Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini sebuah video beredar di media sosial dan menjadi perbincangan sejumlah warganet. Video tersebut memperlihatkan kehadiran satwa dilindungi, yakni orangutan, tengah duduk di dalam sebuah masjid yang sedang melaksanakan salat Jumat bersama orang-orang yang diduga pekerja perusahaan.
Meski terlihat banyak orang di sana, orangutan yang cukup besar itu tampak tenang duduk di dekat jendela, sambil sesekali melihat sekelilingnya. Ia seperti tidak peduli dengan sekitarnya dan mendengarkan khotbah dengan sangat tenang layaknya seorang manusia.
Advertisement
Baca Juga
Momen unik itu ternyata terjadi di daerah Kutai Timur, Kalimantan Timur. Â "Jamaah yang sangat spesial di Kutai Timur. Mendengarkan ceramah Jumat," tulis unggagan akun Instagram @viralkaltimdotcom pada 23 Desember 2022.
Orangutan ini kabarnya sering berinteraksi dengan warga dalam kesehariannya. Banyak warga setempat yang sering memberikan makanan kepada orangutan tersebut.
Warganet yang menyaksikan video itu pun sangat terkejut melihat orangutan bisa begitu tenang di masjid meski ada banyak orang di sana. Warganet pun ramai memberikan berbagai tanggapannya di kolom komentar video tersebut.
"MasyaAllah apa kabar muslim laki-laki yang bolong shalat jumat," komentar seorang warganet. "Saya sering lihat itu bro otan itu, kalau saya pas otw ke utara sempatkan mampir ke kutim lihat bro otan. Syukur semoga sehat selalu bro otan kita ini," komentar warganet lainnya. "Sesi pertanyaan = apa dosa merusak hutan uztad.?" tulis warganet lainnya.
Â
Masuk Kawasan Bandara
Kejadian seperti ini bukan yang pertama, bahkan baru saja terjadi beberapa hari lalu. Bedanya, orangutan itu masuk ke area bandara. Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangkalan Bun Kalimantan Tengah bersama Orangutan Foundation Internasional (OFI) mengevakuasi satu individu orangutan yang nyasar masuk ke kawasan Bandara Iskandar Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Kami dibantu kawan-kawan dari OFI, Lanud Iskandar dan AVSEC berhasil melakukan penyelamatan individu orangutan yang masuk kawasan bandara Iskandar pada Jumat, 13 Januari 2023 sekitar pukul 10.30 WIB," kata Kepala BKSDA SKW II Pangkalan Bun Dendi Sutiadi, melansir Antara, Senin, 16 Januari 2023.
Menurut Dendi, tim BKSDA SKW II Pangkalan Bun pertama kali menerima laporan dari Kepala AVSEC Iskandar, Murdoko pada Jumat pukul 09.00 WIB. Dilaporkan bahwa adanya individu orangutan yang terlihat di kawasan hutan jogging track Bandara Iskandar.
"Begitu mendapatkan nformasi tersebut, kami langsung ke lokasi untuk melakukan penyelamatan," ujar Dendi di Pangkalan Bun, Senin, 16 Januari 2023. Setelah berhasil melakukan penyelamatan, tim langsung mengamankan individu orang utan tersebut ke kantor BKSDA SKW II untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, sebelum dilepasliarkan kembali.
Â
Advertisement
Hutan Lanud Iskandar
"Untuk data orangutan tersebut umur sekitar 10 tahun, berat 30 kg dan berjenis kelamin jantan. Saat kita amankan, dalam kondisi sehat," terang Dendi. Dendi menambahkan, ini merupakan penyelamatan kedua orangutan yang masuk di kawasan Bandara Iskandar.
Sebelumnya timnya pernah menyelamatkan orangutan pada 2022. "Karena hutan sekitar kawasan hutan Lanud Iskandar masih sering ditemui orangutan," ujarnya.
Orangutan yang berhasil diamankan di kawasan Lanud Iskandar tersebut sudah dilepasliarkan pada Sabtu, 14 Januari 2023 di kawasan wisata alam Tanjung Keluang Kecamatan Kumai. Lokasi ini merupakan kawasan konservasi baru di Kabupaten Kotawaringin Barat, selain TN Tanjung Puting dan Suaka Margasatwa Lamandau.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Iskandar Letkol Nav Rudy Kurniawan membenarkan bahwa ia bersama anggotanya ikut langsung dalam penyelamatan orangutan yang masuk di kawasan Bandara Lanud Iskandar. Sementara itu, rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur memunculkan kekhawatiran akan masa depan orangutan yang merupakan satwa endemik pulau itu.
Namun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menampik tudingan bahwa IKN mengganggu habitat orangutan. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno menyatakan bahwa pusat IKN bukanlah daerah sebaran alami orangutan. Wilayah tersebut, sambung dia, berada di bekas kawasan Hutan Tanaman Indonesia (HTI), bukan di hutan primer.
Â
Orangutan dan IKN
Dia menerangkan, populasi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus Morio) terbagi ke dalam 17 lanskap berdasarkan PHVA 2016. Ke-17 sebaran itu terdiri dari Lansekap Beratus, Sungai Wain, TN Kutai - Bontang, Belayan – Senyiur, Wehea – Lesan, Sangkulirang, Tabin, Area Hutan Tengah, Kinabatangan Rendah, Kinabatangan Utara, Ulu Kalumpang, Crocker, Lingkabau, Bonggaya, Ulu Tungud, Trus Madi, Sepilok.
Total orangutan di sebaran itu adalah 14.540 individu. "Orangutan terdekat dengan IKN hanya di lansekap Sungai Wain. Orangutan yang terdapat di areal Sungai Wain adalah orangutan hasil rehabiltasi," ujar Wiratno dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 23 Februari 2022.
Wiratno mengatakan bahwa informasi fakta yang disampaikannya sangat bertolak belakang dengan isu terfragmentasinya habitat orangutan karena pembangunan IKN. Dalam KLHS IKN telah diidentifikasi lokasi-lokasi yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi untuk dipertahankan, dan lokasi-lokasi yang rusak agar ditanam kembali, dipulihkan ekosistemnnya, dan membuat koridor satwa.
Meski begitu, sejumlah upaya disiapkan untuk mengantisipasi masuknya orangutan ke zona IKN. Upaya yang melibatkan banyak pihak itu antara lain membangun koridor satwa liar dan memulihkan ekosistem untuk memperbanyak cluster habitat satwa, terutama di bekas tambang.
Advertisement