Liputan6.com, Jakarta - Java Jazz Festival (JJF) telah berlangsung pada 27--29 Mei 2022. Di balik gempita panggungnya, mereka juga menginisiasi pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab melalui tagline "Less Waste More Jazz."
Direktur Penanganan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengatakan dalam keterangannya bahwa acara-acara besar kerap kali mengundang pengunjung dan memiliki potensi besar menghasilkan sampah.
Advertisement
Baca Juga
Jika tidak dikelola dengan baik, sampah itu akan berdampak serius pada lingkungan. Pada Liputan6.com, Senin, 30 Mei 2022, pemimpin redaksi Greeners.co, sekaligus penanggung jawab Less Waste Event, Syaiful Rochman, menyebut 6,2 ton sampah dihasilkan selama tiga hari penyelenggaraan JJF 2022.
"Paling banyak sampah residu," ia menyebutkan. "Residu itu sampah yang tidak bisa didaur ulang, diolah, dan tidak memiliki nilai jual. Jadi, ujung-ujungnya akan dibuang ke TPA. Ada berupa tisu bekas pakai, wadah makanan sekali pakai, sedotan plastik, dan alat makan plastik sekali pakai."
Syaiful menambahkan, sampah-sampah yang bisa didaur ulang akan disalurkan pada bank sampah, sementara sampah organik dijadikan kompos. Di samping, Novrizal juga mendorong penonton JJF 2022 untuk membuang sampah pada tempat sampah terpilah yang telah disediakan. Sudahkah dilakukan?
"Sebagian kecil pengunjung sudah mau ikut memilah sampah. Banyak juga yang sudah membuang sampah pada tempatnya, tapi belum teliti untuk memilah sampah," Syaiful mengatakan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wadah Sampah Tematik
Dalam mendorong peran penonton ikut memilah sampah, KLHK telah menjanjikan keseruan dalam pengelolaan sampah lewat wadah sampah tematik yang tidak sekadar menampung limbah. Tempat sampah juga didesain menarik perhatian pengunjung untuk memilahnya.
Terdapat berbagai macam wadah sampah tematik, yaitu untuk sampah organik, sampah daur ulang, sampah residu, sampah spesifik, serta sampah puntung rokok. Khusus wadah sampah puntung rokok pada JJF 2022, itu merupakan salah satu terobosan terbaru, mengingat banyaknya jumlah puntung rokok yang dihasilkan di acara-acara besar seperti ini.
Namun, karena tidak semua penonton JJF 2022 sudah sadar memilah sampah, pengelola akhirnya melibatkan total 22 petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Kemayoran dalam pengelolaan limbah. "Detailnya, pengangkutan (sampah) sembilan orang, pemilahan 10 orang, pencatatan satu orang, dan re-packing dua orang," Syaiful memaparkan.
Selain Greeners.co, KLHK juga menggandeng beberapa pihak dalam pengelolaan sampah di JJF 2022, seperti Blibli dan PT Sinar Sosro.
Advertisement
Memilah Sampah
Berdasarkan data Greeners.co,  JJF 2020 menghasilkan sampah plastik 1,1 ton dan 3,1 ton untuk jenis sampah daur ulang. "Oleh karena itu, melalui program Blibli Cinta Bumi bersama Greeners, kami mengajak para pelanggan dan penikmat musik untuk menerapkan gaya hidup eco-conscious, serta mendukung #lesswastemovement," tutur Chief Operating Officer (COO) Blibli, Lisa Widodo.
Pihaknya juga telah menyediakan 20 titik collection box Blibli Cinta Bumi untuk memilah sampah plastik dan kardus di area konser. Seluruh sampah yang terkumpul selanjutnya akan diolah kembali melalui program pemberdayaan komunitas.
Sementara itu, GM Marcomm dan PR PT Sinar Sosro, Devyana Tarigan, mengatakan bahwa pihaknya telah mengusung misi good environment yang merupakan perwujudan dari the good beverage company. Melalui inisiasi tersebut, mereka mengklaim terbiasa dengan gerakan pengumpulan sampah kemasan untuk didaur ulang, baik secara internal maupun eksternal.
Ini akhirnya senada dengan "Less Waste More Jazz." Devy menyebut, kolaborasi bersama Greeners merupakan kali kedua dalam JJF.Â
Antusiasme Publik
Devy mengatakan, "Saat PT Sinar Sosro ikut mensponsori event seperti saat ini di JJF, kemasan minuman yang dikonsumsi konsumen akan kami kumpulkan untuk disetor Greeners sebagai partner pengumpul sampah."
Ia menyebutkan, pihaknya menyiapkan tempat sampah dengan jumlah yang memadai. Penempatannya pun terjangkau pengunjung agar memudahkan mereka membuang sampah secara terpilah.
Di sisi lain, Peter Gontha, selaku inisiator Java Jazz Festival, mengatakan bahwa JJF 2022 dipersiapkan dalam waktu yang sangat singkat, lapor kanal Showbiz Liputan6.com. "Memang pemerintah meminta kami memulai sesuatu di akhir Februari (2022). Dewi (Gontha) itu setengah mati. Hanya punya dua bulan untuk menyelesaikan ini semua. Biasanya dilakukan dalam satu tahun," kata Peter.
Vakum selama dua tahun, JJF 2022 pun disambut antusias. Peter bahkan menyebut penjualan tiketnya terhitung lebih cepat dan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
"Targetnya sebanyak mungkin saja, tapi yang heran, penjualan tiket yang saya dapat infonya, jauh lebih cepat dan banyak dari tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya. "Kayaknya masyarakat rindu dengan adanya hiburan-hiburan seperti ini."
Ke depan, Syaiful mengatakan, penyelenggara acara seharusnya mulai memikirkan faktor dan biaya pengelolaan lingkungan dalam rencana operasional mereka. Dengan begitu, penyelenggaraan event bisa terlaksana secara lebih berkelanjutan.
Advertisement