Liputan6.com, Jakarta - Tidak lagi hanya mengimpor karya-karya besar dari Broadway atau West End, para seniman kini mulai memproduksi teater musikal original yang otentik dan menarik. Jakarta Musical Crew (Jaksical) kali ini menghadirkan pertunjukan teater berjudul "Kapan Resign?".
"Kapan Resign?" merupakan cerminan dari realita dunia kerja kontemporer yang banyak dari kita alami. Menyoroti dinamika pekerjaan, tekanan, dan tantangan di lingkungan kerja, Jaksical mengajak penonton untuk merefleksikan apa yang sebenarnya dicari dalam sebuah pekerjaan dan bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental dan produktivitas.
"Awalnya itu kita ambil dari awareness yang ada di sekitar kita, yaitu burnout dan juga overwork," ungkap Olivia Dwiyanti selaku Co-Producers dari Musikal "Kapan Resign?" saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa, 19 September 2023.
Advertisement
Pertunjukan ini akan berlangsung pada 6--8 Oktober 2023 di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi pertunjukan digelar tujuh kali dalam tiga hari itu.
Yang paling menonjol dari "Kapan Resign?" adalah elemen interaktifnya. Jaksical membawa inovasi dengan membiarkan penonton memiliki kendali atas jalan cerita. Para penonton bukan hanya sekedar saksi, tapi juga menjadi bagian dari narasi. Mereka diberi kebebasan untuk memilih bagaimana kisah ini akan berakhir, dengan dua opsi akhir cerita yang berbeda.
"Keseluruhan dari musikal ini akan berbentuk teater interaktif, di mana penonton itu akan dibawa masuk ke dalam cerita, dan juga mereka akan di-treat sebagai new recruits dari perusahaan yang kami buat. Diharapkan penonton itu bisa lebih merasa relate," jelas Olivia.
Tidak Mengajak untuk 'Resign'
Olivia menegaskan bahwa teater musikal ini bertujuan untuk tidak menormalisasikan dua hal, yaitu burnout dan overwork. "Musikal ini bertujuan untuk memberikan gambaran realistis tentang lingkungan kerja saat ini, dari perspektif bos maupun karyawan."
Menurut Olivia, salah satu faktor kunci dalam menghadapi tekanan kerja dan menjaga kesehatan mental adalah adanya support system yang baik. "Salah satu faktor yang paling penting untuk mereduce mental health adalah support system. Dengan adanya berbagai pihak yang mendukung, mereka juga lebih bisa survive dengan apapun yang ada di hadapan mereka."
Billy Gamaliel, Program Manager di Galeri Indonesia Karya (GIK), turut memberikan pandangannya tentang Teater Musikal "Kapan Resign?". Billy menegaskan bahwa GIK selalu sejalan dengan pembinaan talenta muda di Indonesia.
Menyinggung judul pertunjukan, Billy menganggapnya unik dan mencerminkan nuansa humor yang kental. "Ada banyak colekan dan dialog-dialog cerdas di dalamnya yang, meskipun terkesan provokatif, tidak benar-benar mengajak penonton untuk resign," jelasnya pada kesempatan yang sama.
Lebih jauh, Billy menekankan bahwa judul teater musikal ini sebenarnya tidak mengajak para penonton untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, tetapi sebagai sarana 'healing' atau penyembuhan. Ia percaya bahwa salah satu pesan utama dari pertunjukkan ini adalah memahami lingkungan sekitar kita.
"Ini bukan hanya tentang bekerja, tapi juga tentang memahami atasan, bawahan, dan seluruh jajaran di tempat kita bekerja. Semua orang memiliki cerita, dan pertunjukkan ini mencoba menghadirkannya dengan cara yang menarik dan mendalam," katanya.
Advertisement
Latihan Akting 5 Bulan
Firman Lung, pemeran tokoh Adit, salah satu dari tiga karakter utama dalam musikal "Kapan Resign?", memandang pertunjukkan ini sebagai media curhatnya. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade di dunia teater musikal, Firman menemukan kesamaan emosi dan perasaan dengan karakter yang diperankannya.
"Saya terpanggil untuk bergabung dengan 'Kapan Resign?' karena saya merasa ceritanya sangat relatable dengan banyak orang," ungkap Firman.
Ia mengungkapkan salah satu ciri khas dari pertunjukkan ini adalah sifatnya sebagai musikal asli, berbeda dengan kebanyakan yang seringkali merupakan adaptasi dari Broadway atau West End. "Bukan sekedar cover atau adaptasi, tetapi karya asli yang menawarkan perspektif baru. Ini memberikan tantangan tersendiri bagi saya sebagai aktor," tambahnya.
Mengenai karakter-karakter dalam musikal ini, Firman mengungkapkan bahwa masing-masing berlatar belakang dan permasalahan yang berbeda. "Setiap karakter membawa persoalan dan tekanan dari dunia pekerjaan yang berbeda."
Proses latihan untuk pertunjukan ini juga unik. "Di minggu awal, kami difokuskan untuk mendalami karakter. Sebagai aktor, saya diberikan tugas untuk menulis esai tentang karakter saya, Adit, sebelum kami memasuki proses acting dan blocking," jelas Firman.
Firman dan rekan-rekan cast lainnya sudah mulai latihan sejak April 2023. "Kita dari bulan April ya, sekitar lima bulan latihan, sampai sekarang masuk ke Oktober," pungkasnya.
Tiket yang Unik
Olivia juga menyampaikan, "Kami menargetkan sekitar 1300 penonton untuk pertunjukan kali ini. Harga tiketnya sendiri berkisar antara Rp250 ribu paling tinggi hingga Rp120 ribu."
Tiket pertunjukan "Kapan Resign?" bukanlah tiket biasa yang sering kita lihat. Desainnya yang unik menciptakan antisipasi sebelum pertunjukkan dimulai.
"Ketika penonton masuk, kami ingin mereka merasa seolah-olah mereka tidak sedang memasuki sebuah panggung teater. Kami ingin mereka merasa bahwa mereka sedang berada di sebuah ruangan kantor. Oleh karena itu, kami memilih konsep black box theater untuk memaksimalkan suasana tersebut."
Olivia menjelaskan bahwa ketika penonton membeli tiket pertunjukan tersebut, mereka akan merasa seperti karyawan yang baru saja masuk ke sebuah kantor. "Sebagai intern, pekerja, atau mungkin sebagai karyawan full time."
Dalam pertunjukan tersebut, penonton akan dimanjakan dengan tujuh lagu orisinil yang terinspirasi oleh musikal Broadway terkenal seperti Heathers, Rent, Legally Blonde, dan Mean Girls. Tiket untuk Musikal "Kapan Resign?" sudah tersedia sejak akhir Agustus 2023.
Advertisement