Liputan6.com, Jakarta - Mungkin di dalam laci Anda tersimpan banyak produk kecantikan berupa perawatan kulit yang telah dibeli sejak lama. Bagaimana cara mengetahui apakah produk tersebut sudah kedaluwarsa? Apakah masih aman untuk digunakan?
Melansir CNA, Rabu, 16 Agustus 2023, Dr. Bruce Brod, seorang dermatologis dari Penn Medicine, menyatakan bahwa kecuali produk tersebut termasuk dalam kategori obat, seperti produk untuk mengatasi jerawat atau tabir surya, Anda mungkin tidak akan menemukan tanggal kedaluwarsanya.
Baca Juga
Sejumlah produk kecantikan hanya mencantumkan simbol "periode setelah pembukaan", yaitu sebuah gambar toples kecil dengan angka seperti 12M atau 18M. Itu menandakan berapa bulan produk tersebut masih layak digunakan setelah pertama kali dibuka.
Advertisement
Namun, menurut Dr. Brod, pelabelan semacam itu bukanlah suatu keharusan untuk produk perawatan kulit atau kosmetik. Label tersebut tentu tidak berguna jika Anda lupa kapan pertama kali membuka produk tersebut.
Dr. Brod menyarankan untuk berhati-hati. Jika Anda tidak yakin kapan membeli produk perawatan kulit tersebut atau merasa sudah terlalu lama, sebaiknya jangan gunakan. Lebih baik mencegah daripada menanggung risiko akibat penggunaan produk yang sudah tidak layak.
Setelah dikeluarkan dari kemasannya, produk perawatan kulit berisiko mengalami kerusakan dan terkontaminasi oleh mikroorganisme, tergantung pada metode penggunaan dan penyimpanannya, menurut Elisabeth Anderson, kepala komunikasi sains di Pusat Penelitian Keamanan Bahan di Michigan State University. Jika produk disimpan dalam wadah berbentuk toples dan Anda terbiasa memasukkan jari ke dalamnya, ada kemungkinan produk tersebut terkontaminasi oleh kuman, seperti bakteri atau jamur.
Â
Produk Kemungkinan Sudah Terkontaminasi
Risiko terkontaminasi lebih tinggi jika produk disimpan di tempat yang lembab, seperti kamar mandi. Pasalnya, kondisi tersebut memfasilitasi pertumbuhan mikroba.
Menggunakan produk yang terkontaminasi di kulit dapat menyebabkan berbagai masalah seperti iritasi, eksim, dan infeksi pada kulit atau mata, menurut Dr. Anne Chapas, seorang dermatolog dan anggota dari American Academy of Dermatology. "Jika ada kuman yang bercampur dengan krim Anda dan Anda mengaplikasikannya langsung ke wajah, bisa terjadi luka atau iritasi. Hal tersebut dapat memicu infeksi pada wajah yang berpotensi serius," tambahnya.
Dr. Chapas mengatakan bahwa produk perawatan kulit umumnya memiliki bahan pengawet untuk melawan infeksi. Namun, Anderson menambahkan bahwa bahan pengawet ini bisa melemah dan menjadi tidak seefektif dulu, terutama jika produk disimpan di tempat lembab seperti kamar mandi atau terpapar sinar matahari.
Dr. Brod menekankan bahwa produk yang mengklaim "tanpa pengawet" berisiko lebih tinggi terkontaminasi bakteri. Selain itu, Dr. Chapas menyatakan bahwa bahan aktif di dalam produk dapat mengalami degradasi, terutama saat terpapar udara dan cahaya. Sebagai contoh, vitamin C dapat mengalami oksidasi, dan asam seperti asam hialuronat mungkin menjadi lebih konsentrasi ketika air di produknya menguap, yang dapat menyebabkan iritasi.
Advertisement
Cara Cek Kualitas Produk
Maka itu, dia menyarankan untuk tidak menggunakan produk yang sudah lebih dari satu tahun. Meskipun oksidasi atau degradasi tidak selalu membahayakan, bahan tersebut bisa menjadi kurang efektif, kata Dr. Chapas. "Mungkin tidak merugikan Anda, tetapi juga mungkin tidak memberikan manfaat," ungkapnya.
Dr. Brod menekankan pentingnya tidak menggunakan produk dengan tabir surya atau perawatan jerawat setelah tanggal kedaluwarsa. Dia juga mencatat bahwa produk yang mengandung minyak pohon teh atau minyak esensial lainnya dapat berpotensi berbahaya jika disimpan terlalu lama dan terpapar cahaya atau udara, karena bisa memicu dermatitis kontak alergi.
Dr. Chapas menyatakan bahwa cara pasti untuk menentukan keamanan produk perawatan kulit yang sudah lama adalah dengan memeriksanya di laboratorium untuk deteksi bakteri. Karena kebanyakan orang tidak memiliki fasilitas laboratorium di rumah, ada beberapa indikator yang bisa menunjukkan degradasi produk.
Salah satunya, berdasarkan Food and Drug Administration, adalah jika campuran minyak dan air di dalam produk mulai terpisah. Ciri lainnya adalah perubahan warna atau tekstur produk, seperti menjadi kering atau suram, juga bisa menjadi tanda, menurut Anderson. Jika produk tampak tidak seperti biasanya, sebaiknya jangan digunakan.
Bijak Menggunakan Produk Kecantikan
Gejala lain dari pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme adalah bau yang tidak sedap atau berbeda dari biasanya, ujar Dr. Brod. "Itu adalah indikator bahwa produk mungkin tidak lagi aman," ungkapnya.
Anderson menyarankan untuk menandai tanggal pembukaan pada kemasan serum atau pelembab dengan spidol atau label. Periksa juga apakah ada tanggal kedaluwarsa atau simbol PAO. Dengan demikian, "Anda akan memiliki gambaran tentang kapan produk akan berada pada performa terbaiknya."
Dr. Chapas menyebutkan bahwa umumnya, produk perawatan kulit aman digunakan antara enam bulan hingga satu tahun, meskipun periode tersebut mungkin lebih pendek untuk produk mata. Jika Anda merasa tidak yakin, sebaiknya buang produk tersebut, saran Dr. Chapas. Menurutnya, meskipun sulit, terutama jika produk mahal, tidak sepadan untuk mengambil risiko infeksi mata hanya untuk menghemat produk.
Berdasarkan rangkuman dari kanal Citizen6 Liputan6.com pada 7 Agustus 2023, ini dia daftar produk kecantikan yang sebaiknya tidak menyentuh wajah Anda:
1. Hair spray
2. Deodoran
3. Cat rambut
4. Cat kuku
5. Body lotion
6. Serum rambut
7. Sampo
Advertisement