Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kompleks kuil yang sedang dibangun di bagian timur laut Thailand menuai kontroversi. Pasalnya, melansir laman The Guardian, Sabtu (28/8/2021), desain kuil itu diklaim mereplikasi Angkor Wat Kamboja.
Pemerintah Kamboja dilaporkan berencana mengirim arkeolog dan arsitek kuil untuk memeriksa apakah situs tersebut terlalu mirip dengan simbol nasional yang digambarkan pada bendera negara tersebut. Di sisi lain, pihak Thailand telah melontarkan bantahan.
Menurut pihak berwenang Thailand dan kepala biara di balik pembangunan kompleks kuil Sihanakhon yang telah menelan biaya lebih dari 100 juta baht (Rp44 miliar), "pengaruh desain kuil itu jauh lebih luas." Pejabat budaya Buriram Khattiya Chaimanee mengatakan desain tersebut mencerminkan fitur khas istana batu Khmer.
Advertisement
Baca Juga
Aksen ini dikatakannya dapat ditemukan di seluruh arsitektur di wilayah selatan Isan di timur laut Thailand. Ini termasuk Jembatan Naga di kuil baru, jalan panjang yang dibuat dalam bentuk Naga, katanya.
"Di kuil ini, gugusan kuil berjajar dalam satu baris, dari yang terbesar hingga terkecil, yang sama sekali berbeda dengan lanskap Angkor Wat," tegas Chaimanee.
Ia menambahkan bahwa inspirasi asli datang dari kepala biksu yang dalam mimpi melihat dirinya di kehidupan lampau sebagai salah satu pasukan yang membantu membangun kompleks Angkor Wat pada abad ke-12. "Jadi ketika ia memasuki kebhikkhuan, ia ingin melanjutkannya lagi," katanya.
Pejabat dari kedutaan Kamboja di Thailand mengunjungi situs tersebut, bulan lalu, setelah tagar #SaveAngkorWat dan #Angkorwatbelongtokhmer dibagikan di media sosial. Kementerian Kebudayaan Kamboja kemudian mengatakan bahwa desain tersebut tidak meniru desain Angkor Wat atau kuil mana pun di Kamboja.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Klaim Penyelidikan Lebih Lanjut
Namun, pejabat Kamboja dilaporkan mengatakan mereka akan menyelidiki lebih lanjut. Karena itu, Direktur Kementerian Kebudayaan Kamboja Hab Touch mengatakan pada Khmer Times bahwa para ahli akan mengunjungi Thailand untuk memeriksa konstruksi tersebut.
Tidak ada tanggal yang ditetapkan, katanya, karena pembatasan perjalanan terkait pandemi. Sementara, Chaimanee mengatakan ia tidak mengetahui rencana kunjungan tersebut.
Pa Chamroeun, presiden Institut Demokrasi Kamboja, mengatakan tidak jelas seberapa mirip kuil itu dengan Angkor Wat, namun ini merupakan masalah sensitif. "Apa pun yang menciptakan ketegangan antara kedua negara ini harus dihindari," katanya.
Advertisement
Catatan Perselisihan
Sebelumnya, perselisihan gara-gara Preah Vihear, sebuah kuil abad ke-11 yang dalam pengadilan internasional tahun 1962 memutuskan sebagai milik Kamboja, telah menyebabkan bentrokan antara kedua tetangga tersebut. Pada 2003, desas-desus bahwa seorang aktor sinetron Thailand telah menyarankan warga negara itu mengambil alih Angkor Wat berujung perselisihan diplomatik.
"Jika mereka benar-benar menghargai nilai kuil ini, mereka harus datang dan mengunjungi Kamboja, melihat kuil kuno yang sebenarnya," kata Pa Chamroeun.
Angkor Wat, monumen keagamaan terbesar di dunia, telah dipajang di bendera Kamboja sejak kemerdekaan, meski model kuil juga ditampilkan di istana kerajaan di Bangkok. Pada akhir abad ke-19, Rama IV dari Siam berusaha membongkar Angkor Wat dan membangunnya kembali di Thailand, meski rencana tersebut gagal setelah pasukannya disergap.
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan COVID-19
Advertisement