Liputan6.com, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina tak hanya memakan korban jiwa. Sejumlah tempat-tempat vital dan bersejarah maupun benda-benda penting juga ikut jadi sasaran, termasuk salah satu pesawat terbesar di dunia.
Pesawat terbesar di Ukraina dan dunia, Antonov AN-225, hancur akibat serangan Rusia, menurut pernyataan pejabat pemerintahan Ukraina. Pesawat tersebut dinamai "Mriya" yang berarti "mimpi" dalam bahasa Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari CNN, Senin (28/2/2022), saat invasi Rusia dimulai, pesawat tersebut sedang diparkir dekat ibu kota Kiev karena sejak 24 Februari kemarin tengah menjalani perbaikan.
Pesawat itu memiliki enam mesin turbofan, dan bisa mengangkut beban hingga 250 ton, serta memiliki rentang sayap terpanjang di dunia. Selain menghancurkan AN-225, pasukan Rusia juga telah mengambil alih bandara Hostomel tempat pesawat itu berada, pada 25 Februari 2022.
Pemerintah Ukraina mengatakan, kalau melihat dari kerusakannya, mereka masih bisa memperbaiki pesawat tersebut. "Rusia bisa saja telah menghancurkan 'Mriya' kami. Tapi mereka tak akan pernah menghancurkan mimpi kami akan negara yang kuat, bebas, dan demokratis," ucap Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, di Twitter, pada Minggu, 27 Februari 2022.
Kuleba menambahkan, biaya restorasi diperkirakan mencapai 3 miliar dolar AS (sekitar Rp43 triliun) dengan waktu perbaikan selama lima tahun "Tugas kami adalah memastikan biaya ini ditanggung Federasi Rusia, karena mereka dengan sengaja merusak dunia penerbangan Ukraina dan sektor kargo udara," lanjutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
30 Tahun
Kerusakan pesawat tersebut akan menjadi akhir tragis bagi AN-225 yang telah beroperasi selama 30 tahun. Pesawat itu beberapa kali digunakan untuk berbagai misi kemanusiaan di negara lain.
Salah satunya adalah untuk membagikan bantuan ke Republik Dominika ketika terjadi gempa Haiti berskala besar pada 2010. Di awal-awal masa pandemi, AN-225 juga digunakan untuk menyalurkan bantuan medis.
Pesawat Antonov AN-225 awalnya digunakan untuk mengangkut pesawat ulang alik Buran menggantikan Myasishchev VM-T. Pesawat tersebut terbang pertama kali pada 1988 dan langsung mencetak rekor dunia dalam satu penerbangan.
Advertisement
Sempat Tidak Beroperasi
Pesawat besar ini juga ikut ambil bagian dalam Paris Air Show 1989 yang sangat bergengsi. Namun, seiring dengan bubarnya Uni Soviet pada 1991 dan program Buran dihentikan. Pesawat ini terpaksa tidak beroperasi.
AN-225 tetap berada di penyimpanan Ukraina hingga 2000. Antonov AN-225 kembali beroperasi pada 2001 sebagai pesawat angkut komersial. Pesawat ini dioperasikan bersama oleh Antonov dan Air Foyle, Inggris.
Antonov AN-225 sebenarnya akan dibuat dua unit. Namun, hanya satu unit yakni UR-82060 yang selesai sampai saat ini. Sementara itu, unit kedua sempat dijadwalkan rampung pada 2008 lalu, tetapi mengalami penundaan. Pada 2009, unit kedua tidak kunjung rampung dan pengerjaannya telah ditinggalkan.
Larangan Uni Eropa
Dampak lainnya dar serangan Rusia ke Ukraina, Uni Eropa telah memberlakukan larangan terbang menyeluruh pada pesawat Rusia. Kabar tersebut diumumkan oleh Kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
"Kami menutup wilayah udara Uni Eropa (UE) untuk pesawat milik Rusia, terdaftar Rusia atau yang dikendalikan Rusia," katanya, dilansir BBC, Senin (28/2/2022). Semua pesawat tersebut, termasuk jet pribadi oligarki, kini tidak akan dapat mendarat, lepas landas, atau terbang di atas negara Uni Eropa mana pun.
Pesawat Rusia juga telah dilarang dari wilayah udara Inggris. Maskapai terbesar Rusia, Aeroflot, menyampaikan akan membatalkan semua penerbangan ke tujuan Eropa sampai pemberitahuan lebih lanjut sebagai tindakan pembalasan pada Minggu, 27 Februari 2022.
Menjelang keputusan itu, negara-negara Eropa mulai menutup wilayah udaranya. Jerman misalnya, mereka mengatakan larangan akan berlangsung selama tiga bulan. Sedangkan S7 Airlines Rusia menyebut di Facebook mereka akan membatalkan penerbangan ke banyak tujuan Eropa hingga setidaknya 13 Maret 2022.
Advertisement