Malcolm Gladwell dan Mengapa Seharusnya Anda Tak Terlena pada Kesan Pertama Saat Bertemu Orang Lain

Demi pemahaman lebih jauh, menurut Malcolm Gladwell, seseorang justru harus menantang kesan pertamanya saat bertemu orang lain.

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Nov 2020, 21:07 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 21:02 WIB
Malcolm Gladwell
Malcolm Gladwell saat menghadiri OZY FEST 2018 di New York City, Amerika Serikat, 22 Juli 2018. (Matthew Eisman / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Liputan6.com, Jakarta - "Kita tak pandai memahami orang asing, bahwa kesan pertama kita tentang mereka sering kali salah," kata Malcolm Gladwell, penulis lima buku New York Times Best Seller, dalam sesi wawancara eksklusif virtual, Jumat (13/11/2020).

Dengan memahami fakta itu, kata Gladwell, orang-orang membutuhkan rasa ingin tahu dan empati untuk melewati semata faktor-faktor yang terbentuk dalam kesan pertama.

"Here I am, bertemu Anda dua menit lalu. Saya punya kesan pertama tentang Anda, tapi saya harus bersedia melangkah lebih jauh guna menantang kesan pertama saya," tuturnya.

Perjalanan melangkah lebih jauh dari sekadar kesan pertama ini bermaksud mengirimkan sederet bukti lain. "Jangan sampai kita berhenti dan puas dengan kesan pertama," imbuh penulis asal Kanada tersebut.

Saat menulis bukunya yang dirilis tahun lalu, Talking to Strangers, Malcolm Gladwell menjelaskan, kelompok orang asing yang dimaksudnya adalah semua orang yang bukan ada di lingkaran teman terdekat maupun anggota keluarga.

"Cara kita menjalani hidup 100 tahun yang lalu, misalnya, ada lebih sedikit orang asing. Apalagi bagi yang tinggal di kota kecil atau komunitas, di mana kita mengenal semua orang. Hari ini, kebanyakan orang yang Anda temui bukanlah keluarga, bukan orang yang riwayatnya Anda ketahui," tuturnya.

Soal kesalahpahaman saat berkomunikasi dengan orang asing, menurut Malcolm Gladwell, masalah terbesarnya adalah keterkaitan secara keseluruhan pada ekspresi wajah dan bahasa tubuh, gagasan bahwa emosi seseorang dipresentasikan secara eksternal.

"Padahal, sumber yang tampak secara kasat mata tak dapat diandalkan dalam memahami seseorang secara utuh," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Memahami Batasan

Malcolm Gladwell
Malcolm Gladwell saat menghadiri OZY FEST 2017 di New York City, Amerika Serikat, 22 Juli 2017. (BRAD BARKET / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Karenanya, kesan pertama harus melampaui apa yang tampak di luar. "Sebagai contoh, jika dalam percakapan ini saya menutup mata saya sepanjang waktu, saya mungkin akan lebih terbuka karena tak terdistraksi dengan apa yang tampak di depan saya," katanya.

Salah satu narasi utama buku terbaru karangan penulis berdarah campuran Inggris-Jamaika ini adalah tentang bagaimana harus sabar saat berinteraksi untuk pertama kali dengan orang asing. Menurutnya, sangat sulit untuk menemukan cara komunikasi yang efektif di momen tersebut.

"Yang harus kita sadari adalah seberapa banyak batasan yang ada. Seringnya, ekspektasi kita dalam membangun komunikasi dengan orang yang kita tak tahu terlalu tinggi," ungkapnya.

Topik soal berkomunikasi dengan orang asing ini bakal Malcolm Gladwell bawakan saat mengisi puncak acara IdeaFest pada Mingu, 15 November 2020.

Sang penulis akan membawakan topik, Talking to Strangers: What We Should Know about the People We Don't Know. IdeaFest 2020 sendiri terselenggara mulai 13 November sampai 15 November 2020.

"Itu bisa berarti banyak hal. Restart berarti memberi diri Anda dan orang yang Anda temui kesempatan kedua. Itulah yang terpenting, mengunjungi kembali kesan pertama saat bertemu dengannya," tutup Gladwell menjelaskan makna tema IdeaFest 2020, Restart, baginya.

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya