Liputan6.com, Jakarta - Aktivis Lingkungan Greta Thunberg menyuarakan dukungan kepada Palestina di tengah perang Hamas versus Israel. Hal tersebut tampak dari unggahan perempuan berusia 20 tahun itu melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya pada 20 Oktober 2023.
Dalam unggahan tersebut, Greta memegang kertas bertuliskan "Stand with Gaza". Tak sendiri, ia bersama tiga orang lainnya yang juga memegang kertas berisi gambar bendera Palestina yang tertulis "Free Palestine","This Jew Stands with Palestine", hingga "Climate Justice Now!!".
Baca Juga
"Hari ini kita melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina dan Gaza. Dunia perlu bersuara dan menyerukan gencatan senjata segera, keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina dan semua warga sipil yang terdampak," demikian bunyi cuitan Greta.
Advertisement
Dikutip dari Fox News, tak lama, Greta menghapus unggahan tersebut dan membagikan foto yang hampir mirip. Unggahan itu menunjukkan empat orang yang sama memegang empat tanda yang sama, kali ini dengan boneka gurita biru.
"Saya mengetahui bahwa boneka binatang yang ditampilkan di unggahan saya sebelumnya dapat diartikan sebagai simbol antisemitisme, yang sama sekali tidak saya sadari," tulisnya dalam unggahan itu. "Mainan pada gambar merupakan alat yang sering digunakan oleh penderita autis sebagai cara untuk mengomunikasikan perasaan."
Aktivis itu mengatakan dirinya dan para aktivisnya tentu saja menentang segala jenis diskriminasi, dan mengutuk antisemitisme dalam segala bentuk. "Ini tidak bisa ditawar. Makanya unggahan terakhir saya hapus," jelasnya.
Greta Thunberg Ditangkap di Konferensi Minyak di London
Greta Thunberg ditangkap saat melancarkan aksi protes di luar lokasi konferensi minyak dan gas. Konferensi yang sebelumnya dikenal sebagai konferensi "Oil and Money" tersebut digelar di sebuah hotel mewah bintang lima di London, Inggris, Selasa, 17 Oktober 2023.
Dikutip dari CNN, Rabu, 18 Oktober 2023 penangkapan aktivis berusia 20 tahun itu diungkapkan oleh saksi mata kepada CNN. Polisi Metropolitan London menyebut dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X (sebelumnya Twitter), bahwa beberapa penangkapan telah dilakukan di luar sebuah hotel di Park Lane London. Namun pihaknya tidak mengonfirmasi kepada CNN bahwa Greta Thunberg termasuk dalam daftar orang yang ditangkap.
Pemilik nama lengkap Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg ini diketahui ikut dalam demonstrasi yang diselenggarakan oleh kelompok iklim Fossil Free London di luar Hotel Intercontinental. Hotel tersebut menjadi tuan rumah Energy Intelligence Forum, sebuah pertemuan puncak tahunan yang mempertemukan para kepala eksekutif dari perusahaan minyak dan gas seperti TotalEnergies, Shell dan Aramco.
Advertisement
Blokir Pintu Masuk Hotel
Ia dan pengunjuk rasa lainnya memblokir pintu masuk hotel, berusaha mencegah delegasi masuk. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Fossil Free London sebelum penangkapannya.
"Kita tidak punya pilihan selain menginterupsi karena dunia kita sedang hanyut oleh greenwashing dan kebohongan," terangnya.
Aktivis lingkungan kelahiran 3 Januari 2000 tersebut menambahkan, "Industri bahan bakar fosil telah secara aktif mengalihkan perhatian dan menunda hal ini. Mereka telah menciptakan celah agar bisnis mereka dapat berjalan dengan mengorbankan planet bumi. Kami tersedak oleh asap mereka."
Organisasi nonprofit Greenpeace turut ambil bagian dalam protes tersebut. Pihaknya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ratusan demonstran, termasuk Greta, berhadapan dengan banyak polisi ketika mereka berkumpul di depan hotel mewah Park Lane untuk memprotes pengaruh industri bahan bakar fosil di Inggris dan politik iklim global.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa para pengunjuk rasa telah memblokir semua pintu masuk ke hotel tersebut mulai pukul 8 pagi waktu setempat. Sementara dua orang turun dari puncak gedung, membentangkan spanduk sepanjang 30 meter bertuliskan "Make Big Oil Pay." Pada konferensi pers pada hari sebelumnya, Thunberg menyerukan politisi untuk bertemu dengan pelobi industri minyak, menurut pernyataan Greenpeace.
Bukan yang Pertama
Thunberg sudah tidak asing lagi dengan interaksi polisi terkait protes iklim. Pada Januari 2023, ia ditahan oleh polisi pada protes tambang batu bara pada bulan itu. Pada Juli 2023, pengadilan Swedia memutuskan Greta Thunberg bersalah karena tidak mematuhi upaya penegakan hukum, kata juru bicara Pengadilan Kota Malmo kepada CNN, dikutip Selasa, 27 Juli 2023.
Thunberg didakwa dengan pasal "kejahatan ketidakpatuhan terhadap hukum dan ketertiban" awal bulan ini setelah berpartisipasi dalam protes pada 19 Juni 2023. Aksi protes dilakukan dengan memblokir kapal tanker minyak di bagian pelabuhan Malmö. Jaksa mengatakan protes tersebut menyebabkan gangguan lalu lintas di Malmö.
Greta didakwa karena tidak meninggalkan tempat kejadian saat diminta oleh polisi. Menurut juru bicara Pengadilan Kota Malmö, pengadilan mengenakan denda sekitar 144 dolar AS (sekitar Rp2,1 juta), dalam bentuk 30 denda harian sebesar 50 krona Swedia (4,80 dolar AS).
Thunberg mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut, dengan alasan dia bertindak karena "keharusan" dalam konteks darurat iklim, kata juru bicara itu. Irma Kjellström, juru bicara kelompok aktivis Ta Tillbaka Framtiden, yang mengorganisir protes Juni, mengatakan Thunberg adalah salah satu dari banyak anak muda yang memblokir kapal tanker minyak.
"Setelah memblokir industri yang membakar masa depan kami, kami sekarang dituduh melakukan kejahatan. Sementara tuduhan diajukan terhadap kami, kejahatan sebenarnya berlanjut di dalam gerbang yang kami blokir," katanya kepada CNN awal Juli 2023.
Advertisement