Liputan6.com, Jakarta - Memastikan diri sebagai salah satu parlemen paling beragam di dunia, Nanaia Mahuta, perempuan pertama keturunan suku Maori telah ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru. Melansir laman CNN, Selasa (3/11/2020), jabatan tersebut resmi disandang per Senin, 2 November 2020.
Empat tahun lalu, Mahuta tercatat sebagai anggota parlemen perempuan pertama di Selandia Baru yang 'mengadopsi' moko kauae, tato tradisional di dagunya. Menlu Selandia Baru sebelumnya, Winston Peters, juga seorang Maori.
Sebelum ini, Mahuta memegang posisi di pemerintah daerah, pengembangan Maori, dan punya portofolio asosiasi perdagangan. Menurut laporan Stuff, ia akan mempertahankan pekerjaan pemerintah daerah dan tetap berperan sebagai asosiasi dalam pembangunan Maori.
Advertisement
Baca Juga
"Saya merasa sangat terhormat ditawari peran tersebut. Ini adalah posisi yang hanya bisa diimpikan beberapa menteri dan sangat sedikit menteri yang mendapat kesempatan," katanya pada Morning Report.
"Saya pikir, saya dapat melakukan (pekerjaan Menlu) dengan cara berbeda. Saya pikir, kami sekarang punya kapasitas sebagai negara kecil yang mendorong berbagai jenis solusi, di mana sebagian besar diinvestasikan dalam perspektif masyarakat adat kami. Bagaimana kami mampu melakukan hal-hal berbeda di dalam negeri dan membawanya ke forum internasional," sambungnya
Mahuta menyambung, penunjukannya tak lepas dari kondisi pandemi yang sedang melanda. "Kami fokus pada pemulihan yang membawa semua warga Selandia Baru maju, dan saat kami mengembangkan hubungan secara global," tuturnya.
"Itu sangat difokuskan pada bagaimana kami dapat melakukan sesuatu secara berbeda dan dengan pandangan bahwa kami berkapasitas memimpin perbedaan itu," sambung perempuan keturunan suku Maori tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilihan Tak Terduga
Nanaia Mahuta disebut sebagai pilihan tak terduga untuk posisi Menlu Selandia Baru yang kosong setelah Peters kalah dalam pemilihan 2020. Banyak orang di lingkungan parlemen mengharap menteri senior Andrew Little atau David Parker untuk mengambil posisi tersebut.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Adern mengatakan bahwa Mahuta akan jadi wanita pertama yang mengambil peran urusan luar negeri, dan telah menunjukkan kemampuannya membangun hubungan saat bekerja di posisi perdagangan asosiasi.
"Ia adalah orang yang membangun hubungan dengan sangat, sangat cepat, dan itu adalah salah satu pekerjaan kunci dalam peran urusan luar negeri," kata Ardern. "Anda hanya perlu melihat pekerjaan sulit yang harus ia lakukan, misal, portofolio pemerintah daerah, dan bagi saya menunjukkan keterampilan diplomasi yang kami butuhkan untuk mewakili Selandia Baru di panggung dunia."
Di waktu tak dapat bepergian karena COVID-19, menjaga hubungan dan kontak dengan negara lain punya peranan penting penting, menurut Mahuta.
"Di bidang urusan luar negeri, saya pikir semakin banyak orang Selandia Baru ingin memahami tingkat lebih luas, bagaimana kita semua mendapat manfaat dari memperdalam kehadiran urusan luar negeri di seluruh dunia dan bagaimana hubungan itu diterjemahkan jadi manfaat nyata di sini, di Selandia Baru," tuturnya.
Advertisement