Liputan6.com, Jakarta – Tak lagi terbantahkan bahwa pandemi COVID-19 memberi perubahan drastis dalam setiap sendi kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah pergerakan tren fesyen yang belakangan didominasi konsep busana sederhana.
Menurut desainer Toton Januar, mengingat kebanyakan orang sedang memasang mode bertahan di masa krisis kesehatan global, tak heran bila semuanya kembali ke dasar. Prinsip ini pun terefleksi pada pemilihan pakaian.
"Tapi, ke depan (tren busana 2021) sebetulnya tak dapat ditebak karena pada dasarnya manusia itu ngeyel," katanya dalam jumpa pers daring Dewi Fashion Knights yang bakal jadi acara puncak Jakarta Fashion Week 2021, Selasa, 17 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Loungewear, sambung Toton, yang sekarang tengah tren akan cepat mencapai titik jenuh. Orang akan kembali mencari alternatif yang solutif bagi keseharian, sekaligus mencari ruang untuk tetap bersenang-senang dan menikmati padu-padan busana sesuai selera.
Sementara Margaretha Untoro, Editor in Chief Majalah Dewi, mengatakan bahwa tren busana sebenarnya terbagi dua. "Ada yang tone down, ada juga yang lebih maksimalis," ungkapnya di kesempatan yang sama.
Perkembangan kasus virus corona baru, kata Margaretha, turut andil dalam penentuan klasifikasi tren busana tersebut. Bagi wilayah yang sudah berhasil mengendalikan wabah, kecenderungan selebrasinya bisa saja direfleksikan dengan lebih maksimal dalam berbusana.
"Terlepas dari itu, kesadaran untuk lebih ramah lingkungan ada di semua layer," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Busana Multifungsi
Soal tren busana tahun depan, Lulu Lutfi Labibi menjelaskan bahwa kebaruan pada dasarkan akan selalu ada. Pasalnya, sebagai desainer, ia merasa bertanggung jawab memberi inspirasi dan visual segar bagi para pecinta mode.
"Saya melihatnya lebih ke satu baju multifungsi. Ada satu look dalam koleksi Dewi Fashion Knights yang menerapkan prinsip ini. Jadi, pemindahan kancing saja bisa kasih look baru. Atasan ini bisa sampai lima looks," tuturnya.
Sedangkan, selaras dengan Margaretha, Chitra Subyakto menjelaskan, tren yang sebenarnya hampir akurat adalah bahwa semua label sudah mulai memikirkan konsep berkelanjutan. Cakupannya mulai dari pemilihan bahan, sampai kontribusi langsung pada lingkungan.
Advertisement