Liputan6.com, Jakarta - Raja Charles III dan Ratu Camilla tiba di Kenya pada Senin, 30 Oktober 2023. Kedatangan keduanya disambut dengan seruan agar mereka meminta maaf atas pelanggaran yang terjadi pada masa penjajahan.
Dikutip dari People, Rabu (1/11/2023), raja yang berusia 74 tahun ini akan membahas masa-masa tergelap dalam sejarah penjajahan Inggris selama tur pasangan tersebut di negara Afrika minggu ini. Ia akan "mengakui aspek yang lebih menyakitkan dari sejarah bersama antara Inggris dan Kenya," kata Istana Buckingham ketika kunjungan tersebut dikonfirmasi.
Baca Juga
Tur tersebut merupakan yang pertama ke negara Persemakmuran sejak ia menggantikan mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II, sebagai raja pada September 2022. Pernyataan istana menambahkan bahwa Raja Charles III akan menggunakan sebagian waktunya untuk memperdalam pemahamannya tentang kesalahan yang diderita rakyat Kenya pada periode ini.
Advertisement
Hal tersebut mengacu pada The Emergency atau pemberontakan Mau Mau, yang ditanggapi dengan kekerasan dan tindakan brutal yang dipimpin Inggris pada 1950-an. Sebagai raja konstitusional, Raja Charles III terikat untuk bertindak berdasarkan saran dan rekomendasi pemerintah Inggris saat itu.
Meskipun Inggris telah memberikan kompensasi sekitar 25 juta dolar AS dan menurut Menteri Luar Negeri saat itu pada 2013, mengakui bahwa warga Kenya menjadi sasaran penyiksaan dan bentuk-bentuk perlakuan buruk lainnya di tangan pemerintah kolonial, Inggris belum meminta maaf. Beberapa pakar dan aktivis menginginkan Raja Charles III bertindak lebih jauh dan meminta maaf secara resmi.
Ungkapan Raja Charles III
Pada Senin, 30 Oktober 2023, warga Kenya berkumpul di jalan Mau Mau, sebuah jalan yang dinamai sesuai dengan nama kelompok yang berperang melawan pemerintahan kolonial, di Nairobi. Mereka membawa poster, termasuk yang bertuliskan "Kembalikan artefak kami" dan "Rakyat Kenya mengecam kunjungan raja yang brutal."
Dalam beberapa tahun terakhir, Raja Charles III mengungkapkan kesedihannya atas kengerian perbudakan di koloni Inggris di Karibia dan perdagangan budak dari Afrika dengan kapal Inggris yang berlangsung hingga awal abad ke-19. Berbicara pada upacara kemerdekaan di Barbados pada November 2021, Charles mengatakan "Kekejaman perbudakan yang mengerikan selamanya menodai sejarah kita."
Pada kunjungan terakhirnya ke benua Afrika pada Juni 2022, Charles menyampaikan kepada audiensi di Kigali, Rwanda tentang kesedihan pribadinya. "Saya tidak bisa menggambarkan betapa dalamnya kesedihan pribadi saya atas penderitaan begitu banyak orang, karena saya terus memperdalam pemahaman saya tentang dampak perbudakan yang bertahan lama," katanya.
"Banyak dari kesalahan tersebut terjadi pada generasi yang lebih muda dengan nilai-nilai yang berbeda dan, dalam beberapa hal, lebih rendah. Dengan bekerja sama, kita membangun persahabatan yang baru dan abadi. Ini adalah masalah yang ditanggapi dengan sangat serius oleh Yang Mulia,” kata istana dalam pernyataannya kepada People minggu lalu.
Advertisement
Agenda di Kenya
Selama kunjungan ke Kenya yang berlangsung hingga 3 November 2023, Raja Charles III dan Ratu Camilla akan mengunjungi Taman Nasional Nairobi untuk melihat upaya konservasi penting yang dilakukan oleh Kenya Wildlife Service. Ini merupakan bagian integral dari industri pariwisata yang berkembang pesat di Kenya.
Sebagai pendukung bagi perempuan yang mengalami pelecehan, Ratu Camilla akan bertemu dengan para penyintas kekerasan seksual dan berbasis gender, mempelajari bagaimana mereka didukung dan berbagi wawasannya selama bekerja di bidang ini. Dalam posisinya sebagai pelindung badan amal kesejahteraan kuda Brooke, Ratu juga akan melihat bagaimana badan amal tersebut bekerja sama dengan Masyarakat Kenya untuk Perlindungan dan Perawatan Hewan untuk menyelamatkan keledai yang berisiko dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Raja Charles akan bertemu dengan para pemimpin agama dari komunitas Mombasa yang beragam. Ia akan mendengarkan bagaimana mereka bekerja sama untuk mempromosikan keharmonisan di antara penduduk kota, kata pihak istana.
Raja Charles III Naik Gunung Sendirian Tanpa Pengawalan
Dikutip dari Global Liputan6.com, Raja Charles III dari Inggris mengejutkan para pengendara sepeda, saat mereka berpapasan dengan sang raja yang sedang berjalan sendirian di Balmoral, tanpa pengawalan. Telah terdokumentasikan dengan baik bahwa Raja Charles dan para bangsawan senang berjalan-jalan ketika mereka tinggal di kawasan Balmoral Estate.
Namun sekelompok pengendara sepeda gunung benar-benar terkejut dan tak menduga ketika mereka bertemu dengan sang raja saat dia menikmati jalan-jalan sendirian di Scottish Highlands pada September 2023. Sebuah video yang diunggah oleh Andrew McAvoy alias McTrail Rider, seperti dikutip dari situs Hello Magazine Online, Senin, 9 Oktober 2023, menunjukkan kelompok tersebut menghentikan perjalanan mereka ketika menemukan Raja Charles III yang berpakaian santai.
Raja Charles III terlihat sangat senang mengobrol dengan ketiganya, menanyakan apakah mereka "sudah melintasi (rute) sebelumnya?". Pengendara sepeda lain kemudian bertanya kepada raja, "Apakah ini liburan musim panas Anda ke Balmoral?" yang dijawab Charles, "Ya."
Setelah pertemuannya dengan keluarga kerajaan, Andrew berkata, "Itu adalah seorang raja! Sungguh pria yang baik, pria yang menyenangkan, yang punya waktu untuk kita." Ia menambahkan, "Raja adalah pria yang baik dan dia berjalan ketika semua orang sedang naik sepeda."
Advertisement