Starbucks Gandeng Nestle Perluas Pasar Produk Kopi untuk di Rumah dan Siap Minum

Starbucks dan Nestle telah berkolaborasi sejak 2018 di bawah payung kemitraan Global Coffee Alliance.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Okt 2022, 07:20 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2022, 07:01 WIB
Ilustrasi Starbucks. (AP)
Ilustrasi Starbucks. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Starbucks dan Nestle berkolaborasi dalam memperluas rangkaian dua produk kopi di luar gerai, yakni Starbucks Coffee At Home dan Starbucks Ready-To-Drink di Indonesia. Ini menjadi kelanjutan dari kemitraan Global Coffee Alliance sejak 2018.

Setidaknya ada dua produk utama yang menjadi andalan untuk diracik konsumen secara mandiri. Pertama adalah Starbuck Roast & Ground, alias bubuk kopi, dengan berbagai tingkat pemanggangan, yakni pemanggangan rendah Veranda, tingkat pemanggangan sedang House Blend, dan tingkat pemanggangan tinggi Verona.

Satu lainnya adalah produk kapsul dengan varian Cappucino, Americano, dan Espresso yang dapat digunakan di mesin kopi Nescafe Dolce Gusto. Sejak menjalin kemitraan, keduanya bersama-sama memasarkan rangkaian produk kopi premium. Nestle juga mendistribusikan produk-produk kemasan Starbucks untuk konsumen dan layanan minuman di 84 negara.

Demi menjangkau konsumen yang lebih muda, keduanya juga sepakat menggarap bisnis minuman kopi siap saji dalam dua varian, yakni frappucino dan doubleshot, yang diluncurkan kembali pada September 2022. Minuman kemasan kaleng tersebut sudah tersedia di sebagian besar mini market dan gerai ritel premium di Indonesia.

"Produk-produk baru ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan segmen konsumen kalangan muda yang dinamis melalui rangkaian minuman kopi yang inovatif dan disesuaikan," ujar Sherif Hani, Country Business Manager, Coffee Nestlé Indonesia, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu. "Kami percaya produk-produk ini akan mampu menarik konsumen baru, dan dapat menciptakan berbagai momen-momen yang menyenangkan." 

Seluruh produk yang diluncurkan di Indonesia itu terbuat dari 100 persen biji kopi Arabika yang sesuai dengan Starbucks Coffee and Farmer Equity (CA.F.E.) Practices. C.A.F.E. Practices adalah landasan bagi Starbucks untuk pengadaan bahan baku secara etis, dan merupakan salah satu standar keberlanjutan pertama di industri kopi yang diverifikasi oleh para ahli eksternal.

Penyebaran Bibit

Starbucks
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-20,  Starbucks di Indonesia donasikan 48 ribu bibit pohon kopi ke petani kopi di Jawa Barat.

Pada awal Oktober 2022, Starbucks menyebarkan 48 ribu bibit pohon kopi untuk komunitas petani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Jawa Barat. Penyerahan bibit tersebut bertujuan untuk mengembangkan kopi dan kesejahteraan petani kopi di Indonesia.

"Starbucks memberikan apresiasi kepada orang-orang yang terlibat dalam pembuatan kopi hingga akhirnya bisa dinikmati oleh setiap orang, dan juga apresiasi kepada mereka yang telah menjaga planet tempat kita berbagi," kata Anthony McEvoy, pemimpin PT Sari Coffee Indonesia (SCI) selaku pemegang lisensi resmi merek Starbucks di Indonesia.

Sebelumnya sejak 2017, mereka menyumbangkan sekitar 500 ribu bibit kopi kepada petani kopi melalui program Art in The Cup yang bekerja sama dengan Farmes Support Center di Berastagi, Sumatera Utara. Hasilnya kemudian dimanfaatkan kembali oleh Starbucks sehingga program itu berdampak positif bagi komunitas petani.

"Bulan Oktober ini sangat spesial untuk Starbucks karena selain kami mendonasikan bibit kopi, kami juga merayakan Hari Kopi Internasional," sambung Anthony.

Pihaknya kembali menggelar program Barista Idol untuk menonjolkan keahlian para barista dalam meracik minuman kopi. Fokusnya adalah pada kompetisi kreativitas dan kemampuan barista untuk berinovasi melalui kopi. Terpilih empat minuman hasil kreasi dari para barista, yakni  Iced London Fog Vanilla Earl Grey Tea Latte yang diramu oleh  Anggraeny dari Bali, Iced Nutty Dulce de Leche Macchiato kreasi Mega dari Bandung, Double Shot Salted Caramel Latte racikan Dian dari Jakarta, dan Cinnamon Chocolate Ribbon Frappuccino karya Jelita dari  Jakarta.

 

Kompetisi Barista

Indonesia Penghasil Kopi Terbesar Keempat di Dunia, Profesi Barista Makin Berperan Besar
Indonesia Penghasil Kopi Terbesar Keempat di Dunia, Profesi Barista Makin Berperan Besar.  foto: PT Sari Coffee Indonesia

Starbucks juga kembali mengadakan kompetisi Barista Championship di Indonesia pada tahun ini setelah hiatus dua tahun karena pandemi. Kompetisi yang digelar sejak 2015 di Indonesia itu menjadi ajang bagi barista Starbucks untuk menampilkan gairah tentang kopi dan keahlian mereka. 

Anthony McEvoymengatakan sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, kopi di Indonesia telah berperan cukup besar di tengah kehidupan sebagian masyarakat, termasuk profesi sebagai seorang barista. Sejak pertama kali hadir di Indonesia pada 2002, perusahaan melihat adanya potensi pada barista yang punya kemampuan, keterampilan serta talenta luar biasa.

"Ajang ini sendiri adalah sebuah sarana bagi partner kami untuk dapat mengasah dan menampilkan kemampuan terbaiknya," tuturnya dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Kompetisi Starbucks Barista Championship (SBC) tahun ini diikuti oleh lebih dari 500 partner (sebutan untuk karyawan Starbucks) dari seluruh wilayah di Indonesia. Tiga barista Starbucks yang maju ke babak final adalah Cava Timotius Sedayu Bramono dari Starbucks Reserve Dewata Bali, Hadiannisa Cahyani dari Starbucks Gajah Mada Semarang, dan Yohannes dari Starbucks Mall Puri Indah Jakarta.

Ketiga barista berprestasi ini unjuk keterampilan dan kompetensi mereka dalam tiga aspek penilaian dalam pembuatan Espresso Beverage dengan teknik Pour Over, Latte Art, dan Signature Beverage. Ajang ini akhirnya dimenangkan oleh Cava Timotius Sedayu Bramono setelah melalui persaingan yang cukup kompetitif.

 

Jual Anak Usaha

Starbucks Jayapura
Kehadiran Starbucks di Papua ditandai dengan kehadiran dua gerai baru.

Di tempat berbeda, Starbucks menjual merek Seattle's Best Coffee kepada Nestle dengan nominal yang dirahasiakan. Nestle yang berbasis di Vevey, Swiss, telah bermitra dengan Starbucks yang berbasis di Seattle sejak 2018 dan telah mendistribusikan kopi bermerek Starbucks di lebih dari 80 pasar di seluruh dunia.

Dikutip dari CNN, Minggu (23/10/2022), David Rennie, kepala merek kopi Nestle, mengatakan keputusan akuisisi Seattle's Best akan terus membangun portofolio perusahaan dan menawarkan lebih banyak pilihan kepada pelanggan. Nestle juga memiliki merek Nescafe, Nespresso, dan Blue Bottle. Nestle dan Starbucks memperkirakan proses transaksi itu akan selesai pada akhir tahun ini.

"Kami yakin Nestle akan terus mengembangkan merek Seattle's Best Coffee karena kami fokus pada strategi kami untuk meningkatkan pengalaman kopi premium bagi konsumen melalui merek Starbucks," kata Michael Conway, presiden grup pengembangan saluran Starbucks, dalam sebuah pernyataan.

Pada 2003, Starbucks mengakuisisi Seattle's Best Coffee seharga 72 juta dolar AS. Kesepakatan itu memberi Starbucks merek dengan harga lebih rendah dan akses ke kontrak Seattle's Best dengan pedagang grosir dan penyedia layanan makanan. Saat ini, jaringan gerai kopi itu berfokus pada upaya meremajakan toko-tokonya di Amerika Utara. Mereka mengatakan pada bulan lalu soal kebutuhan 450 juta dolar AS pada tahun depan demi membuat gerai lebih efisien.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya