Liputan6.com, Jakarta - Kalpataru, penghargaan untuk para pegiat dan pelestari lingkungan, kembali diberikan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada tahun ini, Menteri LHK Siti Nurbaya menyerahkan 10 penghargaan Kalpataru kepada tokoh dan kelompok masyarakat yang dianggap berkontribusi signifikan.
Penghargaan tahun ini dibagi ke dalam sejumlah kategori, yakni perintis, pengabdi, penyelamat, pembina, serta penghargaan khusus. Pemberian penghargaan Kalpataru dilaksanakan di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Untuk kategori perintis, penghargaan diraih oleh Zeth Wonggor dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat, dan Sadikin dari Kabupaten Bengkalis, Riau. Sementaram peraih Kalpataru kategori pengabdi adalah Wasito dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dan Saraba dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Berikutnya, Kalpataru kategori penyelamat diberikan kepada tiga pihak. Mereka adalah Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Adiu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Komunitas Hatabosi (Haunatan, Tanjung Rompa, Bonan Dolok dan Siranap) dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara; dan Bening Saguling Foundation dari Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Sedangkan, kategori pembina diberikan kepada Ida Ayu Rusmarini dari Kabupaten Gianyar, Bali; Zofrawandi dari Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat; dan RB. Sutarno dari Jakarta Utara, DKI Jakarta. Terakhir, penghargaan Khusus dianugerahkan kepada Kelompok Pelestarian Cendrawasih "Botenang" Sawendui di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, dan Yal Yudian di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
Kelompok pelestarian cenderawasih itu beranggotakan masyarakat Sawendui. Mereka bertugas untuk memantau dan mengamankan habitat burung surga yang kian terancam hidupnya akibat perburuan dan kerusakan hutan. Hidup para burung itu tergantung pada populasi sejumlah pohon yang ada di hutan Papua.
Sementara, Yal Yudian dikenal sebagai pengubah lahan bekas tambang emas menjadi hijau kembali. Pemuda Sijunjung tersebut menanami lahan bekas tambang dengan berbagai tumbuhan, seperti jagung, cabai merah, dan buah-buahan agar bisa menghasilkan duit sekaligus mencegah bekas tambang jadi lahan tidur yang tidak bermanfaat.
"Kita bersyukur karena kita masih memiliki pejuang-pejuang lingkungan di Indonesia yang mengabdi dan berkorban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan. Penerima penghargaan Kalpataru adalah tokoh penting dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan," kata Menteri LHK.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berusia 40 Tahun
Penghargaan Kalpataru ternyata sudah berjalan 40 tahun. Selama itu, sudah 388 penghargaan diberikan kepada mereka yang dinilai berdampak bagi keberlanjutan ekologi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Anggota Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, Imam Prasodjo, mengungkapkan para penerima penghargaan Kalpataru merupakan sosok yang luar biasa, karena mampu keluar dari zona nyaman untuk menemukan solusi melestarikan lingkungan.
"Mereka adalah sosok-sosok yang berani mendobrak pakem, menjadi pendorong tumbuhnya harapan positif di tengah situasi sulit ini. Kita sangat membutuhkan orang-orang seperti mereka di negeri ini," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri LHK Siti Nurbaya juga memberikan penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra kepada Kepala Daerah dan DPRD Tingkat Provinsi, yakni Provinsi Sumatera Barat sebagai Juara 1, Provinsi Jawa Tengah sebagai Juara 2, dan Provinsi Jawa Barat sebagai Juara 3. Ketiga provinsi dianggap telah berperan aktif dalam pembangunan Lingkungan Hidup.
"Keberhasilan seorang kepala daerah antara lain ditopang oleh dua hal, yaitu programnya didukung oleh DPRD atau legislatif, dan implementasi programnya dilaksanakan oleh birokrasi yang baik," kata Siti.
Advertisement