Liputan6.com, Jakarta - Distribusi vaksin COVID-19 oleh Singapore Airlines ke Australia telah berlangsung. Bersamaan dengan babak baru penanganan pandemi, bagaimana Negeri Kanguru menetapkan aturan kunjungan bagi turis yang telah melakukan vaksinasi COVID-19?
Sementara negara-negara lain telah membebaskan aturan karantina bagi turis yang sudah divaksinasi COVID-19, melansir laman Lonely Planet, Rabu (17/2/2021), pemerintah Australia menyebut tak akan mengambil langkah serupa.
Mereka berencana untuk sedikit meningkatkan pembatasan kedatangan dari luar negeri. Termasuk di dalam aturannya, yakni pelancong yang telah disuntik vaksin COVID-19 tetap menjalani karantina wajib di hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Petugas Medis Australia, Paul Kelly, mengaitkan keputusan ini dengan apa yang dikatakan sebagai "bukti tak cukup seputar kemampuan vaksin membatasi penularan virus." Peluncuran vaksin negara tersebut diharapkan akan dimulai pada akhir bulan.
Hingga saat ini, sebagian besar non-warga Australia dilarang memasuki negara itu. Juga, ada batasan ketat tentang berapa banyak penduduk Australia yang dapat kembali setiap hari, dan mereka harus melalui masa wajib karantina.
Kehati-hatian ini dinilai dapat dimengerti karena meski sistem karantina hotel terbukti efektif menahan penyebaran virus, beberapa kasus lokal yang terisolasi muncul dari kebocoran karantina hotel. Dalam kasus ini, staf hotel tertular virus.
Situasi ini telah menyebabkan penguncian wilayah di Brisbane, Melbourne, dan Perth. Meningkatnya orang yang datang dengan varian baru COVID-19 juga jadi perhatian. Perdana Menteri negara bagian Victoria, Dan Andrews, mengatakan, jenis virus yang lebih menginfeksi yang muncul terbukti sangat sulit dikendalikan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ragam Upaya Tekan Penyebaran Virus
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan bahwa negara itu akan meningkatkan kapasitas kamp karantina di "wilayah sepi" yang dikelola pemerintah. Langkah ini dinilai bakal mengurangi risiko penularan ke daerah perkotaan yang padat.
Tiga lokasi terpencil kamp karantina telah diidentifikasi, kendati belum disebutkan secara gamblang. Namun, pengangkutan wisatawan ke fasilitas itu bukan tanpa risiko.
Australia juga sedang mempertimbangkan frekuensi pengujian kedatangan yang lebih sering dan lebih lama. Ketentuan pembukaan perbatasan pun terus diperbaharui, salah satunya melalui laman Departemen Dalam Negeri Australia.
Advertisement