Rencana Hong Kong Bebaskan Aturan Perjalanan Tertentu bagi Penerima Vaksin COVID-19

Selain terkait aturan perjalanan, penerima vaksin COVID-19 di Hong Kong juga masuk dalam rencana baru pemberlakuan jarak sosial.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Mar 2021, 20:03 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 20:03 WIB
Taruh Jarum di Bangku Bus, Pria ini Terancam Hukuman Seumur Hidup
Ilustrasi bus tingkat di Hong Kong. (Foto: christels/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Hong Kong sedang mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan vaksinasi COVID-19. Mereka akhirnya "menawarkan insentif," seperti membebaskan aturan perjalanan tertentu dan tindakan jarak sosial.

Melansir laman South China Morning Post, Kamis, 18 Maret 2021, Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor juga mengatakan bahwa ia telah memerhatikan beberapa warga enggan disuntik vaksin COVID-19 karena masih baru.

"Pemerintah memahami bahwa sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap vaksin yang kami setujui. Itu sebabnya kami membentuk panel ahli (tentang vaksin) untuk menjelaskan dan meningkatkan transparansi," katanya.

Lam kemudian menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen pro-kemapanan Wong Ting-kwong, yang memintanya menjelaskan apakah ada rencana untuk meningkatkan tingkat vaksinasi, menyusul kematian tujuh orang yang sakit kronis setelah menerima suntikan Sinovac.

"(Kejadian ini) membuat warga enggan disuntik vaksin," kata Wong. "Bagaimana pihak berwenang dapat meningkatkan transparansi dan menguraikan lebih lanjut tentang kemungkinan hubungan antara program inokulasi dan kejadian penyakit serius?"

Lam mengatakan, lebih banyak penjelasan relevan bisa diberikan untuk meningkatkan kepercayaan, sementara pihak berwenang juga telah mencari insentif untuk mendorong orang-orang agar mendapat suntikan vaksin COVID-19.

"Kami sekarang sedang mempertimbangkan untuk menawarkan insentif tidak hanya dalam aspek aturan perjalanan lintas batas, tapi juga ruang untuk melonggarkan langkah-langkah jarak tertentu bagi mereka yang telah divaksinasi," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengatasi Masalah Kepercayaan

Pimpinan Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (kiri), menerima suntikan vaksin COVID-19 di Community Vaccination Centre di Hong Kong pada Senin (22/2/2021). (Photo credit: AP Photo/Vincent Yu)
Pimpinan Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (kiri), menerima suntikan vaksin COVID-19 di Community Vaccination Centre di Hong Kong pada Senin (22/2/2021). (Photo credit: AP Photo/Vincent Yu)

Pakar medis mengatakan, rencana pemerintah menawarkan insentif memang akan membantu meningkatkan tingkat vaksinasi kota. Tapi, penting juga untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap suntikan vaksin.

"Insentif akan mendorong lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi, tapi tindakan pelonggaran jarak sosial dan pembatasan perjalanan akan dibatasi sampai tingkat penerimaan meningkat secara signifikan," kata spesialis pengobatan pernapasan, Dr. Leung Chi-chiu.

Leung mengatakan, ada "masalah kepercayaan yang harus diatasi." Jika tidak, tidak cukup lansia atau anggota masyarakat rentan yang akan divaksinasi.

Profesor Benjamin Cowling, seorang ahli epidemiologi dari The University of Hong Kong, mengatakan bahwa ia khawatir tidak banyak orang yang akan menerima vaksin COVID-19, bahkan ketika ada cukup dosis untuk semua orang di kota. Tingkat vaksinasi yang tinggi adalah "jalur kembali normal," katanya.

Meski pemesanan melonjak setelah memperluas skema vaksinasi untuk menyertakan semua penduduk berusia 30 ke atas, membuat 5,5 juta orang memenuhi syarat untuk menerima vaksin, banyak yang masih ragu.

Sejak kampanye inokulasi Hong Kong dimulai pada 26 Februari, sekitar 253,9 ribu orang telah menerima suntikan vaksin pertama mereka, dengan 189,6 ribu mendapatkan versi Sinovac dan 64,3 ribu memilih BioNTech.


Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

INFOGRAFIS: Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya