Liputan6.com, Wellington - Putri Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan dibesarkan dengan mempelajari bahasa Inggris dan bahasa asli negara tersebut.
Ardern mengatakan kepada Māori Television bahwa dia "pasti menginginkan" putrinya yang baru lahir, Neve Te Aroha Ardern Gayford, untuk belajar te reo Māori.
"Kami belum membuat keputusan tentang bagaimana itu akan terjadi ... Ini adalah bahasa resmi. Ini membangun pemahaman kita tentang budaya Māori juga. Bagi saya, bahasa adalah apa yang menjadi inti dari kehidupan di Selandia Baru," kata PM Ardern, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Rabu (8/8/2018).
Advertisement
PM Ardern kembali bekerja pada pekan ini, setelah menghabiskan enam minggu untuk cuti hamil. Dia mengatakan bahwa dia juga memiliki ambisi untuk mempelajari bahasa lokal ketika jauh dari parlemen, tetapi itu adalah pekerjaan yang sedang berjalan.
"Itu masih proyek bagi kami," katanya.
Baca Juga
Menurut Statistik Selandia Baru, proporsi orang-orang Māori yang mampu mengadakan percakapan sehari-hari menggunakan te reo menurun 3,7 persen antara tahun 1996 dan 2013.
Namun bukti anekdot menunjukkan jumlah penutur bahasa non-Māra yang meningkat, seperti juga orang dewasa Māori muda dan profesional, yang tidak terdeteksi dalam sensus terakhir.
Dalam wawancara terkait, PM Ardern menjelaskan bahwa dia memberi putrinya nama tengah Maori, yakni Te Aroha, karena ia menangkap kehangatan yang telah ditunjukkan keluarga Māori kepadanya.
Di saat bersamaan, pemerintahan PM Ardern memiliki program menciptakan Selandia Baru yang dwibahasa dan berencana untuk menjadikannya sebagai kurikulum yang diaplikasikan selambat-lambatnya di sekolah pada 2025 mendatang.
Selandia Baru memiliki tiga bahasa resmi, yakni bahasa Inggris, bahasa Māori, dan bahasa isyarat Selandia Baru.
Simak video pilihan berikut:
Pemimpin Negara Kedua di Dunia yang Melahirkan Saat Menjabat
PM Ardern menjadi pemimpin negara kedua di dunia yang memiliki bayi di masa pemerintahannya, ketika ia melahirkan putrinya, Neve, pada 21 Juni lalu.
Dikutip dari The Guardian, tidak lama setelah mengumumkan kehamilannya pada 2017, PM Ardern mengatakan akan mengambil cuti melahirkan selama enam minggu dan menyerahkan sementara tugasnya memimpin Selandia Baru kepada sang wakil, Winston Peters.
Pada Rabu, 1 Agustus 2018, ia mengunggah sebuah status di Facebook tentang perasaan beruntung berada di dalam perannya saat ini.
"Saya memiliki hak istimewa untuk bekerja bersama orang-orang luar biasa setiap hari. Jadi bagi mereka, terima kasih dan sampai ketemu lagi di kantor!"
Di lain pihak, penyerahan tugas sementara ke Winston Peters, seorang veteran berusia 72, dinilai kontroversial karena ia tengah diduga terlibat dalam pembocran informasi penting.
Kebanyakan warga Selandia Baru tidak tahu apa alasan di balik penunjukan Peters, kecuali anggapan bahwa hal itu adalah upaya memastikan partai Buruh--yang mengusung PM Ardern--memenangkan pemilihan umum tahun lalu tetap eksis. Keduanya diketahui mendapat dukungan luas dari koalisi tengah dan kiri.
Advertisement