Guru Lelaki Dituduh Berbuat Tak Pantas Gara-Gara Bagikan Pembalut Gratis untuk Siswi

Aksi guru lelaki membagikan pembalut gratis itu didukung para siswinya.

oleh Henry diperbarui 23 Sep 2021, 03:02 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 03:02 WIB
Ilustrasi guru mengajar
Ilustrasi guru mengajar. Sumber:pexels.com

Liputan6.com, Jakarta - Bagi perempuan, perkara datang bulan atau menstruasi kerap membuat repot. Terkadang, seseorang mendadak mengalami menstruasi saat tak membawa pembalut. Belum lama ini, seorang guru laki-laki membagikan kisahnya yang menyediakan pembalut dan tampon gratis di sekolah.

Hal tersebut ia lakukan untuk mempermudah aktivitas para siswi. Sayangnya, guru ini malah dituding melakukan hal tak pantas oleh rekan guru lainnya. Ia pun membagikan curhatannya tersebut ke warganet.

Guru laki-laki dengan akun 'Lowthrowaway22' tersebut meminta pendapat warganet lewat Reddit. Dilansir dari Bored Panda, 20 September 2021, pria tersebut menjelaskan bahwa ia adalah guru berusia 38 tahun di sebuah SMA di California, Amerika Serikat (AS).

Ia juga merupakan ayah dari dua orang putri. "Sejak tahun ajaran dimulai, aku menyadari siswa perempuan mengalami sedikit masalah dan sulit bagi mereka untuk menemukan tampon atau pembalut saat dibutuhkan," terang guru tersebut.

"Sebagai ayah, aku paham benda itu penting bagi perempuan. Hal yang sama juga kulakukan kepada putri-putriku," lanjutnya.

Demi membantu para siswi, guru laki-laki ini membeli persediaan tampon dan pembalut. Ia kemudian meletakkannya di dalam sebuah keranjang di kelas.

Guru ini menjelaskan bahwa setiap siswi dapat mengambil pembalut atau tampon secara gratis. Idenya ini juga disukai seluruh siswa di kelas dan tak ada yang memprotes. Meski begitu, guru ini justru dituduh melakukan hal yang tidak pantas oleh rekan kerjanya sendiri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengirimkan Bantuan

[Fimela] ilustrasi pembalut
ilustrasi pembalut | unsplash.com/@thefemalecompany

"Rekan kerjaku di kelas sebelah yang bernama Susan adalah wanita 60 tahun. Dia pikir aku melakukan hal tidak pantas karena menyediakan itu untuk siswi dan bilang aku aneh karena aku seorang pria," tulisnya.

"Apa yang aneh soal itu? Aku tidak merasa itu aneh atau semacamnya. Tak ada yang salah dengan menstruasi dan pembalut. Agar siswaku nyaman, aku membuat keranjang itu dan mengisinya secara berkala," lanjutnya.

Berlainan dengan rekan kerjanya, guru ini justru banjir pujian dari warganet setelah membagikan kisahnya. Bukan hanya dipuji karena berempati terhadap para siswi, banyak yang ingin ikut mengirimkan bantuan uang untuk membeli pembalut dan tampon.

"Aku pikir ini sangat manis. Hal ini memberi pesan bahwa menstruasi adalah hal normal dan tidak perlu disembunyikan atau membuat malu," komentar salah seorang warganet. "Kami butuh lebih banyak guru dan ayah sepertimu," tambah warganet lainnya.

Guru laki-laki ini menambahkan bahwa ia tidak butuh bantuan dana untuk menyediakan tampon dan pembalut. Meski begitu, dia berterima kasih atas dukungan yang diberikan warganet.

Selandia Baru

Gerakan Anti-Seksis Para Siswi Prancis yang Bermula dari Gambar Crop Top Disilang
Ilustrasi siswi dok. Foto @thiszun/Pexels.com)

Beda dengan di AS, semua sekolah di Selandia Baru menyediakan pembalut gratis mulai Juni 2021.  Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memberantas permasalahan kurangnya akses produk tersebut.

Pihak berwenang Selandia Baru khawatir beberapa siswi membolos karena mereka tidak mampu membeli produk seperti tampon dan pembalut. PM Jacinda Ardern berkata, "Kaum muda tidak boleh ketinggalan pendidikan karena sesuatu yang merupakan bagian normal dari kehidupan."

Dikutip dari laman BBC, 18 Februari 2021, Ardern mengatakan, satu dari 12 anak muda di Selandia Baru tidak bersekolah karena kemiskinan dan tak mampu membeli pembalut.

Dia mengatakan bahwa menyediakan produk haid gratis adalah salah satu cara pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, meningkatkan kehadiran siswi di sekolah, dan "memberikan dampak positif pada kesejahteraan anak-anak." Skema ini akan membebani pemerintah Selandia Baru sebesar jutaan dolar hingga 2024.

Guru Disuntik Vaksin Covid-19, Siap Belajar Tatap Muka?

Infografis Guru Disuntik Vaksin Covid-19, Siap Belajar Tatap Muka? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Guru Disuntik Vaksin Covid-19, Siap Belajar Tatap Muka? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya