Liputan6.com, Jakarta - Kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur, sudah dibuka kembali sejak 18 September 2023. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sebagai pengelola sempat menutup kawasan tersebut pada 6--17 September 2023 untuk memudahkan operasi pemadaman kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo.
Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo pun masih meninggalkan jejak "tanah hitam" karena banyaknya tanaman maupun rumput yang terbakar. Bencana ini butuh langkah rehabilitasi yang tepat.
Baca Juga
Meski dikabarkan butuh waktu lama untuk hijau kembali, beberapa bagian di savana Gunung Bromo ternyata sudah mulai menghijau lagi. Informasi itu diketahui dari unggahan di akun Instagam @dolan.malang pada 21 September 2023. "Kondisi savana #Bromo saat ini sudah mulai menghijau 🍃,” tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.
Advertisement
Dalam video singkat itu kita juga bisa melihat beberapa kawasan sudah mulai menghijau, rumput dan pohon sudah mulai tumbuh kembali. Meski masih banyak kawasan yang masih gersang dan hitam, setidaknya mulai menghijaunya kembali Bromo mendapat banyak respons positif dari warganet.
"Alhamduliillah makin subur habis ini,” komentar seorang warganet.
"Cintaku padamu seperti rumput di padang savana Bromo, meski sempat terbakar akan tumbuh lagi dan lebih menghijau 🍃,” ujar warganet lainnya.
"Konon katanya gk tau bner ap salah ,tanah yg habis trbakar bakal jd lebih subur😍,” tanya seorang warganet.”
Menurut sebagian warganet, tanah yang habis terbakar biasanya memang akan lebih subur, tapi tetap saja tindakan yang menyebabkan kebakaran di kawasan wisata alam seperti di Bromo adalah tindakan ilegal dan harus diproses secara hukum.
Tanah di Bromo Jadi Makin Subur?
"Setelah ke 🔥 nantinya pasti makin subur karena abu dan arang bekas kebakar itu akan menjadi pupuk yang bisa menyuburkan tanah untuk tumbuhan sekitarnya arang abu mempunyai usur kalium yang di butuhkan tumbuhan,” terang warganet lainnya.
"Yang ngebakarnya apa kabar sudah di proses hukum kah,” timpal warganet lainnya menyinggung kelanjutan kasus kebakaran di kawasan Gunung Bromo.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berjanji pihaknya akan melakukan rehabilitasi dari segala aspek di kawasan Gunung Bromo sebagai "langkah penting" pascakebakaran. "Pemulihan (harus diupayakan) dari segala aspek, yakni fisik, ekonomi, sosial, manajemen, dan public education," ujar dia saat meninjau kawasan Gunung Bromo, Sabtu, 23 September 2023, menurut keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Sebagai informasi, kebakaran yang diduga terjadi akibat penggunaan flare di sesi foto prewedding itu "melahap" 989 hektare areal taman nasional. Menteri Siti menjelaskan, area terdampak karhutla di Bromo berada di medan yang beragam. Karena itu, pihaknya tengah mempelajari "upaya pemulihan yang efektif untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Bromo" yang terdampak kebakaran.
"Kami masih mempelajari bagaimana pemulihan itu dilakukan dengan intervensi dan suksesi alami," sebutnya.
Advertisement
Upaya Mengembalikan Ekosistem di Kawasan Bromo
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya dalam Upaya mengembalikan ekosistem di kawasan yang terbakar. "Bagaimana mengembalikan nilai-nilai ekosistemnya itu sedang diteliti oleh ahli-ahli dari IPB University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya, jadi banyak aspek yang kita harus bangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini," terangnya.
Menteri LHK juga mengajak kerja sama pihak-pihak lain, seperti Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Hal ini karena keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional, katanya.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendro Widjanarko sebelumnya mengungkap bahwa nilai kerugian akibat karhutla Bromo diperkirakan mencapai Rp5,4 miliar. "Itu terhitung sejak 6 sampai 10 September 2023," terang Hendro, dikutip dari Antara, Kamis, 21 September 2023.
Kerugian Akibat Kebakaran di Bromo
TNBT sebelumnya ditutup akibat kebakaran. Ratusan personel dikerahkan untuk memadamkan titik-titik api di kawasan taman nasional tersebut pada 6--14 September 2023.
Menurut Hendro, penghitungan nilai kerugian akibat karhutla Bromo mencakup biaya pemadaman kebakaran dari darat, kerugian akibat hilangnya habitat satwa, dan kerugian akibat terhentinya aktivitas wisata di taman nasional.
"Untuk wisata, itu gabungan antara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian untuk penyedia jip, warung, hotel, homestay (penginapan), dan lainnya," ia menyebut.
Hendro menambahkan, perhitungan nilai kerugian belum mencakup biaya operasi pengeboman air menggunakan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan, serta kerusakan jaringan pipa air akibat kebakaran. Pemulihan ekosistem kawasan diyakini butuh waktu cukup panjang agar pepohonan asli di sana tumbuh optimal.
"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ada cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan butuh waktu tiga sampai lima tahun," ungkap Hendro.
Advertisement