Tangis di Balik Tawa Seniman Badut Sepanjang Pandemi Covid-19

Gerak seniman badut untuk menghibur orang kian terbatas, untuk makan pun kesusahan.

oleh Komarudin diperbarui 31 Jul 2021, 03:02 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 03:02 WIB
Para seniman badut
Para seniman badut dari Aku Badut Indonesia (ABI) yang harus berjuang bertahan hidup selama pandemi Covid-19 (Dok.Instagram/@aku_badut_indonesia/https://www.instagram.com/p/CO1xa0Zg_HF/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Dampak negatif pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia juga berlaku bagi seniman badut Dedy Delon. Ia merupakan pendiri Yayasan Aku Badut Indonesia (ABI) yang bergerak dalam aksi-aksi sosial kemanusiaan, seperti untuk menghibur penderita kanker, yatim piatu, bencana alam.

"Selama pandemi berlangsung kami nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Kami nggak ada pekerjaan, nggak ada pemasukan, dan nggak bisa lagi menghibur ke tempat-tempat bencana alam karena keterbatasan biaya," ujar Dedy saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 29 Juli 2021.

Selayaknya badut, wajah Dedy selalu berhias senyum saat harus menghibur orang. Tapi, riasan itu hanya topeng. Di balik itu, ia merasakan getirnya bertahan hidup di masa pandemi, terutama saat PPKM Darurat yang berlanjut ke PPKM Level 4. Ia tak mendapat pemasukan selama kebijakan itu diberlakukan.

"Untuk bertahan hidup, saya menjual barang-barang untuk demi makan anak-anak. Kalau saya nggak makan sehari, itu nggak masalah. Tapi kalau anak nggak bisa begitu, uang Rp1000 itu sangat berharga," kata lelaki bernama asli Dedy Rachmanto itu.

Kehidupan prihatin kini menjadi rutinitas sehari-hari. Tapi, ia tak sampai hati membiarkan anaknya yang baru masuk SD tak memiliki seragam sekolah. Menurutnya, seragam sekolah jadi kebanggaan tersendiri bagi anaknya meski belajar masih secara daring.

"Saya sempat meminta istri saya untuk menjual cincinnya. Itu harta satu-satunya yang bisa digunakan untuk membeli seragam sekolah anak. Saya berjanji akan menggantinya suatu saat. Ini mungkin jalan yang terbaik," kata Dedy dengan suara terbata-bata.

Dedy bahkan sempat meminta maaf kepada istrinya. Ia pun rela berpisah dengan istrinya jika ia tak kuat menghadapi kondisi pandemi. Jawaban sang istri justru menguatkannya.

"Gua sabar. Gua sabar banget, kok," jawab sang istri, seperti ditirukan Dedy. "Kita harus sabar dan harus saling menguatkan dengan kondisi pandemi ini," katanya.

Dedy bersyukur, tak berapa lama seorang kawan memberikan bantuan untuk membeli seragam sekolah anaknya. Dedy sempat mengatakan akan mengembalikan uang yang diberikan itu, tapi temannya menolak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bahagia Membuat Orang Lain Bahagia

Seniman badut
Seniman badut sedang menghibur korban kebakaran di Taman Sari, Jakarta Pusat (dok.instagram/@aku_badut_indonesia/@https://www.instagram.com/p/CN-RaTGgO_x/Komarudin)

Aku Badut Indonesia (ABI) mempunyai moto, bahagia, membuat orang lain bahagia. Namun, ia sempat berpikir mengapa justru anaknya sendiri tidak bahagia.

"Mengapa anak-anak saya nggak merasakan bahagia, seperti kebahagiaan anak-anak yang lain yang saya hibur. Saya nggak mendapat bayaran dari mereka yang saya hibur. Saya hanya berharap kepada mereka yang peduli mereka yang mendapat rezeki lebih untuk kira bisa menyisihkan rezekinya," ungkap Dedy yang pernah menghibur korban kebakaran di Jakarta dengan kocek pribadi.

Sebelum pandemi Covid-19, Dedy mengatakan pekerjaan untuk menghibur orang lain cukup banyak. Ia bahkan bisa berkeliling Indonesia. "Kondisi pandemi memang sangat parah bagi kondisi ekonomi kami. Tapi saya dan ABI akan terus berjuang dengan aksi-aksi sosial," ucap Dedy.

Ia bersama komunitasnya berusaha tetap untuk berbuat kebaikan di jalanan. Salah satunya dengan mengampanyekan vaksinasi. Meski diakuinya sebagai aksi kecil, ia berharap masyarakat tersadar.

"Karena kami ingin bangsa ini sehat. Kalau semuanya sehat, maka orang akan segera beraktivitas kembali. Saya juga bisa bekerja kembali dan anak-anak saya bisa makan dan sekolah. Tujuan saya simpel aja, nggak ada tujuan lain," tutur Dedy.

 

Pindah ke Rumah Mertua

Seniman badut
Seniman badut (dok.instagram/@aku_badut_indonesia/https://www.instagram.com/p/CODLh0JgNb_/Komarudin)

Selama pandemi, Dedy juga harus merelakan kendaraan roda empatnya untuk dijual. Ia pun terpaksa menumpang di rumah mertuanya bersama istri dan anaknya.

"Kapan, Pak, kita pindah. Kapan kita ngontrak, Pak," kata anaknya, seperti ditirukan Dedy. "Sabar ya. Nanti kita pindah," jawab Dedy berusaha menenangkan anaknya.

Berprofesi sebagai seniman badut, lanjut Dedy, ia tak pernah merasa mengeluh atau berduka atas profesi yang menjadi pilihannya itu, tapi pandemi yang membuatnya ia berduka.

"Saya selalu suka menghibur anak-anak dan berharap menjadi inspirasi bagi seniman-seniman badut yang lain. Makanya, saya berusaha melebarkan sayap agar ABI ada di daerah-daerah lain. Bila ada bencana di daerah, maka mereka yang di daerah yang bergerak untuk menghibur para korban bencana," urai Dedy.

 

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya