Liputan6.com, Jakarta - Aktivis Monica Lewinsky menjadi duta merek pakaian wanita Reformation untuk kampanye barunya yang ingin mendorong perempuan berpartisipasi sebagai pemilih dalam Pemilu AS 2024. Tentu publik masih teringat sosok Lewinsky yang ramai dibahas karena skandal dengan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton.
"Memilih adalah menggunakan suara kita untuk didengarkan dan ini adalah aspek demokrasi yang paling menentukan – dan kuat," kata Lewinsky dalam rilis yang mengumumkan kampanye tersebut, seperti dikutip dari laman People, Selasa (27/2/2024).
Wanita yang kini berusia 50 tahun itu menambahkan, "Memilih selalu penting, namun pertaruhannya sangat tinggi tahun ini karena rasa frustrasi dan sikap apatis pemilih mengancam akan berdampak besar pada jumlah pemilih."
Advertisement
Kampanye ini menampilkan sosok Lewinsky yang diambil oleh fotografer Zoey Grossman dalam koleksi pakaian kerja baru seperti jas hujan kulit dan gaun midi berikat hitam dari merek tersebut. Koleksi tersebut akan diluncurkan bersamaan dengan pusat pemungutan suara terpadu yang dibuat bekerja sama dengan Vote.org.
Hub ini akan menawarkan panduan lengkap tentang segala hal yang perlu diketahui pemilih tentang bagaimana, kapan, dan mengapa memilih tahun ini. Juga sebagai bagian dari kampanye, Reformasi akan memberikan donasi ke Vote.org, dan 100 persen hasil dari kaus "Anda Punya Kekuatan" akan disumbangkan ke organisasi tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Elle, Lewinsky mengakui bahwa apatisme pemilih dalam Pemilu adalah sebuah masalah menjelang siklus 2024. Ia mengatakan telah melihat jajak pendapat bahwa rasa frustrasi pemilih meningkat dan sikap apatis juga meningkat.
Ingin Membantu Perempuan Merasa Berdaya
"Kita semua harus mengingatkan satu sama lain bahwa kita tidak boleh membiarkan hal itu menghalangi kita untuk memilih, itulah cara kita menggunakan suara kita. Di situlah kekuatan kami," kata wanita yang pernah magang di Gedung Putih ini.
Bahkan di luar isu pemungutan suara, Lewinsky ingin menggunakan kampanye ini untuk membantu perempuan merasa berdaya, dengan mengatakan dalam rilisnya, “Perempuan Ref adalah perempuan yang berdaya – dan perempuan yang berdaya menggunakan suaranya."
Dia menguraikan pentingnya pemberdayaan bagi Elle, dengan mengatakan, "Saya tidak tahu apakah ini akan terdengar klise, tapi menurut saya cara agar perempuan dapat merasa lebih berdaya adalah dengan mengenali tempat-tempat di mana mereka mungkin memerlukan lebih banyak bantuan dan meminta bantuan tersebut."
Sebagai seorang pembuat perubahan dan aktivis, Lewinsky menjauh dari kehidupan publik menyusul perhatian media yang tiada henti seputar perselingkuhannya yang terkenal di dunia dengan Presiden Bill Clinton pada 1998.
Advertisement
Monica Lewinsky Bangkit Setelah Terpuruk
Setelah hampir satu dekade terpuruk, pada tahun 2014 lalu, Lewinsky kembali tampil di hadapan publik dengan fokus menggunakan platformnya untuk kebaikan. Ia juga membantu orang lain yang juga mengalami perundungan dengan meluncurkan kampanye “Stand Up to Yourself”.
Dia juga mendapatkan kembali suaranya sendiri, memproduksi Impeachment: American Crime Story tahun 2021, serial FX terkenal yang menciptakan kembali kisahnya dan menggambarkan sisi ceritanya, membantu pemirsa memahami rasa sakit yang dia alami karena berada di bawah penilaian penting opini publik dan lanskap media yang keras pada saat itu.
Terlepas dari perhatian media selama bertahun-tahun, Lewinsky mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Today pada tahun 2023 bahwa dia masih merasa memberikan wawancara “sulit.”"Ini tidak wajar bagi saya. Tapi itu - Anda tahu, ini adalah perjalanan panjang dari tahun 98," katanya. "Sudah 25 tahun berlalu. Dan saya bersyukur, saya sangat bersyukur dengan keadaan sekarang."
Kasus Skandal dengan Bill Clinton
Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, pada 21 Januari 1998, warga Amerika Serikat (AS) dihebohkan artikel The Washington Post berjudul "Clinton Accused of Urging Aide to Lie". Pada artikel itu perselingkuhan antara Presiden Bill Clinton dan Monica Lewinsky akhirnya terang benderang.
Monica Lewinsky adalah mantan pegawai magang di Gedung Putih pada 1995. Hubungan mereka sejatinya tersembunyi dengan baik, namun dewi fortuna berkata lain.
Mulanya, Bill Clinton sedang terjerat kasus pelecehan terhadap wanita bernama Paula Jones. Investigasi kasus tersebut dipimpin jaksa khusus bernama Ken Starr.
Dalam investigasi itu, Monica Lewinsky membela Bill Clinton dengan memberi keterangan palsu di bawah sumpah. Kebohongan Lewinsky terkuak akibat lisannya sendiri. Ia ternyata bercerita soal kasus itu ke teman kerjanya, yakni Linda Tripp.
Monica dan Linda bekerja di Kementerian Pertahanan AS. Monica Lewinsky dipindahkan ke kementerian itu setelah magang di Gedung Putih. Linda Tripp menyerahkan rekaman percakapan bersama Monica Lewinsky ke investigator Ken Starr. Dalam percakapan itu, Monica membahas hubungan panasnya bersama Bill Clinton.
Advertisement