty tea untuk juga dikenal oleh masyarakat. Ia juga mengungkap, dengan edukasi yang mulai dilakukan banyak UMKM dan produk teh premium dari usaha kecil justru dapat membantu orang mengenal teh.
“Untuk teh premium juga memang baru mulai dikenal masyarakat sekitar dua atau tiga tahun terakhir. Maka dari itu, kita ingin membawa better quality tea,” ucap Ronald. “Saat ini memang sangat penting mengedukasi pasar tentang specialty tea, misalnya dengan mengadakan kompetisi atau pameran, agar masyarakat mengerti,” tutupnya. (Brigitta Valencia Bellion)