Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Ramadan in Style," Tokopedia meluncurkan kampanye untuk memenuhi kebutuhan fesyen menjelang Lebaran. Pihaknya pun menggandeng berbagai mitra strategis, termasuk UMKM lokal, dalam kampanye yang masih akan berlangsung sampai 30 April 2022 itu.
"Ini merupakan panggung bagi UMKM fesyen lokal dengan memanfaatkan teknologi (dalam hal ini e-commerce platform)," kata AVP of Category Development Tokopedia, Falah Fakhriyah, dalam jumpa pers virtual, Rabu, 6 April 2022.
Kendati belum bisa menyebutkan berapa banyak UMKM fesyen lokal yang bergabung dalam kampanye itu, Falah menjamin produk yang ditawarkan sangat bervariasi. "Ini termasuk fesyen Muslim yang utamanya dicari selama Ramadhan," ia menyebutkan.
Advertisement
Baca Juga
Selain memfasilitasi kegiatan belanja baju Lebaran, pihaknya juga menggagas program donasi Tokopedia Salam. Pihaknya akan menyisihkan sebagian keuntungan yang didapatkan dari kampanye ini untuk disalurkan pada masyarakat yang membutuhkan melalui beberapa mitra, seperti Dompet Dhuafa, Rumah Yatim, dan Rumah Zakat.
"Melalui 'Ramadan in Style,' Tokopedia berupaya mendukung keberlangsungan bisnis para pegiat usaha, khususnya UMKM fesyen lokal, agar dapat meraja di negeri sendiri, serta memajukan pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
Mendukung program itu, mereka juga menyediakan berbagai promosi. Penawarannya termasuk flash sale mulai dari Rp2.022, cashback hingga Rp300 ribu, diskon sampai dengan 90 persen, serta peluncuran produk eksklusif dari para pegiat usaha fesyen lokal.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Scarf untuk Lebaran
Salah dua pelaku industri fesyen yang berpartisipasi dalam kampanye ini adalah ZYTA DELIA dan Wearing Klamby. Di kampanye kali, owner-nya, Zyta Delia Rahma, menyebut pihaknya membawa banyak produk.
Namun, yang diprediksi akan jadi best selling item adalah scarf. "Kemudian, tas sama sepatu. Itu juga lagi banyak peminatnya," Zyta menambahkan.
Selain itu, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan influencer Adelia Pasha dalam meluncurkan koleksi scarf bertema klasik, serta neo antique. "Kami juga akan rilis set prayer," ia mengatakan.
Karena labelnya identik dengan hijab, Zyta pun menyebut beberapa warna dari item tersebut yang sedang tren. "Veri peri. Itu mungkin belum diketahui banyak orang. Jadi, warnanya kayak ungu, tapi ada sentuhan magenta dan biru," ia mengatakan.
Zyta melanjutkan, "(Hijab berwarna) emerald, broken white apalagi Ramadan, dan biru turquoise juga banyak diminati."
Ia pun menyebutkan bahwa jenama fesyennya punya tagar utama: #NyamanItuPilihan. Ia bercerita bahwa scarf rilisannya diproduksi dari kain berbeda, selain juga didesain sendiri. Itu juga dilengkapi dengan finishing anti-bakteri.
Advertisement
Koleksi Wearing Klamby
Sementara, Wearing Klamby mengangkat koleksi terbaru mereka bertajuk "Mashrabiya," yang telah dirilis lewat fashion show pekan lalu. Dengan tidak kurang dari 30 looks, pihaknya mempersembahkan potongan mode yang merupakan hasil perkawinan nuansa Palembang dan Timur Tengah.
"Palembang memang jadi tema (busana) Lebaran dan kebetulan kemarin dapat tawaran dari Bank Indonesia untuk show di Dubai Expo, makanya temanya jadi Timur Tengah," founder Wearing Klamby, Nadine Gaus, bercerita di kesempatan berbeda, Jumat, 1 April 2022.
Ia melanjutkan, setelah ditelaah secara sejarah, Palembang masuk dalam jalur sutra. Karena itu, banyak akulturasi budaya antara wilayah itu dengan Timur Tengah, yang salah satunya tergambar lewat motif songket Palembang.
"'Mashrabiya' sendiri merupakan motif arsitektural berupa kotak-kotak atau bintang-bintang yang berada di depan bangunan. Karena menggabungkan Middle East dengan Songket Palembang, (inspirasinya merujuk pada) pertukaran emas dan rempah," Nadine mengatakan.
Siluet Busana
Karena bernuansa Timur Tengah, Nadine menambahkan, siluet dalam koleksi ini didominasi A line. "Lebih lebar lagi, sehingga secara pemakaian bahannya jauh lebih banyak. Ini bermaksud menciptakan kesan loose," tuturnya.
Karena itu pula, potongan busananya kebanyakan berupa gaun panjang dan rok. "Di Timur Tengah jarang pakai celana," ia menambahkan. Namun demikian, pihaknya tetap menghadirkan satu-dua celana panjang yang dalam sesi preview dikombinasikan atasan panjang.
Muhammad Ridho Jufri, selaku CEO Wearing Klamby, menyambung bahwa koleksi ini juga lebih banyak memvisualkan plisket. "Polosannya juga ada gradasi warna karena Klamby ingin mengeluarkan sesuatu yang baru. Tahun lalu sudah lebih ke pattern," tuturnya di kesempatan yang sama.
Plisket, menurut Ridho, bisa dipakai semua kalangan. "Non-hijab bisa masuk, hijab apalagi. Dengan begitu, kami bisa gaet pasar secara lebih luas," ucapnya.
"Soal material, koleksi ini macem-macem banget, mulai dari poliester karena printing, yang terbaru pakai chiffon silk, itu agak susah ditemukan sekarang karena harganya naik terus, satin, sampai katun," Nadine menjabarkan.
Advertisement