Halal Collaboration Hub, Fasilitas Baru Unilever Indonesia untuk Bantu Ciptakan Produk Muslim

Menurut riset, 90 persen konsumen muslim di Indonesia mengakui bahwa kepercayaan mereka menentukan cara mereka memilih produk untuk kebutuhan sehari-hari. Kehalalan merupakan syarat mutlak dalam pemilihan suatu produk.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 21 Apr 2022, 17:03 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2022, 17:03 WIB
Halal Collaboration Hub, Fasilitas Baru Unilever MCOE Untuk Ciptakan Produk Muslim
Halal Collaboration Hub, fasilitas teranyar yang dibuat Unilever Muslim Center of Excellence untuk mendukung penciptaan produk ramah muslim. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Unilever Muslim Center of Excellence (MCOE) memperkenalkan Halal Collaboration Hub pada pertengahan April 2022. Fasilitas baru yang berlokasi di Grha Unilever, BSD, Kabupaten Tangerang itu bertujuan untuk mendorong lahirnya portofolio produk yang ditujukan bagi kaum muslim.

Fasilitas itu dilatarbelakangi meningkatnya kesadaran akan halal sebagai cara hidup para konsumen muslim yang notabene jumlahnya mencapai 87 persen dari total populasi Indonesia. Berdasarkan riset internal, 90 persen konsumen muslim di Indonesia mengakui bahwa kepercayaan mereka menentukan cara mereka memilih produk untuk kebutuhan sehari-hari.

Karena itu, kehalalan merupakan syarat mutlak dalam pemilihan suatu produk. Produknya tidak terbatas hanya pada makanan minuman yang dikonsumsi, tetapi mendetail sampai ke perawatan tubuh.

"Faktor halal merupakan dasar prinsip yang dicari oleh konsumen muslim Indonesia. Akan tetapi, kian hari kami juga melihat bahwa konsumen muslim kerap mencari produk-produk keseharian yang bernilai lebih, yang memberikan manfaat khusus bagi mereka, terutama yang menggunakan hijab," ungkap Maulani Affandi, Head of Unilever Muslim Centre of Excellence, Selasa (19/4/2022).

Seiring tingginya keinginan umat muslim untuk menjalankan Islam secara menyeluruh, sambung Maulani, konsumen muslim juga mengharapkan produk-produk yang bernilai thayyib atau bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan. Mereka meresponsnya dengan menciptakan berbagai produk yang mengandung bahan yang disunahkan.

"Bahan-bahan yang disunahkan itu seperti siwak, habatussauda, kurma, hingga madu. Halal dan thayyib merupakan komitmen Unilever bagi segenap konsumen muslim," ia menambahkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Fungsi Hub

Halal Collaboration Hub, Fasilitas Baru Unilever Indonesia untuk Bantu Ciptakan Produk Ramah Muslim
Halal Collaboration Hub, fasilitas teranyar yang dibuat Unilever Muslim Center of Excellence untuk mendukung penciptaan produk ramah muslim. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Proses penciptaan produk halal tak sederhana. Banyak tahapan yang harus dilalui dan melibatkan banyak orang sebelum mengedarkannya ke masyarakat. Halal Collaboration Hub berfungsi sebagai pusat inovasi yang berperan menggali insight atau informasi dan referensi agar bisa mengembangkan pasar produk muslim dunia.

Telisiah Utami Putri, R&D Muslim Center of Excellence Lead, mengungkapkan saat ini lebih dari tujuh proyek penelitian dikerjakan di fasilitas baru Unilever MCOE itu.

"Dalam penelitian tersebut, kami menjalin komunikasi intensif dengan lebih dari 10 pihak stakeholders seperti para pemuka agama, pihak pemerintah hingga influencers, serta menggelar lebih dari 30 forum diskusi bersama lebih dari 1.500 konsumen di seluruh Indonesia," kata Telisiah.

Pusat inovasi itu menggabungkan unsur fisik dan digital. Pelaksanaannya berlandaskan prinsip 4C, yakni Connect, Create, Cultivate, dan Content. Connect berarti, berhubungan dengan konsumen dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menggali insight.

Sementara, Create dimaknai menciptakan purwarupa, yang dilanjutkan dengan Cultivate atau menghadirkan contoh produk dan melakukan pengujian. Terakhir, Content adalah mengembangkan cerita dari sebuah produk agar lebih dekat di hati target konsumen.

 

"Fasilitas ini dilengkapi dengan perpustakaan digital yang terus diperbaharui untuk mendapatkan berbagai wawasan terkait konsumen muslim, hingga area demo produk, diskusi dan mini lab untuk mendukung proses pengembangan inovasi suatu produk," kata Telisiah.

 

Ragam Produk

Halal Collaboration Hub, Fasilitas Baru Unilever Indonesia untuk Bantu Ciptakan Produk Ramah Muslim
Halal Collaboration Hub, fasilitas teranyar yang dibuat Unilever Muslim Center of Excellence untuk mendukung penciptaan produk ramah muslim. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Ia mengaku dalam waktu relatif singkat, Halal Collaboration Hub berperan memberikan masukan penting dalam ppengembangan sejumlah inovasi dan komunikasi marketing yang relevan. Lux Hijab Series, Pepsodent Siwak Habbatussauda, hingga kampanye terbaru Glow & Lovely merupakan beberapa contoh yang disebutkan.

Di pusat inovasi itu juga dilengkapi berbagai alat canggih. Beberapa pengunjung umum yang terdiri dari komunitas hijab saat acara Ngabuburit Bareng MCOE 'Serba Serbi Halal Lifestyle', diperbolehkan untuk mengeksplorasi sebagian dari fasilitasnya.

Pengunjung diperbolehkan meracik sendiri ramuan shampo dengan ekstrak parfum dan kandungan sesuai yang diminati. Sementara, tuan rumah menyediakan ekstrak urang-aring, daun mint, lidah buaya, jahe, gingseng, dan belasan ekstrak lain yang tentu diawasi oleh para pekerja resmi.

Dipamerkan juga hasil-hasil produk halal hasil penelitian dan pengembangan Halal Collaboration Hub tersebut sehingga pengunjung bisa melihat langsung berbagai produk dalam etalase. "Tapi, ini sebenarnya untuk keperluan internal," ujar Telisiah.

 

(Pramita Tristiawati)

Masih Didominasi Produk Impor

Logo Halal
Ilustrasi logo halal.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Prijono dalam talkshow bertema 'Peluang dan Tantangan Ekonomi Syariah Untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai Pusat Produsen Halal Terkemuka Dunia', Kamis, 14 April 2022, menyebut mayoritas produk halal yang beredar di pasar Indonesia adalah produk impor. Hal ini menjadi ironi mengingat Indonesia didominasi oleh penduduk muslim.

"Andai kondisi ini kita bisa switch, barang-barang ini bisa kita produksi sendiri, artinya kita bisa menahan sekian miliar, sekian triliun uang kita agar tidak terbang ke negara lain dalam bentuk transaksi impor. Dengan begitu, dampaknya terhadap nilai tukar juga sudah sangat besar," tutur Prijono, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Berdasarkan laporan Indonesia Halal Markets Reports 2021/2022, dengan mendorong pertumbuhan ekspor produk halal, Foreign Direct Investment (FDI) dan substitusi impor, Indonesia berpotensi meningkatkan PDB nasional sebesar 5,1 miliar dolar AS per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kapabilitas dan kapasitas Indonesia dalam menggarap pasar halal sangatlah besar.

Menurut Prijono, Indonesia sudah cukup lama memiliki potensi terpendam terkait pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Namun seiring berjalannya waktu, potensi tersebut tak kunjung bisa dimaksimalkan lantaran sejumlah hal.

"Dari dulu potensi terus. Nah tugas kita adalah bagaimana potensi ini tidak hanya berhenti pada potensi, melainkan bisa benar-benar diwujudkan di dunia nyata. Salah satunya adalah dengan kita berupaya menjadi pusat produsen halal dunia," ujar Prijono. Terlebih tahun ini diproyeksikan sebagai tahun percepatan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis vaksin Sinovac boleh digunakan dan halal.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya