Masih Relevan hingga Kini, 3 Buku Karya Bung Hatta Ini Wajib Kalian Baca!

Sebagai pemikir, Bung Hatta sudah menelurkan karya-karya yang sangat banyak dan mewakili identitas bangsa Indonesia.

oleh Fachri pada 04 Agu 2022, 10:00 WIB
Diperbarui 03 Agu 2022, 22:26 WIB
[Bintang] Bung Hatta
Moch Hatta | Via: wikipedia.com

Liputan6.com, Jakarta Bung Hatta merupakan salah satu founding fathers Indonesia. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pemikir yang menguasai berbagai bidang disiplin ilmu Barat, tapi tak lepas dari nilai-nilai ke-Indonesia-an.

Sebagai pemikir, Bung Hatta sudah menelurkan karya-karya yang sangat banyak dan mewakili identitas bangsa Indonesia. Karya-karyanya tersebut dicurahkan dalam bentuk tulisan, entah lewat buku atau tulisan dalam surat kabar pada masa itu.

Jika berbicara tentang buku, Bung Hatta sudah menulis dalam lingkup filsafat, ekonomi, politik, dan kebangsaan. Dan melalui berbagai bukunya tersebut, pemikirannya masih bisa dibaca hingga saat ini. Sampai-sampai, masih ada yang relevan jika ditarik ke masa kini.

Nah, untuk itu, 3 buku Bung Hatta ini wajib kalian baca ya! Karena ketiga buku ini masih memiliki relevansi yang cukup kuat hingga saat ini.

1. Alam Pikiran Yunani

Buku Alam Pikiran Yunani.
Mohammad Hatta menggunakan bahasa yang ringan serta penyertaan penjelasan dari kata yang sukar dipahami, sehingga mudah dimengerti oleh siswa maupun mahasiswa yang ingin mempelajari filsafat.

Buku ini merupakan karya pertama dari Bung Hatta. Bahkan, buku ini dijadikan mahar oleh Bung Hatta saat ingin menikahi Ibu Rahmi. Romantis bukan?

Alam Pikiran Yunani membahas tentang ragam pemikiran filsafat Yunani yang sedang berkembang dan menjadi acuan dalam melihat suatu realitas. Baginya, mempelajari filsafat ini sangat penting karena dua hal, yaitu filsafat perlu dipelajari untuk menajamkan pikiran dan memperluas wawasan. Kedua, filsafat merupakan pintu gerbang untuk mempelajari dan mengerti ilmu-ilmu lain dengan lebih mudah.

Bung Hatta membagi pemikiran filsafat Yunani ke dalam 8 bagian dalam buku ini. Mulai dari Filsafat Alam, Filsafat Herakleitos, Filsafat Elea, Filsafat Pythagoras, Neo Filsafat AlAM, Filsafat Sofisme, Filsafat Klasik, dan Filsafat Helen-Romana.

Kalian bisa memahami bagaimana alur pemikiran filsafat Yunani dari buku karya Bung Hatta satu ini. Dan, buku ini masih sangat relevan untuk dipelajari, jika kalian ingin memahami filsafat secara dasar.

2. Dmokrasi Kita

Demokraasi Kita.
Buku karya Bung Hatta yang wajib dibaca. (Foto/warungsejarahri)

Buku ini merupakan bentuk kritik Bung Hatta terhadap pemerintahan Bung Karno yang sudah terlihat otoriter. Awalnya, tulisan ini dimuat di harian Panji Masyarakat yang dipimpin oleh Buya Hamka. Namun, tulisan ini dilarang beredar dan Panji Masyarakat pun dibredel rezim saat itu.

Selain kritikan terhadap pemerintahan Bung Karno saat itu, buku kecil yang hanya memiliki 35 halaman ini, memuat bagaimana sistem demokrasi yang pas diaplikasikan di Indonesia. Demokrasi Kita tak hanya berisi krtikian tanpa solusi, tapi lebih dari itu!

Pembahasan yang terdapat dalam Demokrasi Kita, mulai dari sistem presidensil, sistem parlementer, situasi politik yang memanas pada tahun 1960-an, hingga demokrasi liberal dibahas dalam buku ini. Beberapa bagian dalam buku ini masih bisa direlevansikan hingga saat ini lho.

3. Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi

Buku Bung Hatta.
Buku otobiografi dari Bung Hatta. (Foto/goodreads)

Awalnya, buku ini diterbitkan dengan judul Mohammad Hatta: Memoir yang diterbitkan pada tahun 1979. Pada tahun 2011, buku ini diterbitkan ulang dalam tiga jilid dengan judul Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi.

Buku ini menceritakan perjalanan Bung Hatta sejak tahun 1902 hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Ia merekonstruksi pemikiran politiknya sejak awal mula perkenalan dengan dunia pergerakan Nasional.

Buku otobiogrfi dalam tiga jilid ini dibagi menjadi beberapa fase kehidupan Bung Hatta. Pada jilid I yang berjalan dalam periode 1902-1929, merupakan kiash perjalanan hidupnya yang bersekolah di Bukittinggi hingga kuliah di Rotterdam.

Jilid II dalam jangka waktu 1929-1942, Bung Hatta menceritakan bagaimana perjalanan politiknya yang dibuang saat akhir masa kuliahnya di Rotterdam hingga pembuangannya di Banda Neira. Sedang, pada jilid III, Bung Hatta menuliskan mengenai masuknya Jepang ke Indonesia hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat.

Buku ini memiliki nilai moral dan pesan kebangsaan yang sanga kuat. Otobiografi dari Bung Hatta ini cocok menjadi refleksi untuk kehidupan aktivis atau mahasiswa masa kini.

Nah, itu dia 3 buku Bung Hatta yang wajib dibaca dan sebagiannya masih relevan hingga kini. Kalian bisa temukan ketiga buku ini di toko buku resmi, jangan beli yang bajakan ya!

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya