Pengalaman Karantina Mandiri di Hotel Inggris Selama 10 Hari, Bagai Dipenjara Walau Diperlakukan Baik

Mereka yang masuk ke Inggris wajib menjalani karantina di hotel selama 10 hari dan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp33 juta.

oleh Henry diperbarui 16 Feb 2021, 20:01 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 20:01 WIB
Bandara Heathrow
Potret yang diambil pada 10 Juli 2020 ini, menampilkan penumpang mengenakan masker akibat pandemi COVID-19, baru tiba di Bandara Heathrow, London barat. (DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Inggris sudah mulai menerapkan karantina hotel mulai Senin, 15 Februari 2021. Bagi mereka yang baru tiba dari 33 negara yang masuk dalam daftar merah, termasuk Argentina, Portugal, Uni Emirat Arab (UEA), dan Brasil.

Semua penumpang yang akan tiba di Inggris harus mengisi formulir petunjuk keberadaan penumpang sebelum datang, menulis daftar nomor kontak yang bisa dihubungi, negara keberangkatan dan alamat mereka di Inggris. Mereka pun harus menunjukkan bukti hasil tes negatif Covid-19 agar diperbolehkan masuk.

Tes harus dijalani paling lama 72 jam sebelum keberangkatan, dan petugas perbatasan akan memeriksa di tempat. Selanjutnya, penumpang yang baru tiba harus isolasi mandiri selama 10 hari. Mereka yang baru tiba harus menjalani tes Covid-19 pada hari kedua dan kedelapan masa karantina, yang harus mereka bayar sendiri. Kalau hasilnya positif, mereka harus isolasi mandiri untuk 10 hari berikutnya.

Akomodasi untuk karantina harus dipesan sebelumnya lewat daring, namun tidak dapat memilih hotel karena daftar hotel sudah ditetapkan oleh pemerintah Inggris. Beragam cerita dialami para pendatang yang masuk ke Inggris.

Satu di antaranya adalah Fatima yang datang dari Dubai, UEA bersama kedua anaknya. Tak lama setelah mendarat di Bandara Heathrow, London dan mengurus keimigrasian, Fatima dikawal petugas untuk langsung menuju Hotel Radisson Blu.

Selama 10 hari di hotel, Fatima harus membayar sebesar 1.750 pound sterling atau sekitar Rp33 juta untuk menginap selama 10 hari. Biaya ini sudah termasuk transportasi, makanan, akomodasi dan keamanan, serta layanan dan tes Covid-19.

"Sejak berangkat kami sudah tahu harus menjalani karantina dan aku tak masalah dengan itu. Kami mendapat hotel yang bagus dan rasanya kami akan betah di sini," ujar Fatima, seperti dilansir dari Daily Mail, Senin, 15 Februari 2021.

"Kami cukup lama berada di bandara untuk menjalani berbagai pemeriksaan, tapi mereka memperlakukan kami dengan sangat baik," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menelepon Sepanjang Waktu

Ilustrasi Hotel
Ilustrasi tempat tidur hotel. (dok. Unsplash.com/Nik Lanús @niklanus)

Namun saat sampai di hotel, Fatima tidak boleh berbicara lagi pada media dan harus langsung masuk ke kamar mereka. Setidaknya ada enam orang petugas hotel yang berjaga-jaga, dan ada dua atau tiga petugas lagi di bagian depan. Kalau ingin keluar kamar harus meminta izin pada petugas.

Ada belasan penumpang lainnya yang dibawa ke hotel bintang empat tersebut untuk menjalani karantina. "Aku tidak suka ini, tapi Anda harus melakukannya," kata seorang wanita yang baru datang dari Zambia. 

Sementara Ana Torres yang datang dari Brasil dan transit di Spanyol, tiba di West Sussex dan dikawal menuju bus untuk menuju hotel. "Aku kurang suka dengan situasi ini, karena harus menghabiskan waktu 10 hari di dalam kamar sendirian. Aku mungkin akan terus menelepon sepanjang waktu agar tidak bosan dan kesepian," ucapnya.

Sedangkan pasangan asal Brasil, Wagner Araujo dan Elaine, mengkritik sistem karantina di hotel Inggris karena saat terbang ke London mereka satu pesawat dengan penumpang yang bukan termasuk dalam daftar merah.

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya