Cerita Ariel Tatum soal Sepeda Presiden Karya Garin Nugroho

Liputan6.com, Jakarta - Ariel Tatum jadi salah seorang pemeran film Sepeda Presiden. Film tersebut mulai tayang hari ini di bioskop, Kamis (23/12/2021).

Dalam unggahannya, Ariel sempat bercerita tentang syuting film Sepeda Presiden yang berlangsung di Papua. Ia sempat tinggal selama sebulan lebih di sana.

"Menghabiskan lebih dari satu bulan terakhir bersama mereka. Mulai dari workshop, reading, latihan koreo, rekaman, sampai akhirnya bisa menyelesaikan proses shooting tersehat sepanjang masa (06:00-18:00) selama 19 hari," tulis Ariel dalam akun Instagram pribadinya.

Ariel mengatakan, sebagai orang yang introver, ia sempat gelisah membayangkan tinggal dan hidup sebulan bersama orang-orang yang baru ia kenal. Apalagi, ia belum pernah mengunjungi tempat tersebut.

Namun, Ariel menilai mereka baik. Ia bersyukur disambut dengan baik, dijaga, dan "diantar" kembali pulang dengan cara yang luar biasa magis.

"Terima kasih untuk semua keluarga dadakanku di sana, yang ga ada di foto-foto ini, tapi pastinya ada di dalam hati dan doa, atas kerja samanya, atas kegembiraan dan segala pengalaman serunya. But most importantly, terima kasih, Papua!" cerita Ariel usai syuting film Sepeda Presiden.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Selain Ariel Tatum, film ini dibintangi Sitaa Nursanti, Joanita Chatari, dan Ian Wiliam. Film ini juga menghadirkan anak-anak Papua yang cerdas dan berbakat.

Melansir dari Antara, ide cerita film ini diambil dari kisah bagi-bagi sepeda yang biasa dilakukan Presiden Joko Widodo pada beberapa anak di berbagai daerah. Bagi-bagi sepeda yang dilaukan Jokowi itu beberapanya sempat viral.

Film yang disutradarai Garin Nugroho dan Hestu Saputra ini juga mengangkat keindahan alam Papua. Tak hanya itu, lagu-lagu Papua juga diperkenalkan kembali bagi generasi muda.

Sepeda Presiden merupakan film anak dan keluarga tentang kelucuan dan kegembiraan, dan lagu-lagu yang indah, serta peristiwa kemanusiaan yang hangat. Film ini dilakukan selama sebulan di Sorong dan Raja Ampat.

Film ini mengangkat cerita anak-anak Papua. Edo, Saulus, dan Uben adalah tiga sekawan siswa SD di Raja Ampat yang ingin mendapat sepeda dari presiden.

Saat itu, secara kebetulan mereka mendengar bahwa presiden akan datang ke Jayapura. Bagi mereka, sepeda adalah benda istimewa yang karena tinggal di pulau terpencil sehingga jarang melihat sepeda.