Liputan6.com, Jakarta - Hari Ciuman Internasional atau International Kissing Day dirayakan setiap tanggal 6 Juli oleh seluruh dunia. Di hari itu, sebagian orang di seluruh dunia merayakan gerakan sederhana ini untuk memberikan ciuman bagi orang yang disayanginya. Misalnya dari istri kepada suami dan sebaliknya, atau dari orangtua kepada anaknya.
Ciuman bisa beragam bentuknya. Ada ciuman formal dilakukan pada pipi. Atau, ciuman lebih intim yang ditunjukkan dalam interaksi pasangan suami istri.
Gagasan utama di balik perayaan hari berciuman adalah begitu banyak orang telah melupakan kesenangan sederhana yang terkait dengan berciuman. Tak jarang berciuman hanya digunakan sebagai formalitas sosial belaka.
Advertisement
Baca Juga
Tujuan dari perayaan Hari Ciuman Sedunia ini ditujukan untuk merayakan ungkapan cinta yang paling diterima secara luas. Dikutip dari National Today, berciuman termasuk praktik kuno yang akan lestari sampai kapan pun.
Aktivitas ini bukan hanya menunjukkan romantisme untuk sepasang kekasih yang saling mencintai. Lebih dari itu, ciuman punya makna yang jauh lebih kuat dari sekadar romansa dan dapat dipraktikkan oleh siapa pun.
Melansir National Today, praktik berciuman telah dikenalkan orang-orang Romawi masa lalu dan meluas di Eropa. Saat itu, ciuman digambarkan dalam tiga bentuk: osculum (kecupan ramah di pipi), basium (ciuman penuh kasih di bibir), dan savium (ciuman paling bergairah di mulut). Dalam masyarakat Romawi, indikator status sosial turut ditunjukkan melalui kapan, di mana, dan bagaimana seseorang mencium.
Hari Berciuman Internasional atau International Kissing Day dirayakan pertama kali pada 2006. Saat itu peringatan ini difokuskan untuk ciuman pada hubungan antara sepasang kekasih.
Situs Day of The Year menuliskan sebuah fakta penelitian yang muncul di waktu tersebut yaitu 5 persen orang di atas usia 45 tahun setidaknya berciuman 31 kali dalam sepekan. Meski begitu, budaya mencium ternyata bukan hanya berkaitan dengan romantisme saja.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kebiasaan Mencium
Bagi masyarakat kelas atas, saling mencium di setiap pipi ketika bersapa sudah jadi kebiasaan umum bagi mereka. Tradisi ini seakan kembali kepada kebiasaan di masa lampau.
Begitu pula ciuman menjadi bersifat universal saat dikaitkan dengan keluarga. Anak-anak sering mendapatkan ciuman penuh cinta dari kedua orangtuanya. Kebiasaan mencium ini memang memudar seiring anak menjadi dewasa, tapi tidak lantas menghentikan sama sekali kebiasaan untuk mencium.
Dengan demikian, ciuman merupakan gerakan sederhana yang mampu menghubungkan ikatan sosial dalam arti yang luas. Pasangan kekasih, hubungan persahabatan, sampai pertalian anak dengan orangtua tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan mencium.
Hanya saja, mencium dan berciuman tetap harus diletakkan pada waktu, tempat, dan objek yang tepat dengan mengikuti norma yang berlaku. Budaya dan adat berciuman di berbagai belahan negara maupun daerah cukup unik. Situs Awareness Days menuliskan, pria atau wanita di Italia dan Yunani biasa saling berciuman di bibir saat saling menyapa.
Â
Advertisement
Menemukan Pasangan Hidup
Beda lagi dengan di Prancis, ciuman mengambang pada setiap pipi merupakan bentuk salam adat. Lain lagi di Vietnam, ciuman seperti umumnya pasangan kekasih hanya boleh dilakukan secara pribadi. Namun di Belanda, orang-orang lebih memilih menyapa dengan mencium tiga kali.
Sebagian antropolog modern meyakini jika ciuman merupakan pengembangan dari "ciuman orang Eskimo". Ciuman tersebut berupa praktik menggosok hidung lalu menarik napas satu dengan yang lain. Cara serupa ditunjukkan pula pada penduduk Kepulauan Pasifik sebagai bentuk salam.
Ada banyak fakta menarik mengenai ciuman, salah satunya, ciuman bisa membantu Anda dalam menemukan pasangan hidup. Bahkan, fakta tersebut diperkuat dengan riset ilmiah.
Berikut lima fakta lain yang tak kalah menarik untuk disimak yang dipaparkan oleh Dr Andy Cope, pakar kebahagiaan serta penulis buku bestseller The Little Book of Being Brilliant, yang dilansir dari kanal Health Liputan6.com.
1. Sejarah Ciuman
Menurut penjelasan dr Andy, kalau dilacak melalui perjalanan sejarah, cikal bakal ciuman adalah perilaku serupa mengendus. Hal itu didokumentasikan dalam kitab suci dari 1500 sebelum Masehi yang mendeskripsikan ciuman sebagai endusan.
Â
2. Larangan Ciuman
Perilaku ciuman dilarang pada beberapa era. Contohnya, Raja Henry VI melarang ciuman ketika dia bertakhta pada 1439. Selain itu, berciuman di muka umum juga dilarang pada abad ke-16 di Naples. Pelakunya bahkan dijatuhi hukuman mati.
3. Bukan Sekadar Cinta dan Kasih Sayang
Mempraktikkan ciuman dengan pasangan akan meningkatkan detak jantung serta metabolisme tubuh. Dengan kata lain, ciuman meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Faktor-faktor seperti saling sentuh, rasa, serta ciuman itu dapat mengirimkan informasi biologis antarpasangan. Itu sebabnya ciuman kerap menjadi tes kecocokan.
4. Resep Umur Panjang
Dr Andy mengatakan, pasangan yang kerap bertukar ciuman di pipi sebelum meninggalkan rumah hidup lima tahun lebih lama dibandingkan yang tidak melakukan hal tersebut.
5. Bikin Ketagihan
"Ada banyak sekali saraf di bibir manusia, jadi ciuman akan mengirimkan sinyal pada otak serta pasokan serotonin (zat bahagia) dan dopamin (hormon kesenangan yang serupa efek obat terlarang). Jadi, ciuman memang bisa menyebabkan kecanduan," jelas dr Andy, melansir laman Daily Star.
Advertisement