Liputan6.com, Jakarta - Studi baru menemukan bahwa makanan laut menyumbang kandungan mikroplastik paling banyak. Mikroplastik sendiri sangat melimpah di laut dan sering kali dimakan makhluk laut, yang berarti partikel tersebut bisa masuk ke tubuh manusia yang mengonsumsi makanan laut.
Melansir dari ABC News, Selasa, 9 Maret 2021, peneliti dari Australian Institute of Marine Science membandingkan antara mikroplastik yang terdapat pada makanan laut dan kebiasaan makan orang Australia.
Advertisement
Penelitian tersebut mencatat bahwa orang Australia tak sengaja mengonsumsi mikroplastik ketika menyantap makanan berupa kerang atau tiram, serta makanan laut lain yang berpotensi besar mengandung mikroplastik, seperti udang dan kepiting.
Baca Juga
Jadi apakah mikroplastik sebenarnya buruk apabila sampai terkonsumsi manusia? Mikroplastik memang berdampak buruk pada lingkungan dan hewan yang tak sengaja mengonsumsinya. "Kita sebenarnya tidak cukup mengetahui apakah mereka akan membawa dampak buruk atau tidak bagi tubuh kita ketika tak sengaja dikonsumsi," kata ilmuwan kesehatan lingkungan, Kevin Thomas.
"Ada kesenjangan pengetahuan yang begitu besar sehingga sangat sulit untuk membuat penilaian menyeluruh tentang apakah ada risiko kesehatan jika mikroplastik tak sengaja dikonsumsi manusia," sambungnya.
Ia mengatakan bahwa mikroplastik berukuran 2,5 mikron atau lebih kecil adalah yang paling mungkin membahayakan. Tapi, karena istilah "mikroplastik" disamaratakan untuk semua benda berbahan plastik berukuran 5 mm ke bawah, itu menyebabkan tidak ada data pasti benda apa saja yang termasuk kategori mikroplastik.
"Kami juga tidak tahu apa yang dilakukan oleh mikroplastik kecil saat mereka berada di dalam tubuh manusia," tambah Thomas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bukan Berarti Tak Berbahaya
Beberapa penelitian di laboratorium sel telah menemukan bahwa partikel yang masuk dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi, serta pembengkakan pada sel. "Tapi, kami sendiri belum mengetahui dengan pasti apakah mikroplastik benar-benar bisa masuk ke dalam sebuah sel dan menyebabkan peradangan," tutur Thomas.
Mikroplastik yang tak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia bisa bergerak melalui sistem pencernaan dan keluar bersama kotoran manusia, seperti yang ditunjukan beberapa penelitian lain.
Plastik sendiri dapat mengalami pelapukan karena paparan sinar matahari atau oksidasi. Lalu, menyebabkan perubahan kimiawi dan struktural yang mungkin akan berdampak jika sampai masuk ke dalam tubuh manusia.
"Hanya krena kami belum memiliki data yang menunjukan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi, bukan berarti hal itu aman. Kami hanya perlu mendatanya lebih lanjut selama beberapa waktu," tutup Thomas. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
Advertisement