Liputan6.com, Jakarta Merayakan Hari Cuci Tangan se-dunia 2022 sekaligus menyambut Piala Dunia FIFA 2022 yang berlangsung mulai 20 November, Lifebuoy meluncurkan kampanye #JuaraCuciTangan. Melalui kampanye itu, Lifebuoy ingin menggalakkan edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 Momen Penting melalui medium yang digemari oleh jutaan anak Indonesia, yaitu olah raga sepak bola.
Dalam kampanye ini, Lifebuoy merangkul sejumlah pelatih dan pemain tim sepak bola nasional serta ribuan siswa/i Sekolah Dasar di Jabodetabek untuk menyiapkan anak Indonesia menjadi agen perubahan yang dapat menyebarluaskan pentingnya CTPS di lingkungan mereka masing-masing.
Salah satu pelatih itu adalah Bima Sakti, Pelatih Timnas Indonesia U-17, yang juga legenda Timnas Indonesia. Kemudian Kim Kurniawan, salah satu atlet sepak bola terbaik tanah air yang dikenal sebagai figur ayah yang menyayangi keluarga.
Advertisement
Latar Belakang Kampanye CTPS Melalui Sepak Bola
Kevin Stefano, Senior Brand Manager Lifebuoy, PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan Lifebuoy memiliki purpose menjadi sahabat keluarga dalam memberikan perlindungan dari kuman dan menjaga agar anak tidak mudah jatuh sakit.
“Sejak 2004 Lifebuoy telah memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan dan fasilitas CTPS yang memadai, di mana salah satu agenda yang rutin kami lakukan adalah menyebarluaskan edukasi pentingnya CTPS di 5 Momen Penting melalui peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia yang kami rayakan setiap tahunnya,” ujarnya.
Menyadari bahwa menanamkan kebiasaan baik pada anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tahun ini Lifebuoy menghadirkan #JuaraCuciTangan untuk terus memperkuat pesan CTPS di 5 Momen Penting melalui sepak bola, olah raga yang digemari 77% masyarakat Indonesia dari berbagai usia, termasuk anak-anak.
Kegemaran anak Indonesia terhadap sepak bola antara lain terlihat dari fakta berdasarkan fata Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI), setidaknya ada 1.978 Sekolah Sepak Bola yang tersebar di 33 provinsi, dan jumlahnya dipercaya akan terus meningkat.
“Lifebuoy melihat bahwa edukasi CTPS melalui sepak bola sangat tepat dilakukan. Melalui kegemaran terhadap sepak bola, anak-anak dapat mempelajari nilai-nilai yang dapat membantu mereka lebih mudah memahami dan mempraktekkan pentingnya kebiasaan CTPS di 5 Momen Penting,” jelas Kevin.
Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menjelaskan melalui sepak bola, anak belajar untuk disiplin dan konsisten berlatih agar bisa menjadi juara.
“Jika dihubungkan dengan kebiasaan CTPS, anak jadi terbiasa untuk lebih disiplin dan konsisten membersihkan diri sebagai ritual yang tidak terlepaskan dari bermain sepak bola. Selain itu, sepak bola juga mengajarkan anak tentang pentingnya teamwork untuk mencapai tujuan. Terkait kebiasaan CTPS, anak jadi memahami pentingnya kerja sama dalam saling mengingatkan teman atau anggota.
Advertisement
Roadshow Coaching Clinic di 5 Kota Besar
Untuk menyebarluaskan kampanye #JuaraCuciTangan, Lifebuoy menggelar rangkaian kegiatan secara online maupun offline. Sebagai langkah awal, Lifebuoy menciptakan yel-yel CTPS ala sepak bola yang disebarluaskan oleh 5 KOL anak yang mewakilkan figur #JuaraCuciTangan, yaitu: Arjuna Zayan Sugiono, Ryshaka Dharma Situmeang, Abimanyu Praja Soesetyo, Dia Sekala Bumi, dan Kenji Zizou Bachdim.
Melanjutkan semangat mereka, Lifebuoy mengajak ribuan siswa/i Sekolah Dasar di Jabodetabek untuk mengirimkan video tentang cara kreatif menerapkan CTPS di 5 Momen Penting. Mereka yang mengirimkan video paling kreatif berhak mendapatkan coaching clinic dari pelatih Tim Nasional U-17 Bima Sakti dan pemain sepak bola Kim Kurniawan.
Sebanyak 60 siswa Sekolah Dasar di Jabodetabek yang terpilih berkesempatan mendapatkan coaching clinic sepak bola perdana bersama Pelatih, Bima Sakti dan Pemain Sepak Bola, Kim Kurniawan di Lapangan Rugby, Senayan, Jakarta.
Di tengah coaching clinic ini, anak-anak turut diajarkan mengenai pentingnya membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 Momen Penting sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarluaskan kebiasaan baik ini ke lingkungan sekitar.
“Pertama adalah peer to peer learning, di mana anak-anak bisa saling belajar atau mengajarkan satu sama lain dalam lingkungan dan situasi yang mereka sukai. Selanjutnya, berbekal pengalaman yang menyenangkan ini akhirnya anak-anak bisa menjadi agent of change untuk menyebarluaskan apa yang mereka pelajari ke orang-orang di sekitar mereka, termasuk tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan," ungkap Anna Surti Ariani.
Pentingnya CTPS di Tengah Pandemi COVID-19
Saat ini kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS masih harus ditingkatkan. Data BPS 2021 menunjukkan bahwa bahkan di tengah pandemi, hanya 75,38% masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS, artinya masih diperlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia berpesan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia adalah momen yang sangat tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun sebagai salah satu modal utama dalam menunjang kesehatan.
“Terlebih di tengah pandemi COVID-19, kebiasaan CTPS telah terbukti menjadi perilaku sederhana yang memiliki dampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular. Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan edukasi CTPS sebagai salah satu pilar penting di dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat,” jelasnya.
Oleh karena itu, Budi Gunadi sangat mengapresiasi Unilever Indonesia yang konsisten menggelar berbagai program edukasi kebiasaan CTPS sejak dini secara berkelanjutan.
“Mari kita wujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan membudayakan CTPS," ajaknya.
Advertisement
CTPS Kunci Melindungi Kesehatan Anak dan Keluarga
Dengan kembalinya anak-anak beraktivitas di luar rumah seperti ke sekolah atau bermain, mereka menjadi rentan untuk terkena penyakit. Melalui penanaman kebiasaan CTPS, maka orang tua telah memberikan modal penting bagi anak untuk tidak hanya melindungi kesehatannya sendiri, namun juga orang-orang di sekitarnya.
Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan dengan menanamkan CTPS, kita bisa mencegah penularan COVID-19 yang saat ini masih terjadi, meskipun angka kematian sudah sangat menurun.
“CTPS juga dapat membantu mencegah penyakit-penyakit menular yang lain. Adapun 5 Momen Penting untuk CTPS adalah: sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan ketika pulang ke rumah. Mari budayakan kebiasaan ini, terutama untuk anak-anak,” jelasnya
Nah, sudah tahu pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun dan keseruan kampanye #JuaraCuciTangan. Maka dari itu, yuk ikutan kompetisi #JuaraCuciTangan dengan mengirimkan video kreatif saat anak menerapkan CTPS dan raih kesempatan Saldo Gopay senilai Rp200 ribu.
Gampang banget caranya. Ingat 5 momen penting cuci tangan ya: sebelum makan, setelah batuk dan bersin, setelah bermain, setelah pulang ke rumah, dan setelah dari toilet. Jangan lupa baju merahnya ya, dan hashtag #JuaraCuciTangan juga. Rekam video terbaikmu sekarang! Periode kompetisi hanya dari 21 - 30 November 2022.
Setelah Jakarta, rangkaian kegiatan coaching clinic akan direplikasi ke 5 kota lainnya (Bandung, Solo, Semarang, Bali, dan Medan) hingga 2023 mendatang.
“Semoga seluruh rangkaian kampanye ini akan mampu menggerakkan sebanyak mungkin anak Indonesia untuk menjadi #JuaraCuciTangan di 5 Momen Penting dan bertindak sebagai agen perubahan bagi lingkungan di sekitar mereka,” tutup Kevin.
(*)