6 Fakta Menarik Sumba Barat, Pulau Terindah yang Punya Hotel Terbaik di Dunia

Berkat Pasola, desa terpencil di Sumba Barat dikenal banyak orang bahkan sampai ke seluruh dunia.

oleh Henry diperbarui 20 Jun 2022, 08:08 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 08:08 WIB
Danau Weekuri
Danau Weekuri di Desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya, NTT. (Septian / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sumba Barat adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Waikabubak. Kabupaten Sumba Barat pernah mengalami pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah pada 2007. Jumlah penduduk kabupaten Sumba Barat tahun 2021 sebanyak 149.641 jiwa

Kabupaten Sumba Barat terletak di Pulau Sumba bagian barat dan merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini bergantung hidup pada sektor pertanian dan disusul sektor peternakan. Kerbau banyak digunakan dalam pelaksanaan upacara adat. Selain itu kerbau juga digunakan untuk menggarap tanah pertanian.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sumba Barat. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sumba Barat yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Budaya Sumba Barat

Di Kabupaten Sumba Barat masih bisa ditemukan daerah-daerah yang memiliki nilai historis, baik dari segi sejarah maupun sosial budayanya. Kampung Kadung Tana, Watu Karagata dan Bulu Peka Mila merupakan daerah yang terdapat makam-makam megalitik.

Hal serupa juga terdapat di Desa Tarung yang berjarak setengah kilometer dari Kota Waikabubak. Di sana terdapat makam megalitik yang bercirikan tanduk kerbau dan taring-taring babi yang pada masa lalu merupakan hewan sakral.

Di Kecamatan Lamboya dan Kecamatan Wanokaka sering dilaksanakan acara perang tanding di atas kuda atau Pasola pada bulan Februari dan Maret.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Pasola yang Mendunia

Pasola
Warga Sumba menunggang kuda membawa busur pada sebuah ritual pertempuran Festival Pasola tahunan, di Pulau Sumba. (AFP Photo/Romeo Gacad)

Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat Sumba). Permainan Pasola diadakan pada empat kampung di kabupaten Sumba Barat yaitu Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Pelaksanaan Pasola di keempat kampung ini dilakukan secara bergiliran, yaitu antara bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya

Wanokaka adalah salah satu desa terpencil dan terpelosok di NTT yang berjarak sekitar 70-an kilometer dari Kota Waikabubak. Berkat Pasola, desa terpencil itu kini dikenal banyak orang bahkan sampai ke seluruh dunia melalui para wisatawan mancanegara yang sempat menyaksikan acara Pasola di Wanokaka.

Pasola sendiri sangat berkaitan dengan hasil panenan yang akan didapat oleh warga di Kecamatan Wanokaka. Hal tersebut juga diakui oleh Rato atau imam besar dari Kepercayaan Merapu, yaitu Rato Waigali Mawu Hapu. Peserta Pasola adalah masyarakat yang memang punya keinginan sendiri untuk turun bertarung di arena Pasola. Itu karena masyarakat Wanokaka di Sumba Barat tak mau budaya mereka punah atau terkikis.

3. Rumah Adat Sumba Barat

Karina Nadila
Karina Nadila saat dalam kegiatan sosial di Kampung Adat Praijing, Sumba Barat (sumber: Liputan6.com/IG/@karinadila8921)

Rumah adat Sumba Barat disebut dengan Uma Bokulu atau Uma Mbatangu. Uma Bokulu memiliki makna “rumah besar” sedangkan Uma Mbatangu memiliki arti “rumah menara”. Rumah adat Sumba Barat ini membentuk rumah panggung dengan atap tinggi yang terlihat seperti menara.

Rumah ini tersusun atas tiga bagian yaitu Lei Bangun (bagian kolong di bawah rumah) sebagai tempat merawat ternak, Rongu Uma (lantai dua) yang digunakan untuk tempat tinggal, dan Uma Daluku (menara atau loteng) dipakai sebagai tempat menyimpan makanan dan pusaka. Pada atap rumah juga dilengkapi dengan tiang-tiang berukir yang digunakan sebagai pintu pembeda antara pintu pria dan pintu wanita.

Menara di tengah rumah ditopang oleh empat pilar yang juga berfungsi sebagai penopang rumah. Ruang di antara keempat pilar berfungsi sebagai tempat untuk ibu atau perempuan memasak. Rumah adat dari Sumba Barat dapat ditemukan dengan mudah di Kampung Praijing sebagai pusat kampung adat yang berlokasi di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Di kampung adat ini terdapat sejumlah 38 rumah tradisional khas Sumba.

4. Wisata Sumba Barat

Potret Liburan Raline Shah di Nihi Sumba, Belajar Menenun dan Berkuda di Pantai. (Sumber: Instagram/ralineshah)
Potret Liburan Raline Shah di Nihi Sumba, Belajar Menenun dan Berkuda di Pantai. (Sumber: Instagram/ralineshah)

Sumba Barat punya banyak destinasi wisata favorit kerena keindahan alamnya yang memukau. Di Waikabubak, misalnya, terdapat Pantai Nihi Watu, Lete Watu, dan Pantai Haweri. Pantai-pantai ini mampu menarik kunjungan wisatawan.Tak heran, bila kemudian Pulau Sumba terpilih sebagai "Pulau Terindah di Dunia" versi majalah Focus terbitan Jerman pada 2018 lalu.

Selain pantai, Pulau Sumba termasuk Sumba Barat memiliki keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia. Sumba terkenal pula dengan alam laut dan pantai yang sangat eksotis.

Pulau Sumba juga memiliki potensi kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola yang sudah kesohor. Mereka juga cukup gencar mempromosikan pariwisata terutama oleh dinas pariwisata setempat Dinas Pariwisata Sumba Barat bersama Komunitas Tau Humba pernah memanfaatkan kegiatan Car Free Day di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin Jakarta, untuk mempromosikan destinasi pariwisata Sumba kepada masyarakat. Mereka ingin masyarakat lebih mengenal Sumba yang terkenal dengan tenunnya itu.

5. Hotel Terbaik Dunia

Nihi Sumba (Instagram/ nihisumba)
Nihi Sumba (Instagram/ nihisumba)

Nihi Sumba Island (Nihiwatu) yang terletak di desa Hobawawi, Wanukaka Kabupaten Sumba Barat, pernah mendapat penghargaan sebagai Hotel Terbaik di dunia versi majalah Travel+Leisure selama dua tahun berturut-turut pada 2016 dan 2017.

Resor yang dibuka pada 2015 ini juga pernah menjadi tempat bulan madu aktris Hollywood Jennifer Lawrence bersama suaminya, Cooke Maroney, pada November 2019. Dilansir dari laman People, di sana, Jennifer Lawrence dan sang suami menunggangi kuda dan mengunjungi sebuah desa di Sumba.

Selain Jennifer Lawrence dan suami, ada banyak selebritas Hollywood yang menghabiskan waktu maupun menggelar momen spesial di tempat ini, termasik keluarga David Beckham yang berlibur di Sumba Barat pada 2018.

Dilansir dari laman resminya, harga menginap di Nihi Sumba yang termurah adalah tipe Kanatar dengan harga 895 dolar AS atau sekitar Rp13,3 juta, sedangkan yang termahal adalah tipe Raja Mendaka High Five Bedroom Estate dengan harga 17.445 dolar AS atau sekitar Rp260 juta per malam. Menariknya lagi, 90 persen pekerja di Nihiwatu adalah warga lokal, Sumba dan sebagian keuntungan resor tersebut disumbangkan ke Yayasan Sumba (Sumba Foundation) untuk lebih memajukan masyarakat setempat.

6. Kuliner khas Sumba Barat

Ciri-ciri Pohon Pisang
Jantung Pisang / Sumber: Pixabay

Selain keindahan alamnya, Sumba Barat juga memiliki daftar kuliner tradisional yang patut dicoba. Salah satunya adalah Ka’pu Pantunnu atau sayur jantung pisang. Makanan ini berasal dari olahan tumisan jantung pisang yang sudah dibakar terlebih dahulu, lalu dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan parutan kelapa panggang. Wangi masakan ini sangat khas, karena ada tambahan potongan daun kemangi.

Ada juga Kadapet Watara yaitu kue kering yang dibuat dari jagung, kacang tanah, dan pisang. Ketiga bahan tersebut dicampur hingga menjadi adonan. Setelah itu, dibentuk menjadi bulat-bulat dan lalu dibungkus menggunakan daun jagung kering. Bentuk maupun rasa makanan ini mirip dengan wajik.

Selain itu ada Kaparak Kaparak yang dibuat dari olahan jagung tumbuh atau bisa juga menggunakan bahan beras dan sagu. Makanan khas Sumba Barat ini bisa dinikmati kapan saja seperti halnya nasi. Namun, Kaparak paling pas dilahap sebagai menu sarapan bersama kopi atau teh.

Selain sebagai makanan rumahan, Kaparak juga menjadi buah tangan bagi para wisatawan karena cenderung tahan lama. Kuliner khas Sumba Barat lainnya adalah Nga’a Watarai Putau Kabbe, Ro’o Luwa dan Luwa Hakla.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya