Studi: Bau Tertentu pada Kulit Menarik Lebih Banyak Nyamuk

Mereka yang menghasilkan asam karboksilat tingkat tinggi ditemukan lebih menarik bagi nyamuk.

oleh Asnida Riani diperbarui 24 Okt 2022, 04:02 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 04:02 WIB
Menghilangkan bekas gigitan nyamuk
Ilustrasi gigitan nyamuk (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru mencatat bahwa beberapa orang memang mendapatkan lebih banyak gigitan nyamuk. Hal ini dikarenakan bau kulit mereka yang lebih menarik hewan pengisap darah tersebut.

Melansir Mothership, Sabtu, 22 Oktober 2022, temuan itu merujuk pada sebuah makalah yang diterbitkan pada 18 Oktober 2022 di jurnal ilmiah Cell. Ditemukan bahwa setiap orang memiliki profil aroma yang unik karena senyawa kimia yang diproduksi tubuh.

[bacajuga:Baca Juga](5100461 5091144 5086250)

Mereka yang menghasilkan asam karboksilat tingkat tinggi ditemukan lebih menarik bagi nyamuk. Asam karboksilat mengacu pada asam organik, seperti asam amino dan asam lemak. Asam organik diproduksi dalam sebum manusia di kulit. Sebum sendiri merupakan zat berminyak untuk menjaga kulit tetap lembap dan terlindungi.

Sebanyak 64 relawan ikut serta dalam penelitian tersebut. Para peneliti mengumpulkan sampel bau kulit mereka melalui stoking nilon yang dikenakan di lengan bawah mereka. Langkah selanjutnya melibatkan eksperimen selama beberapa bulan.

Dua stoking yang berbeda ditempatkan ke dalam wadah yang menampung nyamuk Aedes aegypti betina, yang menyebarkan demam berdarah dan Zika. Setiap stoking diadu dengan yang lain dan data dikumpulkan.

Tujuannya adalah melihat stoking mana yang menarik lebih banyak nyamuk. Stoking dimasukkan ke dalam perangkap terpisah di ujung tabung panjang, kemudian puluhan nyamuk dilepaskan. Dengan begitu, tampak jelas stoking mana yang segera lebih menarik hewan tersebut.

Magnet nyamuk terbesar memiliki skor daya tarik lebih dari 100 kali lebih besar daripada dua subjek yang paling tidak menarik. Ditemukan bahwa subjek yang paling menarik cenderung menghasilkan kadar asam karboksilat yang lebih besar pada kulit mereka.

 

Bisa Dicegah?

Menjadi Obat Herbal Malaria
Ilustrasi Gigitan Nyamuk Credit: pexels.com/icon

Subjek yang paling tidak menarik menghasilkan jauh lebih sedikit asam karboksilat. Mereka yang menarik bagi nyamuk, disimpulkan bahwa kemungkinan besar akan tetap menarik, karena bakteri kulit yang paling hidup berada di pori-pori, dan tidak terpengaruh kebiasaan kebersihan dan perubahan cuaca musiman.

Bakteri sehat yang hidup di kulit memakan asam ini dan menghasilkan bagian dari profil bau kulit. Dengan menguji orang yang sama selama beberapa tahun, penelitian menunjukkan bahwa perbedaan besar ini tetap ada, yakni mereka yang digigit lebih banyak nyamuk, terus digigit lebih banyak.

Memahami apa yang membuat seseorang jadi "magnet nyamuk" memiliki implikasi kesehatan masyarakat, karena sebagian kecil manusia berfungsi sebagai reservoir patogen di daerah endemik penyakit. Mungkin ada cara di masa depan untuk mengutak-atik bakteri kulit dan mengubah bau yang dihasilkan untuk mengusir nyamuk.

Temuan serupa sebelumnya telah diungkap. Melansir laporan kanal Health Liputan6.com, hal-hal yang memengaruhi aroma badan seseorang, termasuk fisiologi, kehamilan, susunan genetik, infeksi yang mendasarinya, dan mikrobioma kulit. 

Selain, makanan dan minuman yang dikonsumsi juga dapat memengaruhi pernapasan dan mikrobioma kulit seseorang. Penelitian baru menunjukkan bahwa mengubah jenis makan dan minum dapat mengubah daya tarik serangga pengganggu seperti nyamuk pada Anda.

 

Senyawa Organik Penarik Nyamuk

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk. Foto oleh Anuj dari Pexels.

Tubuh manusia menghasilkan lebih dari 350 senyawa organik volatil (VOC/volatice oganic compound) yang berbeda. Dari VOC ini, nyamuk lebih tertarik pada beberapa di antaranya dan tidak tertarik pada yang lain.

Beberapa VOC yang menarik nyamuk, termasuk karbon dioksida, asam laktat (diproduksi saat berolahraga), aseton (dilepaskan saat dalam ketosis), amonia, dan senyawa organik lain yang diproduksi manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum alkohol dapat meningkatkan VOC tubuh yang menarik nyamuk.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Mosquito Control Association melaporkan bahwa di antara 13 peserta studi, peneliti mengukur biomarker sebelum dan sesudah minum bir. Mereka menemukan bahwa persentase nyamuk yang mendarat pada orang setelah minum beralkohol meningkat.

Studi lain yang diterbitkan di PLOS ONE melaporkan bahwa konsumsi bir meningkatkan daya tarik nyamuk pada subjek yang berpartisipasi. Para peneliti berteori bahwa bir (dan kemungkinan semua alkohol) meningkatkan daya tarik dengan meningkatkan suhu tubuh dan mengubah VOC dalam tubuh setelah minum alkohol.

Perhatikan Asupan Harian

Kopi - Vania
Ilustrasi Kopi/https://unsplash.com/GC Libaries Creatives

Studi lainnya dalam artikel ulasan dari Current Research in Parasitology & Vector-borne Diseases melaporkan bahwa kafein adalah zat yang dapat diidentifikasi pada kulit, dan tampaknya meningkatkan daya tarik nyamuk. 

Menurut penulis penelitian, minuman beraroma tinggi lain kemungkinan akan menyebabkan peningkatan daya tarik. Cobalah mengurangi kopi, minuman beraroma kuat lain, dan minuman berkafein sebelum pergi ke luar yang kemungkinan banyak nyamuknya, karena dapat membantu menurunkan daya tarik bagi nyamuk.

Diet rendah karbohidrat juga dapat membantu, tapi hanya jika diperlukan. Melihat beberapa penelitian, Anda dapat melakukan berbagai cara untuk membantu mengurangi daya tarik terhadap nyamuk. Jaga kebersihan kulit dan setelah berolahraga, segera mandi agar tidak berkeringat. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setengah dari populasi dunia berisiko tertular malaria dan menyumbang sekitar 627 ribu penyakit pada 2020. Dengan perubahan iklim, ancaman nyamuk untuk menularkan penyakit semakin meningkat.

Ancaman penyakit menular akibat gigitan nyamuk antara lain malaria, zika, dan demam berdarah.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya