Liputan6.com, Jakarta - Setiap wilayah di Indonesia terkenal akan beberapa sajian ikonis nan legendaris. Begitu pula ketika mendengar Kota Bogor, salah satu makanan yang terlintas di benak adalah Asinan Sedap Gedung Dalam.
Eksistensi asinan ini telah berlangsung selama lebih dari empat dekade. Generasi ketiga yang sekaligus cucu dari pendiri Asinan Sedap Gedung Dalam, Sherren Santoso, berbagi sepenggal kisah dari titik awal kehadiran bisnis kuliner keluarga yang berpusat di Jalan Siliwangi, Bogor, Jawa Barat ini.
Advertisement
"Berawal dari kung kung (kakek) saya jualan buah yang dipikul. Jual buah pepaya dan lainnya pada 1978. Dipikir sama keluarga mama saya, kalau jual buah terus enggak ada inovasi lain. Mereka rembukan coba-coba akhirnya jadilah asinan," kata Sherren saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (1/11/2022).
Sherren menjelaskan bahwa pertama kali asinan yang dijual sang kakek adalah asinan buah karena berawal dari jual buah pikul di Gedung Dalam. Penjualan di Jalan Siliwangi pun baru sekitar era 90-an.
Mempertahankan kualitas dan rasa asinan legendaris yang autentik sejak 44 tahun silam tentu bukan perkara mudah. Kendati demikian, Sherren menyebut, ia dan tim terus memastikan kualitas dengan terus memantau bahan-bahan yang digunakan.
"Semuanya masih kontrol sendiri dari om saya dan saya juga. Sekarang baru mulai terjun untuk kontrol untuk kualitas buah, gula, dan garam," jelasnya. Dalam mempertahankan kualitas dan rasa, poin penting dari asinan, dikatakan Sherren, terletak pada kuah cuka.
Kualitas hingga Higienitas
Rasanya harus dipastikan konsisten, mulai dari rasa asin, manis, sampai asam. "Kedua, pasti buah dan sayur. Jadi, misalnya kalau sayur masih banyak air, itu pasti bakal cepat basi atau misalnya buahnya terlalu matang bisa berpengaruh ke kuahnya jadi berbusa," terang Sherren.
Ada dua jenis asinan yang dijual di Asinan Sedap Gedung Dalam, yakni asinan buah dan asinan sayur. Namun dikatakan Sherren, asinan buah jadi favorit pembeli.
Dari segi produksi dan higienitas, Sherren memastikan semua bahan-bahan dicuci bersih. "Semua karyawan potong (bahan) pakai masker dan sarung tangan untuk menghindari terpotong tangannya juga," tambahnya.
"Semuanya steril dan enggak semua orang bisa pegang. Orang-orang tertentu saja," tutur Sherren.
Terkait pengemasan, untuk pembelian asinan langsung di toko, disebut Sherren menggunakan plastik. Sementara, asinan yang dikirim akan dikemas dalam stoples kecil.
"Soalnya cuka kalau pakai plastik dan kita kirim pasti bengkak apalagi pengiriman, jadi saya pakai stoples aman sampai kota tujuan," kata Sherren.
Advertisement
Pengiriman
Sherren mengungkap, pengiriman Asinan Sedap Gedung Dalam saat ini telah menyentuh kota-kota, seperti Lampung, Makassar, dan Medan. Ia juga berkisah mengenai bagaimana asinan awalnya tak dapat dikirim sama sekali melalui ekspedisi ke suatu daerah.
"Dulu asinan enggak bisa dikirim sama sekali (melalui) ekspedisi. Enggak diterima karena pertama, cuka enggak bisa nanti bengkak takutnya meledak. Terus saya enggak ada speciality menangani barang seperti asinan yang butuh kondisi dingin," terangnya.
Awal Covid-19 melanda pada 2020, Sherren berkisah ibunda dari temannya menginginkan asinan. Namun karena kondisi tidak bisa ke Bogor karena PPKM, ia memulai mencari cara untuk bisa mengirim asinan melalui ekspedisi.
"Ketemu Paxel, saya coba telepon enggak diangkat, nekat saya download aplikasi dan join dan coba masukin alamat untuk pick up keesokan harinya. Pagi saat saya tunggu kurir, di-pick up jam 9 dan jam 5 sore sampai ke BSD," jelasnya.
Meski sempat tak memberitahu keluarganya terkait pengiriman, Sherren akhirnya buka suara dan mendapat izin untuk meneruskan pengiriman-pengiriman selanjutnya. Ia pun mencoba mengirim ke saudara-saudara dan meminta saran terkait pengiriman.
Harga
"Ada saudara saya di Surabaya, jadi saya kumpulkan review dulu sampai kurang lebih satu bulan baru mulai, pecah enggak, pecahnya di bagian mananya, packing saya harus gimana, dari situ saya mulai pada Mei 2020," tambahnya.
Asinan buah dan sayur dari Asinan Sedap Gedung Dalam dijual seharga Rp33 ribu (plastik) dan Rp38 ribu (cup). Asinan dibagi menjadi dua varian, yakni asinan biasa dan asinan spesial.
"Kalau asinan spesial kuahnya jauh lebih manis dan ada tumbukan kacangnya. Bagi orang yang punya asam lambung takut banget makan asinan yang biasa itu asam dan pedas. Sedangkan asinan spesial kita tone down asamnya jadi jatuhnya lebih manis," ungkap Sherren.
Intinya, asinan spesial rasanya dominan manis. "Asinan spesial harganya Rp35 ribu untuk plastik, stoples Rp41 ribu," lanjutnya.
"Tetap improve untuk kemasannya, bisa pengiriman sampai jauh, bahan-bahan kita tetap quality control, harus diperketat," tutup Sherren soal strategi bertahan hingga saat ini.
Advertisement