Liputan6.com, Jakarta - Pencarian anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, masih terus dilakukan di Sungai Aare, kota Bern, Swiss. Seperti dilaporkan sebelumnya, sulung dari tiga bersaudara ini dinyatakan hilang saat berenang di sungai historis tersebut pada Kamis siang, 26 Mei 2022, waktu setempat.
Berenang di Sungai Aare memang bukan kegiatan baru yang dilakukan baik oleh warga lokal maupun pelancong seperti Eril, terutama di musim panas. Karena jadi kegiatan populer, Swiss Lifesaving Society (SLRG) pun telah merilis aturan berenang di sungai terpanjang yang sepenuhnya mengalir di Swiss tersebut.
Mengutip situs web Kota Bern, Rabu (1/6/2022), perenang diperingatkan untuk tidak terjun ke air yang keruh, berarus kuat, atau menyelam terlalu jauh ke bawah. "Tetap aman dan perhatikan beberapa aturan yang sangat penting dan patuhi itu," pihaknya menulis.
Advertisement
Mereka menambahkan, "Semua hal yang harus dan tidak boleh dilakukan, aturan perilaku penting saat di dalam dan di dekat air tersedia sebagai unduhan dari halaman ini. Terlebih lagi, peta Aare yang diterbitkan SLRG memiliki banyak saran tentang semua titik sulit di sepanjang Sungai Aare."
"Staf di berbagai area renang terbuka dan lido di sepanjang Sungai Aare juga siap membantu dan memberikan saran. Penggemar perahu karet juga dapat menemukan saran penting untuk memastikan perjalanan berperahu mereka di Aare aman dan menyenangkan," pihaknya memaparkan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
6 Aturan Berenang di Sungai Aare
Lebih lanjut SLRG memaparkan enam aturan berenang di Sungai Aare, Swiss. Pertama, hanya izinkan anak-anak berada di dekat air jika diawasi. "Air sungai jangan sampai terjangkau tangan anak kecil saat berada di tepiannya," mereka menambahkan.
Kemudian, jangan pernah masuk ke air jika Anda berada di bawah pengaruh alkohol atau obat. Juga, jangan pernah berenang dengan perut penuh atau sangat kosong. "Jangan pernah melompat ke air jika tubuh Anda kepanasan! Tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan," pihaknya menyambung.
Jangan menyelam ke dalam daerah air yang tidak diketahui. Pasalnya, itu tidak diketahui apakah bisa berbahaya. Airbeds dan alat bantu renang tidak boleh digunakan dalam air, menambahkan bahwa mereka tidak menawarkan perlindungan.
Terakhir, jangan pernah berenang jarak jauh sendiri. Bahkan perenang terbaik dapat mengalami serangan kelemahan. Selain itu, SLRG juga merilis aturan berkegiatan di sungai secara umum. Pertama, pengendara perahu karet harus memakai jaket pelampung.
Advertisement
Kasus Terseret Arus Sungai Aare
Aturan berikutnya adalah muatan yang ditentukan untuk perahu tidak boleh dilampaui. Juga, dilarang mengikat perahu bersama-sama. Pihaknya menulis, "Mereka tidak bisa lagi bermanuver."
Aliran sungai yang tidak diketahui harus ditelusuri dulu sebelum perjalanan. Hanya penenang andal dan berpengalaman yang diizinkan berenang di perairan terbuka, termasuk sungai,waduk, dan danau. Terakhir, Hipotermia dapat menyebabkan otot kram. Semakin dingin air, semakin pendek durasi berada di dalam air.
Dalam kasus Eril, sapaan akrabnya, merujuk kronologi yang disampaikan, ia kesulitan naik ke darat sebelum akhirnya terseret arus yang kencang di sungai tersebut. Berdasarkan keterangan Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, Eril bukanlah orang pertama yang hanyut di Sungai Aare, lapor kanal Health Liputan6.com.
Setiap tahunnya, ada belasan hingga puluhan orang yang terbawa arus di sungai tersebut. "Kemarin kita tanyakan pada pihak polisi dan SAR. Dari mereka kita memperoleh informasi, setiap tahun kejadian serupa kira-kira terjadi 15 sampai 20 kasus (perenang terseret arus di Sungai Aare)," Muliaman menjelaskan dalam keterangannya.
Ada Tanda Peringatan
Menurut Muliaman, penyebabnya terkait Sungai Aare yang memang jadi tempat langganan warga untuk berenang. Diketahui, sungai yang namanya berasal dari suku kata Indo-Eropa Aa yang berarti "air" ini merupakan salah satu tujuan wisata populer di kota Bern.
Tanda peringatan juga terpasang di beberapa sudut sungai. "Berapa suhu air juga kita tidak perlu datang ke sungai untuk mengecek, karena pihak pemerintah sudah menyampaikan data dan informasi yang lengkap. Termasuk perkiraan arus derasnya, tergantung, rata-rata 180--230 meter kubik per detik," kata Muliaman.
Pencarian Eril terus dilakukan dengan pelbagai metode. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, Swiss pun mengaku terus mendorong otoritas tim SAR guna optimalisasi pencarian pria berusia 22 tahun tersebut.
KBRI Bern mengatakan, rasa simpati mendalam disampaikan Wali Kota Bern, Alec Van Graffenried dengan menemui Ridwan Kamil dan istri, Atalia, secara langsung di tengah proses pencarian Eril.
Di kesempatan yang sama, mereka juga bertemu Heinrich. Diketahui, Heinrich adalah warga lokal Bern yang saat kejadian turut membantu adik perempuan Eril dan temannya untuk naik ke daratan.
Advertisement