Menanti Obat Penekan Nafsu Makan yang Digadang-gadang Bakal Tuntaskan Masalah Obesitas

Studi tentang obat penekan nafsu makan itu menunjukkan hasil positif. Seperempat responden mengalami penurunan berat badan hingga 20 persen.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Feb 2021, 13:03 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 13:03 WIB
Memulai Topik Pembicaraan dengan Mengomentari Bentuk Tubuh
Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti kini sedang mengembangkan obat diklaim bisa mengambil alih sistem yang membangkitkan nafsu makan. Obat itu berpotensi jadi cara baru dalam menangani masalah obesitas setelah hasil penelitian menunjukkannya bisa menurunkan berat badan hingga 20 persen.

Pengujian obat itu melibatkan hampir dua ribu orang di 16 negara. Hasil dari uji coba skala internasional itu dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Hasilnya menunjukkan lebih dari sepertiga responden yang mengonsumsi obat semaglutide kehilangan seperlima bobot tubuh mereka. Sementara, tiga perempat responden lain kehilangan 10 persen berat badannya.

Obat tersebut saat ini digunakan untuk mengobati pasien dengan diabetes dan bekerja dalam mengatasi nafsu makan sehingga mengurangi asupan kalori. Salah satu dari penulis utama penelitian, Rachel Batterham, dari University College London, menyebut bahwa penelitian itu sebagai terobosan besar.

"Tidak ada obat lain yang bisa menurunkan berat badan sebesar itu. Ini benar-benar 'game-changer'," kata Batterham, dikutip dari Japan Today, Selasa (16/2/2021).

"Untuk pertama kalinya, orang-orang bisa menurunkan berat badan menggunakan obat-obatan, hal yang sebelumnya hanya mungkin didapat lewat operasi," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Implikasi pada Penyakit Lain

Ilustrasi berat badan
Ilustrasi berat badan (dok.pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sementara, Duane Mellor, ahli gizi dari Aston Medical School di Birmingham, mengatakan pada BBC bahwa obat tersebut memang menyediakan opsi berguna. Namun, ia memperingatkan bahwa penurunan berat badan tetap membutuhkan perubahan gaya hidup.

"Dan pengobatan apapun atau perubahan dalam gaya hidup dapat membawa risiko dan efek samping," ucapnya.

Hasil penelitian itu juga menyoroti dampak penanganan obesitas terhadap kondisi kesehatan lain. Termasuk di antaranya Covid-19, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker. "Obat ini memiliki implikasi besar untuk kebijakan kesehatan Inggris pada tahun-tahun mendatang," sambung Batterham.

Ahli kesehatan Inggris telah menarik batas antara tingginya obesitas dan tingkat kematian di negara itu selama pandemi Covid-19. Dengan lebih dari 114 ribu kematian, Inggris jadi salah satu negara yang terdampak buruk akibat wabah tersebut. 

Bukti dari pengujian telah diserahkan pada regulator. Mereka kini menunggu persetujuan agar semaglutide bisa digunakan untuk merawat pasien obesitas di Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya