6 Fakta Menarik Bima, Disebut Kota Paling Panas di Indonesia

Intensitas terik matahari di Kota Bima bahkan pernah mencapai 39 derajat Celsius.

oleh Henry diperbarui 17 Jun 2022, 08:09 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2022, 08:09 WIB
Pelabuhan Bima di Kota Bima, NTB
Pelabuhan Bima di Kota Bima, NTB. foto: Instagram @abalenwera

Liputan6.com, Jakarta - Kota Bima atau Dana Mbojo adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Sumbawa bagian Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada 2021, jumlah penduduk kota Bima sebanyak 155.140 jiwa, dengan kepadatan 694 jiwa/km persegi.

Kota Bima awalnya adalah bagian dari Kabupaten Bima, namun resmi dimekarkan menjadi kota madya pada 2002 sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 melalui pembentukan wilayah Kota Bima. Sekarang, Bima menjadi dua daerah administrasi dan politik, yaitu Kabupaten Bima dan Kota Bima.

Kota Bima yang berada di ujung timur Pulau Sumbawa sebagian berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bima, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ambalawi, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Palibelo, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wawo, dan disebelah barat berbatasan dengan Teluk Bima.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Bima. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Bima yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis, 16 Juni 2022.

1. Kota Terpanas

Kota Bima memang sudah dikenal warga Nusa Tenggara Barat (NTB), bahkan terkenal di Indonesia, sebagai kota paling panas di dalam negeri. Terik matahari di Kota Bima diketahui bersinar dari musim kemarau sampai musim hujan. Intensitas terik mataharinya bahkan pernah mencapai 39 derajat Celsius.

Capaian suhu tersebut pernah terjadi pada 2014 silam dan sudah dikonfirmasi Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bima, Daryanto, pada 13 Oktober 2014.

Dampaknya, sepanjang hari masyarakat Kota Bima merasakan suhu panas tersebut. Meski begitu, suhu ini pun dimanfaatkan beberapa masyarakat Bima untuk bertani, seperti menanam jagung dan tanaman keras lain yang bisa bertahan di cuaca panas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Istana Kesultanan Bima

Istana Kesultanan Bima di Kota Bima
Istana Kesultanan Bima di Kota Bima.  foto: Instagram @ibdisch

Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Kota Bima adalah Istana Kesultanan Bima. Kompleks istana yang pernah ditempati salah satu sultan ternama di Bima, yakni Sultan Muhammad Salahuddin itu, menyimpan banyak informasi historis tentang Bima di masa lampau dan kisah Presiden pertama RI Sukarno yang pernah dua kali berkunjung ke sana.

Istana Kesultanan Bima terletak di Jalan Sultan Ibrahim, Kota Bima. Kini, sebagai museum, Istana Kesultanan Bima lebih dikenal dengan nama Museum Asi Mbojo. Mbojo sendiri merupakan sebutan bagi warga Bima. Kompleks Istana Kesultanan Bima dikelilingi taman-taman yang beberapa di antaranya terdapat meriam peninggalan zaman Belanda.

Di tempat ini ada kamar tidur Presiden Sukarno yang tempat tidurnya ditutup tirai putih transparan. Ada juga sebuah meja dan kursi yang beberapa bagiannya dilapisi kain tenun khas Bima. Dua potret wajah Sukarno pun dibingkai rapi dan dipasang di dinding.

3. Perpustakaan Bima

Perpustakaan Bima
Gedung Layanan Perpustakaan Daerah di Kota dan Kabupaten Bima. (Liputan6.com/ Ist)

Kota Bima punya perpustakaan megah yang diresmikan secara langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando bersama Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri pada 23 Maret 2022. Kepala Perpusnas menjelaskan, pembangunan gedung perpustakaan sebagai upaya mempersiapkan dan menyediakan infrastruktur pelayanan dasar bagi masyarakat Bima.

Melansir kanal Regional Liputan6.com, Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, berkisah selama ini banyak masyarakat Bima yang diketahui berprofesi sebagai guru, dengan demikian keberadaan gedung perpustakaan tersebut sangat bermanfaat, serta merupakan cita-cita bagi para pendidik yang berada di Kota Bima.

Lebih lanjut, Lutfi mengungkapkan, perpustakaan merupakan jantung bagi dunia pendidikan dan literasi tidak hanya bagi kaum terdidik, melainkan juga bagi masyarakat guna meningkatkan kapasitas yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan mereka.

4. Pelabuhan Bima

Pelabuhan Bima di Kota Bima, NTB
Pelabuhan Bima di Kota Bima, NTB. foto: Instagram @wisatakotabima

Kota Bima mendapat julukan “Kota Tepian Air” karena memiliki pelabuhan dengan umur lebih dari 100 tahun. Pelabuhan Kota Bima menjadi aset penting yang menunjang aktivitas masyarakat Bima dan sekitarnya. Pelabuhan ini berfungsi melayani pengangkutan barang, hasil pertanian, dan peternakan, hingga ke Surabaya.

Selain itu, adanya pelabuhan ini memudahkan warga untuk berpergian antar pulau seperti Lombok, Sumbawa, maupun Makassar. Ada tiga dermaga di Pelabuhan Kota Bima, yaitu Dermaga Nusantara, Dermaga Pelra 1, dan Dermaga Pelra 2.

Pelabuhan Bima dibangun pada 1963, dan merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudra sepanjang 142 meter dan luas lantai 2.050 meter persegi, serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 meter dengan lantai 500 meter persegi.

5. Wisata Bima

Pantai Lawata
Pantai Lawata di Teluk Bima, termasuk kawasan paling parah yang tercemar limbah  (dok.Instagram/@mbojoinside.id/https://www.instagram.com/p/Cc1qAHZhiRd/Komarudin)

Dari sekian banyak lokasi wisata yang ada di Indonesia, Kota Bima menjadi salah satu dari banyak daerah yang paling kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Kota Bima punya beragam destinasi wisata alam, terutama pantai-pantai yang indah, seperti Pantai Kalaki, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Oi Ni'u, Pantai Ule, Pantai Kolo, dan Pulau Kambing.

Pantai Lawata yang berada tepat di pinggir jalan pintu masuk Kota Bima termasuk pantai legendaris di sana, mengingat sudah jadi tempat wisata sejak 1961. Pantai yang banyak dikunjungi wisatawan ini menyediakan beragam fasilitas, seperti kolam renang, wahana permainan anak, tempat parkir elektronik, tempat ibadah, dan tempat makan.

Selain itu, ada wisata budaya yang meliputi Museum Asi Mbojo, Museum Samparaja, Kuburan Tolobali, Bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), pusat kerajinan tenun tradisional di Kelurahan Rabadompu, dan Langgar kuno di Kelurahan Sarae.

6. Kuliner Khas Bima

Nasi Balap Puyung
Nasi Balap Puyung (dok. Ist)

Ro’o Sambi yang terbuat dari daun kosambi merupakan salah satu makanan khas Kota Bima. Dalam penyajianya, masakan ini biasa dipadukan dengan campuran daging, seperti daging sapi, kerbau, atau rusa.

Lalu, ada Bingka Dolu, kue khas Bima yang tekstur dan rasanya mirip kue lumpur. Bingka dolu sendiri terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur, gula, dan beberapa adonan lain. Ada juga Uta Sepi Tumis yang bahannya adalah udang kecil atau udang rebon.

Dalam penyajianya biasa dipadukan dengan bumbu dari cabai, tomat, kemangi, dan asam muda. Hal inilah yang membuat cita rasa dari uta sepi tumis ini cenderung pedas manis. Kuliner khas lainnya adalah Pangaha Sinci, Nasi Balap Puyung, Uta Londe Puru, Sayur Sambi, Kue Mata Pisang, Kahangga, dan Bolu Mantoi.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya